Ada  sesuatu yang baru dalam arena politik Belanda. Itulah pemerintahan   minoritas yang November ini mulai berkuasa di Den Haag. Dua partai   berkoalisi, partai konservatif VVD dan partai kristen demokrat CDA.
Tetapi  masih ada satu partai lagi yang mendukung koalisi minoritas  itu,  walaupun partai ini tidak ikut memerintah. Itulah partai kebebasan  PVV  pimpinan si politikus anti Islam yang juga memblonda rambutnya,  Geert  Wilders. Walaupun anti Islam, Wilders ini ternyata juga orang  Indo yang  berdarah campuran, karena neneknya kelahiran Indonesia.
Jadi  bagaimana kita bisa memahami Wilders, orang Indisch tapi anti  Islam?  Untuk menjawab pertanyaan ini kita temui pakar antropologi Lizzy  van  Leeuwen yang menemukan bahwa Wilders berdarah Indo.
Lizzy van  Leeuwen yang selalu tampak tenang itu malah mengaku ini  pertanyaan yang  sangat rumit. Wilders memang punya latar belakang  Indisch, tetapi  baginya dia itu orang yang berlatar belakang pasca  kolonial. Keluarganya  datang dari bekas koloni. Dia memang Indisch,  tapi itu tidak ada  artinya. Mungkin salah seorang nenek moyangnya  memang beragama Islam.  Tetapi apakah itu berpengaruh padanya, tidak ada  yang tahu.
Bersikap pahit
Yang  penting bagi pendirian politik Wilders adalah bahwa itu  pendirian  politik kaum pendatang. Bisa dibandingkan dengan Le Pen di  Prancis. Le  Pen adalah juga seorang pendatang pasca kolonial yang  kemudian terjun ke  dunia politik Prancis. Dia berasal dari Aljazair.  Pendirian politiknya  persis sama dengan pendirian politik Wilders:  nasionalisme yang ekstrim,  benci orang asing, kembali ke zaman dulu dan  anti Islam.
Itu  semua bukan karena Wilders itu keturunan Indo, tetapi karena  karena asal  usulnya dari sebuah koloni yang kebanyakan warganya  beragama Islam.  Itulah asal usul keluarganya. Menurut Lizzy, keluarga  Wilders dulu punya  harapan tertentu tentang Belanda, juga ketika mereka  untuk pertama  kalinya datang ke Belanda. Harapan itu ternyata tidak  sesuai dengan  kenyataan, sehingga keluarga itu menyimpan dendam yang  tidak pernah  selesai. Itulah yang didengar Wilders sepanjang hidupnya.
Lizzy  van Leeuwen melihat pendirian anti Islam Wilders tidak bisa  dikaitkan  dengan latar belakangnya sebagai keturunan Indisch. Di  Belanda, di  kalangan orang-orang Indisch tua, memang ada perasaan anti  Islam. Tetapi  itu tidak punya kaitan dengan Indonesia, ketika mereka  masih di sana.  Itu lebih berkaitan dengan saat-saat ketika mereka sudah  hidup di  Belanda.
Mereka bandingkan keadaan mereka ketika tiba di Belanda  dengan  keadaan ketika pendatang Turki dan Maroko tiba di Belanda pada  tahun  1970an dan 1980an. Bagi mereka, warga Islam ini datang ke Belanda   dengan enak dan mewah, dibandingkan sambutan yang mereka terima. Waktu   itu mereka disambut dengan dingin dan acuh tak acuh oleh masyarakat   Belanda. Itulah yang menyebabkan mereka bersikap pahit.
Terlalu dicari-cari
Bisalah  dimengerti kalau kemudian keluar perkataan-perkataan  yang buruk tentang  pendatang muslim. Tetapi, Lizzy menegaskan,  kenyataan bahwa Wilders  bisa begitu anti Islam tidak bisa dijelaskan  dari latar belakang pasca  kolonialnya.
Sebagai orang Indisch yang pasca kolonial itu, bisa  jadi Wilders  pernah dengar sesuatu tentang Islam dan bagaimana Islam di  Hindia  Belanda, waktu itu. Lizzy van Leeuwen agak ragu-ragu mengenai hal  ini.  "Mungkin saja, tapi saya tidak tahu." Dia sendiri indisch, tapi  ibunya  tidak pernah bertutur soal Islam di Hindia Belanda. Ibu Lizzy  tidak  pernah bicara tentang Islam dan muslim.
Lizzy juga mengaku  tidak tahu apakah Islam merupakan bahan  pembicaraan di kalangan keluarga  Indo. Sejauh yang diketahuinya, Islam  hampir tidak pernah merupakan  pembicaraan. Orang Indonesia sendiri  tidak selalu dikait-kaitkan dengan  Islam.
Mungkin itu pernah terjadi pada keluarga-keluarga  tertentu, dengan  alasan-alasan tertentu pula, tetapi pada umumnya tidak.  Alhasil Lizzy  meragukan apakah Wilders pernah dengar dari neneknya yang  Indisch itu  cerita-cerita tentang agama Islam.
Nenek Wilders  pergi dari Hindia Belanda pada tahun 1932. Saat itu  orang Belanda sudah  ketakutan menghadapi gerakan kaum nasionalis  Indonesia. Kalangan  nasionalis ini kadang-kadang memang dikaitkan  dengan Islam. Dan agama  ini juga merupakan penggalang nasionalisme  Indonesia.
Tetapi  apakah seorang perempuan seperti neneknya Wilders benar-benar  sadar akan  kaitan Islam dengan nasionalisme Indonesia, sehingga 30  tahun kemudian  ia memperingatkan cucunya soal Islam, tampaknya itu  terlalu dicari-cari.
Rahasia keluarga
Keluarga  Wilders datang ke Belanda dalam keadaan yang tragis  pada tahun 1932.  Sebagai pegawai negeri kolonial, kakeknya melakukan  pemalsuan.  Sebenarnya mereka itu diusir dari Hindia Belanda.
Patut  dipertanyakan apakah Wildres tahu soal ini. Lizzy van Leeuwen  sempat  mendalami pelbagai dokumen tentang ini. Dia menduga tampaknya  ini  merupakan rahasia keluarga yang selalu ditutup-tutupi. Jelas tidak  enak  untuk kembali ke Belanda dalam keadaan demikian.
Tanpa uang  sepeserpun mereka harus pergi ke Belanda. Keluarga ini  punya delapan  atau tujuh orang anak. Di tengah-tengah musim dingin tiba  di Belanda, di  wilayah yang miskin, di selatan. Ini sangat sedih.
Bisa  dipastikan keluarga ini mengalami saat-saat yang pahit, baik  itu nenek  Wilders maupun ibunya. Mereka merasa terhina, dan perasaaan  semacam ini  diturunkan dari orang tua ke anak. Tetapi patut diragukan  apakah Wilders  benar-benar tahu mengapa rasa terhina itu muncul.
Tentu saja  keluarga ini marah besar, terhadap pribumi Hindia atau  terhadap penguasa  kolonial di Batavia. Tetapi patut dipertanyakan  apakah tuduhan dan  dendam itu hanya diarahkan terhadap mereka yang  beragama Islam. Mungkin  lebih tepat untuk melihat suasana bagaimana  Wilders dibesarkan. Apakah  suasananya gembira atau justru penuh dendam  dan ingin balas dendam dan  terus dilihat hal-hal yang gagal.
Lizzy van Leeuwen menganggap  menarik bahwa Wilders memblonda  rambutnya, walaupun caranya memblonda  rambut itu, kata Lizzy, tidak  baik. Ini jelas punya makna. Apapun yang  dikerjakan orang terhadap  penampilannya, atau apapun yang tidak  dikerjakan seseorang terhadap  penampilannya, selalu punya makna. Itulah  cara seseorang tampil di  dunia nyata. Itulah isyarat yang ingin  diberikan kepada orang lain.
Wilders memblonda rambutnya ketika  ia meniti karier politik. Bagi  Lizzy jelas bahwa Wilders tidak ingin  rambut yang berwarna hitam atau  gelap, tapi justru rambut blonda, sangat  blonda. Rambutnya yang  berwarna seperti itu adalah juga pilihan  politiknya, pendirian  politiknya. Tidak bisa tidak.
Suka dengar
Wilders  itu anti Islam, banyak orang Indonesia mengartikannya  sebagai anti  Indonesia. Lizzy van Leeuwen menganggap ini tidak tepat.  Kebencian  Wildres terhadap orang Islam lebih rumit lagi, bukan  merupakan garis  lurus seperti yang selama ini diduga orang.
Misalnya, kebencian  yang tampaknya begitu meluap-luap terhadap Islam  itu bisa jadi cuma  caranya untuk mencapai hal-hal yang lain. Memang  itu adalah taktik yang  rasis, tapi bisa jadi kebenciannya terhadap  Islam tidak sebanyak seperti  yang ditunjukkannya.
Kenapa? Karena dengan kebenciannya itu, dia  bisa menyuarakan  ketidakpuasan yang banyak terjadi, bukan saja di  kalangan warga Eropa,  tetapi juga secara massal seantero orang Barat.  Kalau orang-orang itu  bisa dimobilisasikan untuk tujuan tertentu  Wilders, maka dia memang  lihai.
Itu merupakan cara untuk bisa  mencapai tujuan politik Wilders yang  sebenarnya. Itu bisa dilakukan  berkat ucapannya yang keras tanpa nuansa  terhadap umat muslim. Itu  dilakukannya dengan cerdik. Ia tahu bisa  memperoleh dukungan kalangan  terpelajar, seperti terbukti dalam proses  pengadilan terhadapnya.
Sikap  anti Islam Wilders itu patut dipertanyakan. "Menurut saya ia  memang  anti Islam, tapi masih ada tujuan lain dari sikap itu. Dengan  anti Islam  ia bisa meningkatkan jumlah kursi di parlemen. Karena  ternyata banyak  orang Belanda suka mendengar orang yang begitu anti  Islam." Demikian  pakar antropologi Lizzy van Leeuwen. []
makasih mas sharingnya, aku tunggu posting yang lebih dahsyat
BalasHapusGreat Blog..!!!! Keep Blogging.... :)
BalasHapus