Laman

Jumat, 14 Juli 2017

Manajemen Kepemimpinan dalam Islam

 Dari teori dasarnya meliputi: hakikat kepemimpinan, dan urgensi kepemimpinan. Serta aplikasinya meliputi: tugas kepemimpinan, fungsi kepemimpinan, karakteristik pemimpin yang efektif, syarat-syarat pemimpin, dan aspek perbandingan antara; pemimpin, ketua, manajer.
            
Hal-hal tersebut akan saya uraikan secara singkat dan jelas, agar pembaca dapat mengerti apa yang saya tulis dalam tugas saya ini. Saya berharap kita semua bisa mengetahui teori dasar “Manajemen Kepemimpinan dalam Islam” dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan kita sebagai seorang pemimpin. Hal-hal ini sangat penting untuk digunakan, karena sewaktu-waktu akan sangat berguna untuk kita, dari waktu kita sekarang membaca tulisan ini sampai masa depan kita nanti.

Hakikat
            Hakikat kepemimpinan dalam pandangan Islam adalah amanah yang harus dijalankan dengan baik dan dipertanggungjawabkan bukan saja di dunia tapi juga di hadapan Allah nanti di akhirat. Kepemimpinan yang tidak dilakukan secara profesional dan proporsional adalah pengkhianatan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Dalam sabda Rasulullah SAW:
“Bagi siapa yang memimpin suatu urusan kaum muslimin lalu ia mengangkat seseorang padahal ia menemukan orang yang lebih pantas untuk kepentingan umat Islam dari orang itu, maka dia telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (H.R. Hakim)
“Tidak ada seorangpun pemimpin yang diminta oleh Allah memimpin rakyat yang mati sedang dia curang terhadap rakyatnya kecuali Allah mengharamkan atas dirinya mencium bau surga.” (H.R. Muslim)
Kepemimpinan seharusnya tidak dicari apalagi diperebutkan, kecuali dalam kondisi tertentu untuk kemaslahatan yang lebih luas. Rasulullah bersabda:
“Sungguh saya tidak akan memberikan kepemimpinan ini kepada orang yang mencarinya, karena sesungguhnya kepemimpinan itu adalah amanah dan akan membawa derita nanti pada hari kiamat.”
              Perebutan dan jual-beli kepemimpinan adalah bukti kurangnya kesadaran kita untuk melahirkan pemimpin yang menjaga amanah dan kemaslahatan umat. Semua orang berpotensi menjadi pemimpin, tapi tidak semua orang bisa menjadi pemimpin, karena tanggungjawab yang berat dan komplek. Pemimpin masih butuh koreksi dan dukungan dari umat.

Urgensi Kepemimpinan
            Dalam kehidupan keagamaan kepemimpinan adalah suatu yang sangat urgen dalam mencapai cita-cita bersama. Dalam menata kehidupan yang dinamis dan interaktif sudah pasti dituntut adanya seorang pemimpin yang bertugas melaksanakan, memandu dan membawa pekerjaan itu ke arah tercapainya sasaran.
            Begitu urgennya kepemimpinan, sehingga Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita untuk mengangkat seorang pemimpin walaupun dalam komunitas yang paling kecil sekalipun dan sasarannya sangat sederhana. Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila ada tiga orang diantara kamu keluar dalam suatu perjalanan, maka hendaklah mereka mengangkat salah seorang di antara mereka seorang pemimpin.” (H.R. Abu Daud)
            Bukti lain urgensi kepemimpinan dalam Islam yaitu para sahabat Rasulullah SAW lebih memprioritaskan mengurus masalah suksesi kepemimpinan Rasulullah SAW, dibanding mengurus pemakaman Rasulullah SAW. Artinya dalam berjama’ah tidak boleh ada kevakuman kepemimpinan.

Tugas Kepemimpinan
            Istilah yang dipakai untuk menyebut seorang pemimpin dalam Islam dan mencerminkan tugasnya, yaitu sebagai berikut:
· Khalifah: secara etimologis berarti pengganti atau pelanjut tugas-tugas Rasulullah SAW. Tugas kepemimpinan dalam Islam adalah melanjutkan tugas-tugas risalah yang diemban Rasulullah SAW.
·     Imam: secara etimologis artinya yang diikuti dan ditaati.
·   Amier: secara bahasa amier artinya adalah yang diperintah atau disuruh. Bahwa seorang pemimpin itu adalah orang yang siap diperintah atau disuruh oleh umat, demi kepentingan mereka. Pemimpin dalam Islam adalah melayani umat bukan dilayani umat.
· Ra’in: secara bahasa adalah pengembala, tugas seorang pemimpin adalah menjaga, merawat, dan memberi perhatian penuh kepada umat.
·   Qaa’id: secara bahasa adalah penuntun atau pembimbing. Bahwa seorang pemimpin itu punya tugas sebagai penuntut umat dan pembimbing mereka ke jalan yang benar yang diridhai Allah.

Fungsi Kepemimpinan
            Kepemimpinan dalam Islam memiliki fungsi strategis dan fungsi operasional.
Fungsi strategis pemimpin itu sebagai:
1.  Fasilitator yang membantu tercapainya sasaran dan tujuan jama’ah.
2.  Dinamisator yang menggerakkan dan memotori jama’ah menuju sasaran yang ingin dicapai.
3.  Kekuatan moral yang mampu menjaga kohesi jama’ah dan menyelesaikan konflik serta perselisihan yang mungkin terjadi di dalam jama’ah.

Fungsi operasional pemimpin itu sebagai:
1.      Organisator yang mengorganisir dan mengatur relasi dan keterikatan antar individu atau kelompok yang ada dalam jama’ah.
2.      Mampu mengatur berbagai potensi yang ada dalam jama’ah untuk kemudian dimanfaatkan untuk mencapai tujuan jama’ah.
3.      Administrator yang menjaga, menata dan mengevaluasi hasil-hasil yang sudah dicapai oleh jama’ah untuk mencapai tujuan yang lebih jauh lagi.

Karakteristik Pemimpin yang Efektif
Sebagai pemimpin akan efektif dalam menjalankan tugasnya, apabila memenuhi karakteristik berikut ini:
  • · Memiliki sasaran yang jelas dan yakin bahwa dirinya mampu melaksanakan. Dengan memperlihatkan kepada mereka usaha dan motivasi yang kuat secara berlanjut mereka akan tambah semangat, yang akhirnya produktivitas kerja jama’ah semakin meningkat.
  • ·         Tenang dan mampu menahan diri, apapun yang dihadapi seorang pemimpin.
  • ·   Bertanggungjawab, artinya seorang pemimpin harus merasa apa yang diembannya itu adalah amanah dari Allah dan dari umat, sehingga mendorongnya untuk melaksanakan kepemimpinannya dengan baik.
  • ·       Mengenali staf dan anggotanya, hal ini akan memberi pengaruh yang sangat besar pada penciptaan keselarasan dalam bekerjasama dan akan memberikan motivasi kepada anggotanya untuk bekerja lebih baik dan berinovasi.
  • ·   Cekatan dan inovatif, artinya seorang pemimpin yang efektif harus cepat dan tegas dalam mengambil tindakan.
  • ·         Memberikan keteladanan dan contoh.

Syarat-syarat Pemimpin
Untuk menjadi seorang pemimpin diperlukan syarat-syarat tertentu supaya dapat merealisasikan tugas dan fungsinya. Syarat-syarat itu adalah:
1.      Memiliki integritas moral yang tinggi (amanah, shiddiq, adil, dan sabar);
2.      Memiliki kecerdasan intelektual (fathanah, basthatan fil ilmi);
3.      Komunikatif dan interaktif dengan sesama. (tabligh);
4.      Memiliki kecerdasan emosional dan kepekaan sosial (azizun aaihi maa ‘anittum, harisun alaikum, ro’uf rohiem);
5.      Berpenampilan sempurna secara fisik (basthatan fil jismi);
6.      Memiliki keberanian dan tanggungjawab (syaja’ah dan sahamah);
7.      Ditempa dan dilatih dengan pengalaman hidup yang panjang. (tarbiyah dan tajribah ‘Aridhah)

Pemimpin, Ketua, dan Manajer
Aspek Perbandingan
Pemimpin
Ketua
Manajer
Pemilihan
Dipilih oleh jama’ah berdasarkan pengakuan spontan dari anggota-anggotanya.
Terpilih karena suatu sistem dan bukan hasil pengakuan spontan.
Diperoleh melalui pengangkatan.
Sasaran
Bekerja untuk mewujudkan sasaran yang dimandatkan jama’ah.
Bekerja untuk mewujudkan target yang dipilih secara pribadi dalam batas-batas kepentingannya.
Targetnya meraih keuntungan materi atau kedudukan.
Anggota
Para anggota memilih pemimpin dan menjadi pengikutnya.
Kita tidak dapat mengatakan para bawahan sebagai pengikut karena mereka tidak menerima otoritas atasan berdasarkan kemauan mereka.
Kita tidak menyebut anggota-anggotanya sebagai pengikut atau bawahan.
Otoritas (kekuasaan)
Otoritas pemimpin merupakan pilihan spontan dari pihak anggota jama’ah.
Otoritas pimpinan datang dari otoritas luar jama’ah.
Terkadang dipilih dari anggota yang paling tua atau senior.
Hubungan
Seorang pemimpin bekerja dengan cara melebur dan berbaur dengan para pengikutnya.
Terdapat jurang dan jarak sosial yang memang disengaja antara kepala dan bawahan.
Hubungan diatur oleh program-program dan terikat dengan pekerjaa

Kamis, 01 Juni 2017

MISI, KOMPETENSI INTI DAN PERNYATAAN VISI

Goals dan objectives sering diringkas ke dalam suatu pernyataan misi atau penyataan visi. Suatu pernyataan visi menggambarkan peta ke mana anda ingin berada masa yang akan datang. Dia menggambarkan bagaimana anda melihat peristiwa-peristiwa dalam 10 atau 20 tahun akan datang jika segala sesuatu berjalan pasti seperti anda harapkan. Suatu pernyataan misi dan pernyataan visi adalah sama, kecuali pernyataan misi tersebut lebih dekat. 

Dia merinci apa yang anda mau lakukan sekarang untuk mencapai tujuan anda. Umpamanya pernyataan misi singkat Ford “Kualitas adalah pekerjaan nomor satu”. Tetapi kebanyakan dari pernyataan misi lebih rinci yang sering menggambarkan apa yang akan dilakukan, untuk siapa, dan mengapa. Bill Gates mempunyai misi yang sederhana :” Sebuah personal computer di atas setiap meja, dan setiap computer menggunakan software Microsoft”.

Pernyataan misi.
Menurut hasil penelitian Jones dan Kahaner (1999) para manajer lebih menyukai pernyataan misi daripada alat apapun yang lain, karena memungkinkan untuk membuat perbedaan dalam apakah sebuah perusahaan sukses atau gagal. Pernyataan misi perusahaan kadang-kadang disebut pernyataan nilai, kredo, atau prinsip perusahaan sebagai lampu pembimbimg keuangan perusahaan yang operasional dan etis. Dia bukan moto atau slogan, dia mengutarakan tujuan, impian, perilaku, budaya, dan strategi perusahaan melebihi dokumen apapun juga lainnya. Pernyataan misi dengan cepat dapat memberi tahu bagaimana perusahaan dapat bertindak.

Pernyataan misi bukan hanya konsep dan falsafah yang dirancang, tetapi gagasan yang dipikirkan secara matang dan cermat. Dengan demikain pernyataan misi dapat membantu perusahaan mencapai dan melampaui impian keuangan mereka, memperlakukan karyawan mereka dengan baik, membebaskan perusahaan dari krisis, dan mermperlihatkan ke luar hal yang benar untuk dilakukan. Pernyataan misi dapat dibandingkan sebagai peta jalan untuk jalan raya.

Pada tahun 1980-an menurut hasil penelitian Jones dan Kahaner (1999:7) banyak perusahaan menulis atau menulis kembali pernyataan misi mereka dengan adanya rekayasa ulang, perampingan, restrukturisasi secara mendasar. Mereka memerlukan falsafah baru untuk mengatasi iklim bisnis yang senantiasa berubah, yang mencakup kesadaran atas keragaman budaya, pemberdayaan pekerja, globalisasi, fungsi pelayan lingkungan, mutu total, kerjasama tim, dan penekanan pada pelanggan. Pernyataan misi digunakan sebagai alat “menghimpun pasukan”, serta memberlakukan budaya atau perilaku perusahaan.

Beberapa contoh pernyataan misi perusahaan, misalnya :

AT&T : Rasa hormat kepada individu, pengabdian untuk membantu pelanggan, standar integritas tinggi, inovasi, kerjasama tim.

Boeing – misi jangka panjang, menjadi perusahaan penerbangan ruang angkasa nomor satu di dunia perusahaan industri utama dalam pengertian mutu, kemampuan memperoleh keuntungan, danpertumbuhan.

Kompetensi inti
Kompetensi inti adalah sesuatu organisasi dapat melakukan dengan baik misi dan visinya dengan memenuhi tiga kondisi yang dispesifikasikan oleh Hamel & Prahalad (1990) : menjamin manfaat bagi pelanggan, sukar ditiru oleh pesaing-pesaing, dapat mengungkit secara luas banyak produk dan pasar. Kompetensi inti dapat mengambil beberapa bentuk : pengetahuan teknis, proses yang handal, berhubungan erat dengan para pelanggan dan pemasok. Ia juga mencakup pengembangan produk dan budaya organisasi seperti dedikasi karyawan. Teori bisnis modern menyarankan agar aktivitas-aktivitas yang bukan bagian dari kompetensi dilakukan dengan outsourcing. Jika suatu kompetensi inti menghasilkan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan, maka ini disebut keunggulan bersaing yang berkelanjutan.

Untuk mempertahankan kompetensi inti, bila terjadi perubahan-perubahan lingkungan, maka pernyataan misi harus disesuaikan dengan perubahan-perubahan tersebut.Tetapi, keberhasilan organisasi sering membuat manajemen atau pemilik perusahaan menjadi buta, sehingga tidak dapat lagi melihat suatu kebenaran berupa suatu kebutuhan organisasi yang harus dipenuhi. Disinilah letak mulainya kebangkrutan suatu organisasi baik bisnis, maupun non bisnis seperti lembaga pendidikan, rumah sakit, dan lain-lain organisasi.Memang suatu ironi yang umumnya terjadi pada organisasi atau perusahaan di Indonesia, kebangkrutan segera terjadi setelah menikmati suatu keberhasilan sesaat.

Resepnya adalah ikutilah hukum-hukum bisnis yang didasarkan pada teori bisnis; terapkanlah : transformational leadership yang memberikan inspirasi pada karyawan dan melibatkannya dalam penetapan misi; transcedental leadership yang mengandung unsur-unsur spiritual sehingga kalau perusahaan menjadi kaya tidak berubah menjadi kikir (bakhil); dan quite leadership mengajarkan dan memberikan otonomi pada karyawan untuk menjadi inovatif dan kreatif; tinggalkanlah transactional leadership yang mendasarkan pada perintah.


Kamis, 11 Mei 2017

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP KOMUNIKASI


          
Perkembangan media sosial sangat cepat diawal tahun 90-an setelah ditemukannya komputer dan perkembangan internet, begitu drastis merubah tatanan sosial masyarakat dalam pergaulan dan komunikasi individu begitu mudah dan terbuka menghilangkan privacy yang selama ini menjadi kekuatan masyarakat, sehingga sulit mengungkapkan kepribadian seseorang termasuk public figure. Keterbukaan dengan adanya media sosial bukan hal yang positif bagi sesorang yang ingin mempertahankan keberadaan pribadinya, sehingga masih banyak tidak menjadikan media sosial sebagai alat keterbukaan dan menutup corong masuknya peneratas kehidupan organisasi dan pencitraan pribadinya. Personal branding is not only public figure’s, it’s for everyone. Sisi lain media sosial itu wujud kemajuan akan teknologi yang sulit dihindari. Teknologi dianggap sebagai alat kontrol masyarakat.
           Beberapa ahli mengungkapkan beberapa dampak adanya media sosial dalam meningkatkan peran sosial dan transfer teknologi bagi para netizen. Secara umum berdampak secara positif  dan negatif. Social Media mampu bersaing dengan berbagai media komunikasi lainya, bahkan memberi dampak yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Sudah bukan jamannya lagi yang terkenal adalah artis/public figure/politikus. Siapa saja dapat terkenal sekarang ini, dari yang “nobody” menjadi “sombody”. Siapa bilang biayanya mahal? Berbagai social Media seperti Facebook, Twitter, Youtube, Flickr, dll: dapat menjadi media untuk unjuk gigi. Menciptakan differensiasi adalah kunci utama untuk mendapatkan popularitas di Social Media. Keunggulan membangun personal branding melalui Social Media adalah media ini tidak mengenal trik atau popularitas semu, karena audience-lah yang menentukan. Dulu mereka orang biasa, namun setelah video  unik mereka di tonton oleh beribu-ribu penonton melalui YouTube nama mereka langsung melambung.
        Alasannya Orang tidak terus menerus lihat televisi, mereka juga menggunakan mobile phones yang lebih praktis untuk menengok apa yang terjadi seharian sambil bekerja dan berbisnis.Fenomena ini tentu tidak asing bagi kita, televisi meliputi berbagai perubahan cara hidup masyarakat saat ini yang cenderung begitu mencintai telepon genggam mereka. Seperti yang kita tahu telepon genggam saat ini bukan telepon genggam biasa, bukan sekedar berfungsi menelphon, tapi sangat sempurna mengatur semua kehidupan dari mulai urusan pribadi, pekerjaan, transfer uang, sampai untuk meningkatkan kemampuan bisnis dan komunikasi dengan sesama kolega bisnis. Mereka menyebutnyasmart phones dengan berbagai macam fiture canggih yang tidak diperkirakan sebelumnya, walalupun berakibat canibal bagi teknologi yang sudah ada.
          Sehingga Social Media memberikan kesempatan untuk berinteraksi lebih dekat dengan publik. Social Media bersifat viral, yang berati memiliki sifat seperti virus, yaitu menyebar dengan cepat. Social Media dapat menjadi media untuk membentuk komunitas online. Social Media juga sebagai jalan menemukan atau menciptakan para Brand Evangelist kita. Social Media memberikan kita peluang masuk ke komunitas yang telah ada sebelumya. Dan Social Media memberikan Anda kesempatan untuk mendapatkan feed back secara langsung.
            Setiap kemajuan teknologi media sosial ada dampak negatifnya terhadap pelaksanaan tatanan sosial yang tidak bisa digantikan dengan teknologi. tekanan kejiawaan ketika ketergantungan psikologis kita terhadap media sosial begitu tinggi, seperti media internet ingin menggantikan kehidupan basis sosial, keagamaan dan budaya kita..


Minggu, 12 Maret 2017

HAMBATAN MANUSIA DALAM KOMUNIKASI



 BY ; AHMAD ELQORNI

Efektifitas berkomunikasi baik personal, interpersonal dan intrapersonal selalu dihadapkan adanya perbedaan yang menyebabkan kesalahanpahaman sehingga celah-celah komunikasi akan tertutup dan berujung pada konflik individu  dan kelompok yang merugikan organisasi. Hambatan komunikasi akan mengganggu efektiftas komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung,  baik itu hambatan manusiawi, psikologi, teknis dan hambatan antar budaya.

1. Hambatan Dari Personal.
Persepsi selektif seseorang akan menolak atau salah mengartikan informasi yang tidak sesuai dengan anggapan-anggapan atau harapan-harapan yang secara emosional dibentuk sebelumnya. Selain perbedaan individu dalam keterampilan komunikasi sangat berpengaruh terhadap diterimanya pesan oleh orang lain.

2.    Hambatan Antar Personal
Hambatan kita dalam berkomunikasi selain personal yang menyangkut mental dan konsisi fisik ternyata sangat dipengaruhi adanya pola hubungan antar pribadi antara lain : adanya kepercayaan, kredibilitas yang diajak komunikasi, dan kesamaan persepsi.
a)    Kepercayaan.
Karakter pokok komunikasi adalah saling mempercayai. Kecurigaan seseorang menyebabkan tersekatnya sebuah hubungan yang menyebabkan individu menutup diri dan berbicara hati-hati dan alakadarnya sampai adanya penutupan komunikasi sepihak.
b)    Kredibilitas.
Seseorang akan membuka celah komunikasi apabila terlihat dalam persepsi awal terlihat adanya kejujuran, selain respect akan terbuka ketika kita melihat lawan komunikasi dilihat kredibilitas keahlian, kemampuan, dinamisme, antuasiame dalam menjalin komunikasi, sehingga lawan kita akan terbuka dan memberikan semua hal yang sebelumnya tidak diketahui.
c)    Kesamaan pengirim-penerima.
Perasaan senasib dan sederajat akan membuka pembicaraan lebih lugas dan tuntas, walaupun sebelumnya belum saling mengenal.bagaimana ketemunya teman kita yang sedaerah di ibukota, seorang perantau ketemu...

3. Hambatan karena  Status
  Pada umumnya orang-orang lebih senang  mengarahkan komunikasinya mereka ke individu yang statusnya lebih tinggi.
a)    Orang-orang dengan status tinggi pada umumnya lebih banyak berkomunikasi antara yang satu dengan yang lain yang berstatus lebih rendah.
b)    Orang dengan status lebih tinggi pada umumnya lebih mendominasi pembicaraan dibanding orang-orang yang berstatus lebih rendah.
Hambatan diatas yang berhubungan dengan status ada transmisi hirarkis yaitu hirarkhi dikembangkan tidak hanya untuk memudahkan pencapaian sasaran kegiatan tetapi juga karena sangat diperlukan untuk komunikasi. Proses-proses individual tertentu juga mengubah transmisi hirarkis, antara lain
a)  Penyingkatan(Condensation): para penerus berita sering cenderung mungubah isi berita dengan menyampaikan hanya pokok-pokok berita. Penyingkatan berita terjadi ketika topik yang sampaikan terlalu padat, tetapi mengakibatkan adanya salah paham bagi penerima berita bagi hirarkhi bawah.
b)  Pengharapan(Expectation): penerus info sering membelokkan komunikasi ke arah yang sesuai dengan sikap-sikap dan pengharapan mereka sendiri. Arah komunikasi ditentukan pembawa informasi, seperti seorang penulis mengkomunikasikan bukunya sesuai dengan pola pikirnya yang belum tentu sesuai dengan pembacanya.
c)    Asosiasi (Asociation): Bila peristiwa atau akibat-akibat terjadi bersamaan di masa lalu, peristiwa tsb sering dihubungkan satu dengan yang lain. Kejadian masa lalu menjadi seseorang menjadi standar perilakunya.
d)    Ukuran kelompok (Size Group): Semakin besar kelompok akan semakin kecil kemungkinan tercapainya komunikasi yang memuaskan. Ketika orang berbondong-bondong mengajukan petisi sulit diterima dengan jumlah orang banyak, sehingga membutuhkan kelompok kecil yang mewakili jauh lebih efektif bisa diterima.bisa juga bukan untuk diterima langsung tetapi hanya membentuk opini.
e)    Kendala ruangan (Place): karakter fisik ruangan akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas komunikasi.Orang akan beteriak-teriak ketika komuikasi dalam badai. Alat musik yang didengarkan dalam ruangan kedap suara terasa berbeda dengan konser musik diruang lapang yang terbuka membutuhkan soundsystem dayanya yang besar.

4. Hambatan Teknologi
.
Ada beberapa hambatan yang diakibatkan oleh persepsi dan ketidak pahaman teknologi:
a)    Bahasa dan  pengertian.
Kata-kata yang sama belum tentu punya pengertian yang sama. Bisa menyebabkan salah pengertian. Perbedaan bahasa bisa menyebabkan persepsi bagi pengguna komunikasi tersebut lain artinya, pepaya (bahasa Indonesia) dalam bahasa sunda ’gedang’ diartikan berbeda dalam bahasa jawa diartikan dengan pisang.
b)    Isyarat non verbal.
Isyarat nonverbal terkadang bisa menghambat terhadap suatu komunikasi yang menyebabkan perbedaan persepsi. Bahasa isyarat yang tidak mempertimbangkan kesmaan universal bahasa akan mengakibatkan salah persepsi.
c)    Efektivitas saluran.
Saluran komunikasi sering terjadi dipengaruhi oleh kurang memahami seseorang terhadap teknologi, sehingga kecanggihan komunikasi tidak bisa dimanfaatkan maksimal. Media Google bisa digunakan secara positif bagi para dosen dan mahasiswa untuk menambah wawasan dan mencari makalah, tetapi bagi masyarakat umum hanya sekedar media hiburan semata. Sehingga teknologi mengakibatkan masalah sosial masyarakat seperti perilaku apatis, kurang sensitif pada kejadian, mengurangi kepedulian pada tatakrama keluarga, dll.

5. Hambatan antar Budaya (intercultural communication).
Hambatan komunikasi dalam komunikasi antar budaya mempunyai bentuk seperti sebuah gunung es yang terbenam di dalam air. Dimana hambatan komunikasi yang ada terbagi dua menjadi yang diatas air (above waterline) dan dibawah air (below waterline).
Faktor-faktor hambatan komunikasi antar budaya yang berada dibawah air (below waterline) adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang, hambatan semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenis-jenis hambatan semacam ini adalah persepsi (perceptions), norma (norms), stereotip (stereotypes), filosofi bisnis (business philosophy), aturan (rules), jaringan (networks), nilai (values), dan grup cabang (subcultures group). Sedangkan terdapat 9 (sembilan) jenis hambatan komunikasi antar budaya yang berada diatas air (above waterline).

Menurut Chaney & Martin (2004:11–12), Hambatan komunikasi semacam ini lebih mudah untuk dilihat karena hambatan-hambatan ini banyak yang berbentuk fisik. Hambatan-hambatan tersebut adalah:

a)    Fisik (Physical) 
Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu (jarak dan perbedaan waktu antara barat dan timur), lingkungan (kondisi alam), kebutuhan diri, dan juga media fisik (tidak adanya alat komunikasi) selain kondisi fisik individu. Seperti hambatan suara, dengung, pengucapan suara, bunyi vocal, dll.

b). Budaya (Culture)
Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan pemaknaan terhadap penafsiran dari suku menyebabkan terjadinya hambatan komunikasi.

c). Persepsi (Perceptual)
Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal. Sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda.

d)    Motivasi (Motivational)

Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau apakah pendengar tersebut sedang malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi.

e)    Pengalaman (Experiential)
Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu.

f)      Emosi (Emotional)
Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui.

g). Bahasa (Linguistic)
Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan (sender)dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan.

h). Nonverbal
Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi. Contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan (receiver) ketika pengirim pesan (sender) melakukan komunikasi. Wajah marah yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.

i). Kompetisi (Competition)  
Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan. Contohnya adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena melakukan 2 (dua) kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan mendengarkan pesan yang disampaikan melalui telepon selularnya secara maksimal.
         
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton (1992:10-11), ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah:

a) Status Effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.

b) Semantic Problems    
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan semantis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian(misunderstanding) atau penafsiran(misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi(miscommunication).

c) Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.

d) Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “gedang” dalam bahasa Sunda artinya buah pepaya, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut artinya pisang.

e) Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.

f) Poor Choice of Communication Channels
.
 Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.

g) No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.