Goals dan objectives sering diringkas ke dalam suatu pernyataan misi atau
penyataan visi. Suatu pernyataan visi menggambarkan peta ke mana anda ingin
berada masa yang akan datang. Dia menggambarkan bagaimana anda melihat peristiwa-peristiwa
dalam 10 atau 20 tahun akan datang jika segala sesuatu berjalan pasti seperti
anda harapkan. Suatu pernyataan misi dan pernyataan visi adalah sama, kecuali
pernyataan misi tersebut lebih dekat.
Dia merinci apa yang anda mau lakukan
sekarang untuk mencapai tujuan anda. Umpamanya pernyataan misi singkat Ford
“Kualitas adalah pekerjaan nomor satu”. Tetapi kebanyakan dari pernyataan misi
lebih rinci yang sering menggambarkan apa yang akan dilakukan, untuk siapa, dan
mengapa. Bill Gates mempunyai misi yang sederhana :” Sebuah personal computer
di atas setiap meja, dan setiap computer menggunakan software Microsoft”.
Pernyataan misi.
Menurut hasil penelitian Jones dan Kahaner (1999)
para manajer lebih menyukai pernyataan misi daripada alat apapun yang lain,
karena memungkinkan untuk membuat perbedaan dalam apakah sebuah perusahaan
sukses atau gagal. Pernyataan misi perusahaan kadang-kadang disebut
pernyataan nilai, kredo, atau prinsip perusahaan sebagai lampu pembimbimg
keuangan perusahaan yang operasional dan etis. Dia bukan moto atau slogan, dia
mengutarakan tujuan, impian, perilaku, budaya, dan strategi perusahaan melebihi
dokumen apapun juga lainnya. Pernyataan misi dengan cepat dapat memberi tahu
bagaimana perusahaan dapat bertindak.
Pernyataan misi bukan hanya konsep dan falsafah yang
dirancang, tetapi gagasan yang dipikirkan secara matang dan cermat. Dengan
demikain pernyataan misi dapat membantu perusahaan mencapai dan melampaui
impian keuangan mereka, memperlakukan karyawan mereka dengan baik, membebaskan
perusahaan dari krisis, dan mermperlihatkan ke luar hal yang benar untuk
dilakukan. Pernyataan misi dapat dibandingkan sebagai peta jalan untuk jalan
raya.
Pada tahun 1980-an menurut hasil penelitian Jones dan
Kahaner (1999:7) banyak perusahaan menulis atau menulis kembali pernyataan misi
mereka dengan adanya rekayasa ulang, perampingan, restrukturisasi secara
mendasar. Mereka memerlukan falsafah baru untuk mengatasi iklim bisnis yang
senantiasa berubah, yang mencakup kesadaran atas keragaman budaya, pemberdayaan
pekerja, globalisasi, fungsi pelayan lingkungan, mutu total, kerjasama tim, dan
penekanan pada pelanggan. Pernyataan misi digunakan sebagai alat “menghimpun
pasukan”, serta memberlakukan budaya atau perilaku perusahaan.
Beberapa contoh pernyataan misi perusahaan, misalnya
:
AT&T
: Rasa hormat kepada individu, pengabdian untuk membantu pelanggan, standar
integritas tinggi, inovasi, kerjasama tim.
Boeing
– misi jangka panjang, menjadi perusahaan penerbangan ruang angkasa nomor satu
di dunia perusahaan industri utama dalam pengertian mutu, kemampuan memperoleh
keuntungan, danpertumbuhan.
Kompetensi inti
Kompetensi inti
adalah sesuatu organisasi dapat melakukan dengan baik misi dan visinya dengan memenuhi tiga
kondisi yang dispesifikasikan oleh Hamel & Prahalad (1990) : menjamin manfaat bagi pelanggan, sukar
ditiru oleh pesaing-pesaing, dapat mengungkit secara luas banyak produk dan
pasar. Kompetensi inti dapat mengambil beberapa bentuk : pengetahuan teknis, proses yang
handal, berhubungan erat dengan para pelanggan dan pemasok. Ia
juga mencakup pengembangan produk dan budaya organisasi seperti dedikasi
karyawan. Teori bisnis modern menyarankan agar aktivitas-aktivitas yang bukan
bagian dari kompetensi dilakukan dengan outsourcing.
Jika suatu kompetensi inti menghasilkan keuntungan jangka panjang bagi
perusahaan, maka ini disebut keunggulan bersaing yang berkelanjutan.
Untuk mempertahankan kompetensi inti, bila
terjadi perubahan-perubahan lingkungan, maka pernyataan misi harus disesuaikan
dengan perubahan-perubahan tersebut.Tetapi, keberhasilan organisasi sering membuat manajemen
atau pemilik perusahaan menjadi buta, sehingga tidak dapat lagi melihat suatu
kebenaran berupa suatu kebutuhan organisasi yang harus dipenuhi. Disinilah
letak mulainya kebangkrutan suatu organisasi baik bisnis, maupun non bisnis
seperti lembaga pendidikan, rumah sakit, dan lain-lain organisasi.Memang suatu ironi yang umumnya terjadi pada
organisasi atau perusahaan di Indonesia, kebangkrutan segera terjadi setelah menikmati suatu
keberhasilan sesaat.
Resepnya
adalah ikutilah hukum-hukum bisnis yang didasarkan pada teori bisnis;
terapkanlah : transformational
leadership yang memberikan inspirasi pada karyawan dan
melibatkannya dalam penetapan misi; transcedental
leadership yang mengandung unsur-unsur spiritual sehingga kalau
perusahaan menjadi kaya tidak berubah menjadi kikir (bakhil); dan quite leadership
mengajarkan dan memberikan otonomi pada karyawan untuk menjadi inovatif dan kreatif;
tinggalkanlah transactional
leadership yang mendasarkan pada perintah.