- Urgensi rapat dalam organisasi.
Rapat atau meeting mungkin kegiatan yang paling krusial bagi sebuah
organisasi untuk membicarakan berbagai macam masalah baik secara berkala maupun
secara sporadis sesuai dengan tingkat kebutuhan dan tingkat permasalahan yang
dialami organisasi Namun permasalahan utama rapat adalah terkadang tidak bisa
memecahkan masalah hanya yang terjadi membicarakan dan menampung masalah,
terkadang menambah masalah dan konflik baru terkadang yang terjadi hanya
perdebatan tak menentu hanya mempertahankan sesuatu atas dasar kepentingan
pribadi dan egosime para pemegang keputusan, dan kepentingan kelompok sehingga
rapat akhirnya waktunya deadlock
karena terlalu banyaknya permasalahan yang tidak pernah dibatasi pemecahanya.
Banyak hal kenapa rapat tidak bisa memecahkan masalah secara cepat, bisa
berasal ketidak mampuan para pemimpin rapat, kurangnya persiapan draf rapat
yang disampaikan, kurangnya komunikasi interpersonal, tujuan rapat cenderung
hanya menampung keluhan dan laporan semata bukan mencari kompromi win-win solution dan tentu saja penataan
SDM yang kurang terapresiasi karena keterbatasannya struktur organisasi dan
jelas belum adanya panduan resmi dari organisasi.akan tetapi dalam organisasi
kegiatan rapat tidak bisa diganti dengan kegiatan lain yang sejenisnya.
Peran pemimpin dan moderator rapat sangat penting, karena merekalah manajer
rapat yang bisa menarik dan mengulur, terkadang kompromi juga bisa bersifat
tegas terhadap usulan dan perdebatan yang tidak relevan dan terlalu melebar
dari masalah utama yang dibicarakan dalam rapat.
Walaupun hal biasa ada perdebatan, karena kita ketahui rapat adalah media
publikasi personal bagi siapapun untuk menyampaikan kualitas personal anda
secara tidak langsung didepan rekan-rekan kerja anda atau tentu saja didepan
struktur pemimpin anda, tapi dengan rapat juga bisa menciptakan lawan yang
rentan akan konflik personal.
- Persiapan Teknis Rapat.
Persiapan teknis rapat yang paling utama dapat dilihat dari struktur
penyelengara rapat, yang dimotori tenaga adminsitrasi atau sekretaris organsasi
yang menata secara fsikal maupun teknis lapangan. Apa saja persiapan teknis
rapat, antara lain :
a. Pra Persiapan Rapat :
Publikasi rapat, surat undangan, konfirmasi rapat adalah kegiatan utama
yang harus dilaksnakan oleh para penyelengara rapat. Namun rapat tergantung pada sejauhmana komunikasi
telah berjalan secara positif sampai pada para peserta, nara sumber, sturktur
organisasi atau pihak penyelenggara. Pra persiapan rapat ini harus dikelola
seminggu menjelang rapat seperti informasi pelaksanaan rapat melalui surat
resmi atau bisa juga menggunakan SMS ataupun bisa dengan media email internet
ataupun melalui undangan resmi organisasi atau perusahaan. Artinya konfirmasi
dan koordinasi sangat dipentingkan, karena rapat akan berlangsung baik kalau
pesertanya bisa hadir sesuai dengan qorum, nara sumbernya siap hadir dan
perlatan telah tersedia dengan baik.
b. Penjadwalan agenda rapat :
Penjadwalan bagian administratif yang harus disiapkan oleh panitya yaitu Susunan
acara rapat, tata tertib rapat, materi dan draf rapat semua sudah dignadakan
kalau bisa sudah dilampirkan dalam surat undangan rapat.
c. Mendatangkan Nara sumber :
Siapa nara sumber yang menambah kedalaman formalitas rapat, tidak sebatas
mengulas masalah organisasi dan dipimpin oleh kepsek atau struktur yayasan
semata, sehingga terkadang rapat tidak punya daya tarik bagi peserta, karena
terlihat monoton membicarakan kebutuhan dan keuntungan organsasi, tidak ada
muatan pembinaan peserta ataupun materi pengayaan yang semakin menambah
peningkatan wawsan peserta, akan tetapi terkadang hal ini dilupakan dengan
dalih pembiyaan sekolah yang berat, padahal rapat sambil disertai pelatihan
justru meringankan anggaran sekolah dalam pembinaan. Tentu saja nara sumber
yang bisa menambah wawasan dan keterampilan bukan sekedar formalitas yayasan
untuk mengsosialisasikan keberadaan organisasi. Rapat bisa dikombinasikan
dengan pelatihan punya nilai positif bagi daya tarik peserta rapat untuk hadir
dengan tema yang bisa memperkaya prfesionalisme kerja, tapi tentu saja kalau
rapat darurat dan tertentu harus disesuaikan dengan kondisi permasalahan
sekolah.
d. Persipan fisik : Ruangan rapat,
posisi tempat duduk, audio visual, tata cahaya.
Ruangan
untuk menyelenggarakan rapat resmi sangat menentukan kelancaran jalannya rapat.
Adalah menjadi tugas Sekretaris dalam untuk mempersiapkan ruangan rapat. Untuk rapat
yang bersifat rutin biasanya diselenggarakan di Operation Room atau Conference
Room yang telah ada di lingkungan kantor.
Jika
rapat diselenggarakan di Hotel harus pesan kepada Manajer Hotel agar tempat,
waktu, tanggal telah dipasang dipapan pengumuman. Papan pengumuman hendaknya
diletakkan pada tempat yang mudah diketahui. Biasanya pihak hotel telah mempersiapkan
spanduk misalnya : “Selamat Datang Para Peserta Rapat …. .
Sehari
sebelum rapat dimulai sekretaris perlu mengadakan “general check”
terlebih dahulu agar segalanya bisa dipersiapkan sebaik-baiknya.
Persiapkan
pula Tata Ruang (Layout) rapat berdasarkan pertimbangan :
- Jumlah partisipan
- Hubungan masing-masing partisipan
- Level keintiman
- Jenis rapat (diskusi, presentasi, kuliah dll)
- Apakah Anda ingin meningkatkan atau memperkecil interaksi
Selain perlu menginventarisasi alat-alat yang
digunakAn untuk keperluan rapat seperti : Papan dan
alat tulis, Flip chart yaitu kertas-kertas yang digantung lengkap dengan
markernya, OHP, slide lengkap dengan layarnya atau bahan-bahan rapat yang bisa dipresentasikan
melalui bantuan komputer dengan program Microsoft PowerPoint.
- Peserta rapat.
Dalam rapat, keputusan-keputusan penting ditetapkan, permasalahan diungkapkan, dan ide-ide baru dicetuskan.Rapat yang baik akan menghasilkan hal-hal yang bermanfaat bagi para peserta rapat, juga organisasi di mana rapat dijalankan.Sayangnya, terkadang rapat bisa juga berjalan tidak seperti yang
diharapkan. Beragam karakter peserta rapat punya andil dalam penentuan
hasil rapat.
Mungkin ada peserta rapat yang aktif menyumbang ide-ide segar, ada pula
yang sibuk mencatat, ada yang hanya mengangguk-angguk, atau bahkan ada
yang terkantuk-kantuk.
1. Si Moderator
Para moderator bisa dibilang pemimpin rapat. Moderator rapat bertanggung jawab mengatur jalannya rapat dan menengahi setiap perdebatan. Tipe peserta rapat berjiwa moderator biasanya hadir paling awal dan paling tidak suka terlambat. Dalam diskusi, mereka sangat vokal memberi saran dan pendapat, berusaha menengahi perdebatan yang terjadi, dan mengambil kesimpulan.
2. Pencandu rapat
Peserta rapat jenis ini biasanya sangat berapi-api dalam menyumbangkan ide, namun lembek dalam realisasi. Mereka sangat gemar presentasi di rapat, meyakinkan semua peserta rapat akan ide-idenya, dan sangat suka mengundang orang untuk rapat untuk membahas hal penting sampai yang tidak penting.
3. Si pembantah
Saat pimpinan rapat memberi kebebasan kepada semua peserta untuk menyumbang ide dan masukan, si pembantah tidak akan angkat suara untuk menyumbang ide. Ia baru akan bicara untuk mematahkan ide orang lain. Bagi si pembantah, tak ada yang lebih benar daripada pendapatnya sendiri.
4. Maniak gadget
Para maniak gadget hadir di ruang rapat dengan perangkat-perangkat teknologi terbarunya: proyektor, notebook, iPad, dan ponsel pintar keluaran terbaru. Bagi mereka, rapat tidaklah menarik tanpa penggunaan gadget canggih. Untuk presentasi biasa saja, mereka sudah siap dengan Power Point, hasil rapat yang dicatat di iPad, dan agenda rapat yang tersimpan rapi di ponsel.
5. Mr/Miss Ring-ring
Dalam satu kali rapat berdurasi satu jam, si Mr/Miss Ring-ring bisa lebih dari lima kali mengangkat ponsel. Itu pun tak termasuk puluhan notifikasi yang membuat ponselnya berbunyi dan bergetar selama rapat. Jika tak pandai mengatur mana panggilan telepon yang harus diangkat dan mana yang bisa ditangguhkan, keberadaan Mr/Miss Ring-ring akan sangat mengganggu jalannya rapat. Selain suara telepon yang mengganggu, mereka tak bisa fokus pada rapat itu sendiri.
6. Si pelawak
Perbedaan pendapat terkadang membuat suasana rapat tegang. Jika ketegangan dibiarkan terus, bukan tak mungkin perselisihan terjadi. Di sini, para “pelawak” di rapat berperan untuk mencairkan suasana. Sedikit humor dan candaan ringan yang mengundang tawa baik untuk meredakan ketegangan rapat. Yang perlu dihindari, lawakan yang mendominasi rapat, karena akan mengulur waktu dan membuyarkan konsentrasi.
7. Si apatis
Mereka tak membantah pendapat, tak memberi ide, dan tak mengacaukan rapat, namun tak memberi kontribusi yang baik untuk rapat. Para peserta rapat yang apatis cenderung tidak peduli dengan apa yang terjadi dalam rapat. Keberadaan mereka pun sering tak disadari di dalam rapat. Mereka yang apatis biasanya tidak memahami benar apa hasil rapat dan berpotensi membuat kesalahan dalam menjalankan hasil rapat.
1. Si Moderator
Para moderator bisa dibilang pemimpin rapat. Moderator rapat bertanggung jawab mengatur jalannya rapat dan menengahi setiap perdebatan. Tipe peserta rapat berjiwa moderator biasanya hadir paling awal dan paling tidak suka terlambat. Dalam diskusi, mereka sangat vokal memberi saran dan pendapat, berusaha menengahi perdebatan yang terjadi, dan mengambil kesimpulan.
2. Pencandu rapat
Peserta rapat jenis ini biasanya sangat berapi-api dalam menyumbangkan ide, namun lembek dalam realisasi. Mereka sangat gemar presentasi di rapat, meyakinkan semua peserta rapat akan ide-idenya, dan sangat suka mengundang orang untuk rapat untuk membahas hal penting sampai yang tidak penting.
3. Si pembantah
Saat pimpinan rapat memberi kebebasan kepada semua peserta untuk menyumbang ide dan masukan, si pembantah tidak akan angkat suara untuk menyumbang ide. Ia baru akan bicara untuk mematahkan ide orang lain. Bagi si pembantah, tak ada yang lebih benar daripada pendapatnya sendiri.
4. Maniak gadget
Para maniak gadget hadir di ruang rapat dengan perangkat-perangkat teknologi terbarunya: proyektor, notebook, iPad, dan ponsel pintar keluaran terbaru. Bagi mereka, rapat tidaklah menarik tanpa penggunaan gadget canggih. Untuk presentasi biasa saja, mereka sudah siap dengan Power Point, hasil rapat yang dicatat di iPad, dan agenda rapat yang tersimpan rapi di ponsel.
5. Mr/Miss Ring-ring
Dalam satu kali rapat berdurasi satu jam, si Mr/Miss Ring-ring bisa lebih dari lima kali mengangkat ponsel. Itu pun tak termasuk puluhan notifikasi yang membuat ponselnya berbunyi dan bergetar selama rapat. Jika tak pandai mengatur mana panggilan telepon yang harus diangkat dan mana yang bisa ditangguhkan, keberadaan Mr/Miss Ring-ring akan sangat mengganggu jalannya rapat. Selain suara telepon yang mengganggu, mereka tak bisa fokus pada rapat itu sendiri.
6. Si pelawak
Perbedaan pendapat terkadang membuat suasana rapat tegang. Jika ketegangan dibiarkan terus, bukan tak mungkin perselisihan terjadi. Di sini, para “pelawak” di rapat berperan untuk mencairkan suasana. Sedikit humor dan candaan ringan yang mengundang tawa baik untuk meredakan ketegangan rapat. Yang perlu dihindari, lawakan yang mendominasi rapat, karena akan mengulur waktu dan membuyarkan konsentrasi.
7. Si apatis
Mereka tak membantah pendapat, tak memberi ide, dan tak mengacaukan rapat, namun tak memberi kontribusi yang baik untuk rapat. Para peserta rapat yang apatis cenderung tidak peduli dengan apa yang terjadi dalam rapat. Keberadaan mereka pun sering tak disadari di dalam rapat. Mereka yang apatis biasanya tidak memahami benar apa hasil rapat dan berpotensi membuat kesalahan dalam menjalankan hasil rapat.
Tipe-tipe lain peserta rapat adalah sebagai berikut :
Peserta
rapat dengan tipe pemberi informasi memiliki ilmu pengetahuan dan
wawasan yang sangat luas dan ingatan yang sangat kuat terhadap sesuatu,
sehingga sering dijuluki dengan kamus berjalan. Para peserta rapat yang
mengalami kesulitan untuk memahami materi pembahasan dalam rapat dapat
meminta penjelasan dari peserta rapat yang mempunyai tipe ini.
2) Tipe pemberi semangat
Peserta
rapat dengan tipe pemberi semangat memiliki kamauan dan kemampuan kerja
yang tinggi, sehingga mampu menggerakkan orang lain. Peserta rapat yang
mempunyai tipe ini biasanya memiliki moral dan disiplin kerja yang
tinggi sehingga orangnya cukup berwibawa dan disegani oleh siapa saja.
3) Tipe inisiatif
Peserta
rapat dengan tipe inisiatif biasanya akan muncul pada saat pelaksanaan
rapat menemui kemacetan atau kebuntuan karena kurangnya atau tidak
adanya data-data yang jelas untuk menyeleseikan masalah yang dibahas.
Pada saat demikian, peserta rapat bertipe inisiatif akan memberi jalan
keluar untuk penyelesian yang akan dihadapi.
4) Tipe pemersatu
Peserta
rapat dengan tipe pemersatu akan selalu mengusahakan persatuan dan
kesatuan jika terjadi perbedaan pendapat di antara para peserta rapat,
sehingga sering disebut sebagai juru damai. Peserta rapat yang mempunyai
tipe pemersatu biasanya memiliki sifat-sifat penuh pengertian, sabar,
toleransi yang tinggi dan berjiwa besar.
5) Tipe penyerang
Peserta
rapat dengan tipe penyerang biasanya selalu menentang pendapat atau
tidak setuju dengan pendapat peserta lain. Peserta rapat tipe ini gemar
menyerang atau menyalahkan pendapat orang lain, sehingga memancing
timbulya perdebatan yang panjang dan dapat menimbulkan perpecahan dalam
kelompok. Dalam hal ini, seorang pemimpin rapat hendaknya cepat untuk
mengambil tindakan agar tidak menimbulkan masalah baru.
6) Tipe perantara
Peserta
rapat dengan tipe perantara biasanya akan bertindak sebagai perantara
atau penjembatani antara orang/kelompok yang berbeda. Peserta rapat tipe
ini membantu memperjelas pendapat peserta rapat lain yang belum jelas,
sehingga seluruh peserta menjadi jelas. Tipe peserta ini hampir sama
dengan tipe pemersatu yang selalu menginginkan persatuan dan kesatuan
dalam pelaksanaan rapat. Peserta rapat dengan tipe ini biasanya pandai
bergaul, dapat dipercaya dan memiliki wibawa diantara lainnya.
7) Tipe pendengar
Peserta
rapat dengan tipe pendengar biasanya bersifat pasif. Peserta rapat tipe
ini hanya berperan sebagai pendengar yang baik. Ia hanya mendengarkan
informasi-informasi yang disampaikan oleh pemimpin rapat atau peserta
rapat lainnya. Ia tidak suka mengeluarkan pendapat, kritik atau saran
dan lebih bersifat pendiam.
- Struktur peserta dan pemimpin rapat :
berapa peserta
yang hadir, siapa pemimpin rapat dan siapa moderator rapat
- Penatataan waktu dan instrupsi.
1. Pertanyaan umum
Pertanyaan
umum diajukan untuk mengaktifkan seluruh pesertarapat. Semua siajak
serta untuk berpikir mencari jawaban dari pertanyaan yang bersifat umum.
2. Pertanyaan langsung
Pertanyaan
langsung biasanya dilakukan oelh pemimpin rapat. Pertanyaan langsung
diajukan dengan tujuan untuk memberikan motivasi atau dorongan kepada
peserta rapat agar aktif dalam rapat. Pertanyaan langsung berguna untuk
menghentikan percakapan pribadi antar peserta rapat. Selain itu tuja
berguna untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta rapat yang dapat
menjawab pertanyaan tesebut.
Contohnya: Saudara Roni, menurut pendapat anda bagaimana cara promosi yang efektif?
3. Pertanyaan tidak langsung/dioperkan
Pada
saat ada yang bertanya, pertanyaannya dialihkan atau dipindahkan kepada
peserta lainnya yang diperkirakan dapat menjawab atau agar jawabannya
dipikirkan bersama oleh forum rapat.
Contohnya: Saudari Tini, tadi saudari Ani menanyakan perihal mengenai open management. Apakah Sadari tahu mengenai itu?
4. Pertanyaan terbuka
Dalam
pertanyaan ini, jenis pertanyaan ini diajukan terbuka, yang diungkapkan
dalam kata-kata yang bersifat umum. Jawaban dari pertanyaan terbuka
dapat bervariasi atau bermacam-macam. Biasanya kalimat tanya diawali
dengan kata tanya: apa, bagaimana, mengapa, bilamana, siapa, kapan.
Contoh: Siapakah yang akan mengepalai divisi ini?
5. Pertanyaan mengembalikan
Yang
dimaksud dengan pertanyaan mengembalikan adalah pertanyaan dibalikkan
kepada orang yang bertanya atau pertanyaan dijawab dengan pertanyaan
lagi. Pertanyaan dari peserta rapat dikembalikan kepada peserta rapat
yang bertanya atau ditanyakan lagi kepada peserta rapat yang lain,
sehingga peserta rapat yang lain ikut aktif memikirkan jawabannya.
Pertanyaan
yang dikembalikan kepada peserta rapat berguna untuk memberikan
dorongan kepada peserta rapat untuk aktif, kreatif, dan mengembangkan
pola cara berpikir yang rasional serta menghindari dialog langsung
antara pemimpin rapat dengan seorang peserta rapat.
Contohnya:
Saudara A bertanya kepada pemimpin rapat, saudara ketua mengapa promosi
tidak dilakukan secepatnya dalam kurun waktu 1 bulan ini? Dijawab oleh
pemimpin rapat, menurut saudara A sendiri mengapa promosi tidak kita
lakukan pada bulan ini?
6. Pertanyaan faktual
Pertanyaan yang diajukan dengan tujuan untuk memperoleh fakta atau keterangan lain yang sesuai dengan kenyataan.
Contohnya: Berapa omzet penjualan kita bulan ini
7. Pertanyaan retoris
Pertanyaan retoris adalah pertanyaan yang tidak memerlukan suatu jawaban, karena orang-orang sudah mengetahui jawabannya.
Contohnya: Bukankah dengan bekerja keras kita akan memperoleh hasil yang maksimal?
8. Pertanyaan penghargaan
Pertanyaan
yang diajukan karena ingin memberikan penghargaan kepada orang yang
telah menyatakan pendapat yang baik, sehingga akan memberikan semangat
atau dorongan kepada peserta lain untuk lebih berani mengemukakan
pendapat.
Contohnya:
Saudara Ihsan, Anda tadi telah mengemukakan pentingnya open management.
Dapatkah anda menjelaskan hal itu lebih lanjut?
9. Leading question
Maksud leading question ialah suatu pertanyaan yang diungkapkan padahal jawabannya telah ada dalam pertanyaan itu sendiri.
Contohnya: Sarana yang kita miliki memang masih kurang, bukan?
- Pengendalian rapat
Agar
pembahasan suatu masalah dalam rapat tidak keluar dari konteksnya dan
tidak terjadi perdebatan yang berkepanjangan, rapat harus dikendalikan
oleh pimpinan rapat. Jenis-jenis pengendaliannya adalah sebagai berikut :
1. Penegendalain bebas terbatas
Pengendalian
ini merupakan pengendalian rapat yang memberikan kesempatan secara
bebas kepada para peserta rapat untuk mengemukakan pendapatnya secara
bergantian. Model pengendalian seperti ini terkesan demokratis, namun
dapat memberikan peluang kepada para peserta rapat yang ingin memonopoli
pembicaraan dalam rapat.
2. Pengendalaian secara ketat
Pengendalian
secara ketat adalah pengendalian rapat yang tidak memberikan kesempatan
bertanya atau mengeluarkan pendapat kepada para pesertanya. Para
peserta rapat boleh mengeluarkan pendapat hanya seizin pimpinan rapat
dengan waktu dan jumlah penanya yang sudah ditentukan. Model
pengendalian seperti ini terkesan otoriter dan kaku, sehingga para
peserta rapat kurang bebas dalam mengeluarkan pendapatnya.
3. Pengendalian gabungan bebas terbatas dengan ketat
Pengendalian
rapat yang menggabungkan antara bebas terbatas dengan ketet adalah
pengendalian rapat yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
peserta rapat untuk mengeluarkan pendapatnya dan apabila keadaan sebuah
mulai kurang sterkendali, pimpinan rapat langsung menggunakan cara
pengendalian ketat, sehingga keadaan normal kembali.
- Jenis Rapat
Sekali rapat sangat urgensi bagi sebuah organisasi bahkan termasuk agenda yang
sering dilakukan sehingga keberadaan rapat ini sangat luas bukan hanya jenjang
administrasi semata, tapi rapat bisa lebih luas ruang lingkupnya.
Secara
garis besar rapat bsia dilihat dari tujuan, wilayah dan Menurut jenisnya rapat
dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
Rapat Resmi
yaitu rapat yang diselenggarakan untuk
membahas masalah yang sangat penting. Peserta rapat sebelumnya mendapat
pemberitahuan terlebih dulu melalui surat undangan. Dalam rapat resmi berlaku
peraturan protokol yang membantu kelancaran rapat. Apabila terdapat perbedaan
pendapat diantara anggota, peraturannya adalah pendapat mayoritas menjadi
keputusan, akan tetapi hak-hak minoritas dilindungi dengan pembatasan pembahasan
pada pokok-pokok, dan lebih penting adalah memberikan jaminan bahwa semua
peserta diperlakukan dengan sebaik-baiknya.
2.
Rapat tidak resmi
yaitu rapat yang diselenggarakan oleh
pimpinan dengan stafnya serta diadakan di ruang kantor pimpinan atau ruang
rapat untuk membahas masalah yang mendesak atau terjadi tiba-tiba. Pada rapat
ini biasanya terjadi diskusi dan tukar pendapat atau informasi untuk
mengakrabkan pimpinan dengan stafnya. Dalam hal ini sekretaris hanya membuat
ringkasan-ringkasan sederhana hasil rapat yang menjadi kesimpulan.
Rapat dibedakan menjadi beberapa macam, tergantung pada segi peninjauannya. Menurut tujuannya, rapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a. Rapat Penjelasan adalah rapat yang bertujuan memberikan penjelasan kepada para peserta. Dalam rapat penjelasan, seorang pemimpin rapat memberikan penjelasan kepada para peserta rapat.
b. Rapat Pemecahan merupakan rapat yang bertujuan mencari pemecahan suatu masalah. Pada
rapat pemecahan masalah, peran peserta rapat sangat besar untuk
memberikan masukan berupa saran atau pendapat yang akan disimpulkan
bersama yang merupakan jalan untuk memecahkan masalah yang sedang
dihadapi.
c. Rapat Perundingan adalah rapat yang bertujuan menghindari adanya suatu perselisihan.
Rapat menurut sifatnya dibedakan menjadi 4, antara lain:
(a) Rapat resmi (formal meeting)
Rapat
resmi adalah rapat yang diselenggarakan untuk membahas masalah-masalah
yang sangat penting dan berlaku peraturan keprotokolan yang mengatur
kelancaran jalannya rapat. Peserta rapat akan mendapatkan pemberitahuan
terlebih dahulu yang biasanya dilengkapi dengan agenda rapat.
(b) Rapat tidak resmi (informal meeting)
Rapat
tidak resmi adalah rapat yang diadakan tidak berdasarkan perencanaan
yang formal. Rapat tidak memerlukan persiapan istimewa dan rapat ini
mendiskusikan suatu hal yang terjadi tiba-tiba.
(c) Rapat terbuka
Rapat
terbuka adalah rapat yang dapat dihadiri oleh semua anggota dan materi
yang dibahas tidak merupakan masalah yang bersifat tidak rahasia.
(d) Rapat tertutup
Rapat
tertutup adalah rapat yang dihadiri oleh peserta rapat tertentu saja
dan masalah yang dibahas merupakan masalah-masalah yang masih bersifat
rahasia.
Menurut jangka waktunya, rapat dibedakan menjadi sebagi berikut :
1. Rapat mingguan
Rapat mingguan adalah rapat yang diadakan seminggu sekali dan biasanya membahas masalah-masalah yang bersifat rutin.
2. Rapat bulanan
Rapat bulanan adalah rapat yang diadakan setiap bulan sekali dan membahas masalah-masalah yang terjadi selama sebulan yang lalu.
3. Rapat semesteran
Rapat
semesteran adalah rapat yang diadakan setiap enam bulan sekali yang
membahas masalah-masalah yang terjadi selama enam bulan yang lalu dan
program-program selanjutnya untuk enam bulan ke depan.
4. Rapat tahunan
Rapat tahunan adalah rapat yang diadakan setahun sekali.Menurut frekuensinya, rapat dibedakan menjadi sebagai berikut :
1. Rapat rutin
Rapat rutin adalah rapat yang sudah ditentukan waktunya.
2. Rapat insidentil
Rapat
insidentil adalah rapat tidak terjadwal. Biasanya rapat ini membahas
masalah yang sifatnya penting dan harus diseleseikan bersama.
Menurut saluran hubungan dalam organisasi, rapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
A. Rapat Vertikal,
yaitu rapat antara pimpinan dengan para bawahan dalam rangka pemberian
informasi tentang berbagai peraturan atau kebijakan pemimpin, atau dalam
rangka pengambilan keputusan. Dalam rapat ini para bawahan diberi
kesempatan untuk memberikan saran-saran sehingga dengan demikian
pimpinan dapat memberikan motivasi kepada para bawahan untuk berpikir
secara kreatif.
B. Rapat Horizontal,
yaitu rapat yang berlangsung antara pejabat atau pegawai yang
setingkat. Rapat ini diselenggarakan terutama dalam rangka untuk
mendapatkan koordinasi dan kerjasama di antara unit yang ada dalam
organisasi untuk menghindari adanya duplikasi pekerjaan dan adanya
ingkar tanggung jawab dari masing-masing pejabat dalam pelaksanaan
tugas.
Berdasarkan pelaksanaannya, rapat kerja dibedakan menjadi dua macam antara lain:
A. Rapat kerja Terpimpin,
yaitu rapat dimana pimpinan rapat memegang peran utama dalam
pengambilan keputusan. Rapat kerja pimpinan juga dapat berlangsung dalam
rangka pemberian penjelasan tentang peraturan atau petunjuk agar dalam
pelaksanaannya dapat berlangsung secara serentak dan seragam.
B. Rapat kerja terbuka,
yaitu lawan dari rapat kerja terpimpin, dimana pimpinan tidak memegang
peranan utama dan para peserta diberi kesempatan untuk memberikan
saran-saran positif yang dimilikinya. Rapat semacam ini diselenggarakan
untuk mendapatkan sumbangan pikiran.
Menurut hasilnya rapat dibagi dua macam:
1. Bersifat mengikat :
- Kongres : Suatu rapat yang diadakan oleh orang-orang tertentu
- Muktamar : Musyawarah untuk memutuskan sesuatu yang hasilnya mengikat peserta Rapat
- Konferensi : Suatu rapat yang diadakan oleh suatu organisasi
- Musyawarah kerja membicarakan masalah-masalah program kerja
- Konperensi kerja yang sudah dilaksanakan dan menentukan langkah Lanjutan.
- Perundingan : suatu rapat yang membicarakan secara mendalam
2. Bersifat tidak mengikat
- Debat : Diskusi yang dilakukan secara mendetail tentang suatu masalah. Contoh : perbedaan pendapat tentang kasus Ambon
- Polemik : Diskusi yang dilakukan tentang hal bertentangan dan biasanya dilakukan secara tertulis. Contoh : Polemik tentang pealarangn siswa ber-Jilbab di SMK Negeri 3 Denpasar.
- Diskusi Panel : Suatu diskusi yang dilakukan oleh beberapa orang dan diikuti oleh sejumlah masa. Yang dibahas tentang sesuatu topik, pembahasannya dari berbagai aspek. Contoh : Diskusi panel tentang pengembangan universitas. Dapat ditinjau dari segi kemahasiswaan. Pendidikan dan pengabdian masyarakat.
- Simposium : Sama dengan diskusi panel tapi jangkauannya lebih luas.
- Tidak mengambil keputusan tapi mengumpulkan pandangan-pandangan,
- Bersifat lebih formal . Contoh : Simposium prospek ekonomi Indonesia tahun 2003.
- Temu Karya : Forum tukar pengalaman tentang hal-hal yang bersifat teknis. Contoh:temu karya pengembangan ternak sapi.
- Seminar : Suatu diskusi membicarakan suatu masalah secara alamiah didampingi ahli. Contoh : Seminar Guru dengan tema “Meningkatkan Peranan Guru Untuk Menyongsong Otonomi Daerah”.
- Loka Karya : Suatu diskusi yang diadakan oleh sejumlah orang yang memiliki keahlian tertentu (bergerak dibidang tertentu) dengan maksud dan tujuan untuk menyempurnakan konsep/sistem yang ada. Contoh : Lokakarya sistem pendidikan di SMK
- Sarasehan : Suatu forum terbuka untuk menyampaikan perasaan/unek-unek. Contoh Sarasehan Seniman Samarinda tentang pemasungan kreatifitas.
- Temu Wicara : Forum tempat menyalurkan ide-ide, unek-unek, usul biasanya dengan pejabat. Contoh : Temu Wicara petani dengan Ibu Megawati.
- Penataran : Kegiatan pendidikan dalam rangka menyempurnakan/me ningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Contoh : penataran pengurus OSIS Se Samarinda.
- Penlok (Penataran Lokakarya) : Kegiatan Pendidikan dalam rangka meningkatkan pengetahuan sambil menyempurnakan konsep pengetahuan yang bersifat teknis.
Notula rapat.
Berdasarkan
Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka dijelaskan bahwa
notula adalah catatan singkat mengenai jalannya persidagan (rapat) serta
hal yang dibicarakan dan diputuskan. Orang yang melakukan pekerjaan
notula disebut juga sebagai notulis. Apakah notulis dengan sekretaris
sama? Dalam situasi tertentu sekretaris dapat pula menjadi seorang
notulis, namun seorang notulis tidaklah otomatis menjadi seorang
sekretaris.Notulen
merupakan sumber informasi atau sebagai dokumen otentik, karena notulen
harus ditulis dengan teliti, tepat dan jelas. Penyusunan notulen
memerlukan kemampuan menulis secara jalas dan singkat. Penulisan notulen
harus didahului dengan judul yang menyatakan dengan jelas badan yang
mengadakan rapat, serta dimana rapat tersebut diselenggarakan. Setelah
itu menyusun daftar nama peserta rapat beserta jabatannya dan yang
terakhir adalah peserta rapat yang berhalangan hadir juga harus ditulis.
Kemudian notuis mencatat apa yang terjadi dalam rapat. Yang pertama dicatat ialah pengesahan notulen rapat sebelumnya bila rapat yang diadakan waktu itu adalah lanjutan dari rapat terdahulu. Selanjutnya yang perlu dicatat adalah pembahasan-pembahasan serta keputusa-keputusan yang dambil mengenai hal-hal yang tercantum didalam agenda rapat. Dan yang terakhir adalah mencatat pukul berapa rapat tersebut ditutup.
Kemudian notuis mencatat apa yang terjadi dalam rapat. Yang pertama dicatat ialah pengesahan notulen rapat sebelumnya bila rapat yang diadakan waktu itu adalah lanjutan dari rapat terdahulu. Selanjutnya yang perlu dicatat adalah pembahasan-pembahasan serta keputusa-keputusan yang dambil mengenai hal-hal yang tercantum didalam agenda rapat. Dan yang terakhir adalah mencatat pukul berapa rapat tersebut ditutup.
fungsi notula :
1. Sebagai Alat Bukti
Apabila
ada kasus, maka notula dapat digunakan sebagai bahan pembuktian di
pengadilan. Sebagai contoh: pendaftaran suatu organisasi, bila ada
perubahan bentuk atau penutupan suatu organisasi, membuktikan adanya
pelaksanaan tugas tau tidak dilaksanakan tugas tersebut.
2. Sebagai Sumber Informasi Untuk peserta Rapat Yang Tidak Hadir
Meskipun
peserta berhalangan hadir, sebaiknya peserta tersebut tetap mengetahui
materi rapat yang dibahas dan mengetahui hasil rapat.
3. Sebagai Pedoman Untuk Rapat Berikutnya
Rapat terdahulu yang memerlukan tindak lanjut, direlisasikan dalam rapat berikutnya sehingga notula dapat dijadikan pedoman.
4. Sebagai Alat Pengingat Untuk Peserta Rapat
Biasanya setelah pembukaan rapat, dibacakan notula hasil rapat sebelumnya sehingga dapat mengingatkan para peserta rapat.
5. Sebagai Dokumen
Notula
sebagai dokumen sehingga harus disusun dengan rapi menurut kronologis
dan dijilid secara rapi lalu dismpan engan baik sesuai dengan sistem
pengarsipan.
6. Sebagai Alat Untuk Rapat Semu
Yang
dimaksud dengan rapat semu adalah rapat yang tidak pernah dilaksanakan
atau rapat fiktif. Pada saat menyususn notula biasanya dikonsultasikan
terlebih dahulu kepada ahli hukum.
Untuk
menjadi notulis yang handal, diperlukan beberapa keahlian yang harus
dimiliki seorang notulis. Seorang notulis harus terampil atau mampu:
1. Mendengarkan da menulis
2. Memilah dan memilih hal yang penting dan yang tidak penting
3. Konsentrasi yang tinggi
4. Menulis cepat
5. Bersikap obyektif dan jujur
6. Menguasai bahsa teknis baku dan menguasai materi pembahasan
7. Mengetahui dan memenuhi kebutuhan pembaca notula
8. Menguasai metode pencatatan secara sistematis
9. Menguasai metode pengolahan data
10. Menguasai berbagi hal yang berhubungan dengan rapat.
11. Menyimpulkan hasil rapat
Seorang
notulis memiliki beberapa fasilitas penunjang untuk membantu dalam
menyelesaikan tugasnya. Beberapa fasilitas dan keistimewaan yang harus
diperoleh seorang notulis adalah sebagai berikut:
- Notulis diberi informasi mengenai perihal latar belakang rapat, tujuan rapat, pokok masalah rapat, dan jenis rapat sebelum rapat dilaksanakan. Notulis harus mengetahui susunan acara beserta pokok masalah atau materi yang akan dirapatkan agar dapat dipelajari sehingga memudahkan dalam menyusun notula.
- Notulis diberi dokumen atau makalah yang dibagikan kepada para peserta rapat yang lain pada saat pelaksanaan rapat.
- Notulis diperbolehkan untuk meminta agar peserta rapat menjelaskan atau menyempurnakan kesimpulan yang dikemukakan notulis.
- Notulis mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan pada saat rapat berlangsung.
- Setiap sesi berakhir, notulis mempunyai hak untuk memperoleh rangkuman dan kesimpulan rapat.
- Agar dapat menyempurnakan notulanya, notulis berhak berbicara pada setiap sesi.
- Notulis duduk disebelah pemimpin rapat, agar mudah berkomunikasi dan memperoleh informasi secara maksimal.
- Apabila rapat berlangsung terlalu lama, maka perlu disiapkan beberapa orang untuk menulis notulis.
- Ketika menyusun notula, seorang notulis tidak boleh mengerjakan hal lain karena menyusun notula memerlukan konsentrasi yang penuh.
- Jika rapat membutuhkan waktu pengkajian yang lebih lama dan berlagsung alot dan rumit, maka notulis berhak memperoleh keleluasaan waktu untuk meyusun notula akhir.
Telah
dikemkakan bahwa notula adalah catatan singkat mengenai jalannya
persidanga (rapat) serta hal yang dibicarakan dan diputuskan. Notula ini
dapat disusun sebelum rapat, pada saat rapat berlangsung atau sesudah
rapat. Notula terbagi menjadi dua jenis yaitu:
Yang
dimaksud dengan notula harfiah adalah laporan atau pencatatan secara
kata demi kata seluruh pembicaraan dalam rapat, tanpa menghilangkan atau
menambahka kata lain (kata dari notulis). Notula harfiah biasanya
berbentuk dikte atau catatan stenografi, menulis kembali hasil rekaman,
dan gabungan dari keduanya.
2. Notula Rangkuman
Notula
rangkuman adalah laporan ringkas tentang pembicaraan dalam rapat. Oleh
karena itu, notulis harus terampil menilai isi pembicaraan setiap
peserta rapat. Notulis harus dapat memilah dan memilih setiap
pembicaraan. Hal-hal yang ditulis oleh seorang notulis adalah yang
sesuai dengan tema rapat da tujuan rapat. Apabila pembicaraannya tidak
seseuai dengantema dan tujuan rapat, maka notulis tidak perlu menulis di
dalam notula rapat.
Notulis
juga harus dapat meringkas setiap pembicaraan dan menuliskannya dalam
kalimat yang komunikatif dan efektif. Dalam kata lain notula harus
ditulis dengan kalimat yang jelas, singkat, dan tepat serta dapat
dipahami oleh orang lain. Untuk itu, seorang notulis harus terampil
mendengarkan setiap pembicaraan, meringkas, mencatat sambil mendengarkan
pembicaraan berikutnya.
Sumber : http://ridwanjuli.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan masukan komentar Anda