Laman

Sabtu, 24 Maret 2012

Mafia Manager ( sebuah renungan Kepemimpinan )

RESENSI BUKU

Penulis : "V"

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Cetakan : Tahun 2003 (Cetakan terakhir)

(Penerbit : PT.Gramedia Pustaka Utama, 2003).


Terus terang buku ini menggelitik untuk dibahas bukan hanya karena judulnya yang cukup seram dan pengarangnya yang terkesan penuh rahasia (namanya hanya tertulis :V), tetapi juga karena isinya yang ternyata banyak menyentuh dunia mereka yang berprofesi sebagai karyawan.

Dalam diskusi tersebut muncul beberapa pertanyaan, apakah relevan kalau gaya kepemimpinan seorang atasan atau petinggi perusahaan mengambil ajaran-ajaran Mafia dalam menjalankan organisasinya? Bukankah Mafia itu sebuah organisasi kejahatan, yang berarti ajaran-ajarannya juga mengarah ke dunia kriminal?

Memang, mendengar kata Mafia, ingatan orang akan tertuju pada sebuah organisasi yang untouchable, selalu berurusan dengan aparat hukum karena gerakannya yang selalu mengandalkan kekerasan, kekuasaan, serta bisnis yang mengarah pada obat-obatan terlarang. Membunuh, balas dendam, dan geng tidak bisa lepas dari perilaku Mafia. Pada awalnya organisasi itu dibentuk di Italia sekitar lima abad yang lalu, dengan tujuan mendukung perjuangan kelompok nasionalis dan patriotik. eksistensinya disalahgunakan dan berbelok arah ke dunia kejahatan.

Siapa sangka, kalau ternyata ajaran-ajaran Mafia -- sadar atau tidak -- telah diterapkan oleh para pelaku organisasi bisnis. Dalam meraih suatu karir atau mempertahankan posisi strategis dalam organisasi, mereka memakai prinsip-prinsip yang telah diajarkan oleh para pemimpin Mafia. Secara konsisten para pemimpin atau atasan sebuah organisasi perusahaan belajar bagaimana cara me-manage sekelompok orang dalam lingkup organisasi. Mereka mempelajari teknik kepemimpinan dan manajemen dari para senior atau pemimpin perusahaan yang sudah berhasil. Ada juga yang mengikuti berbagai training, membaca buku-buku teori kepemimpinan non konvensional. Setelah dibandingkan dengan yang konvensional, ternyata teori kepemimpinan non konvensional lebih efektif untuk dijalankan. Materinya sarat dengan filsafat dan seni mengatur orang. Dimana tanpa disadari, teori kepemimpinan tersebut sejalan dengan ajaran-ajaran Mafia.

Ajaran Mafia sangat menarik, sehingga menjadi inspirasi kepemimpinan serta manajerial segala bentuk organisasi, terlebih organisasi perusahaan. Diperlukan kecerdasan, kejelian dan kreativitas untuk mengimplementasikannya. Sifatnya sangat fleksibel, bisa tegas, melunak, sesuai dengan kondisi. Didalamnya penuh dengan strategi kepemimpinan yang sesuai diterapkan di zaman apapun. Ajarannya mirip dengan Sun Tzu, yang banyak direkomendasi para pelaku bisnis. Bedanya kalau doktrin dalam Mafia cenderung untuk personal, sedangkan Sun Tzu lebih ke strategi organisasi.

Untuk bisa mengambil manfaat dari ajarannya maka kita tidak boleh mengartikannya secara harafiah. Tetapi harus ditangkap makna yang terkandung didalamnya, kemudian diolah dan penerapannya disesuaikan dengan kondisi organisasi. Bila prinsip-prinsip tersebut diartikan secara apa adanya, maka terlihat kontradiktif dengan norma masyarakat, agama serta hukum.

Para pelaku organisasi akan memperoleh banyak manfaat kalau dapat menangkap intisari yang terkandung dalam setiap ajaran Mafia, dan kemudian mampu menerapkannya. Mereka yang menduduki posisi strategis mampu mempertahankan serta mengembangkan organisasinya. Sementara yang masih ada di level bawah memperoleh kesempatan besar untuk meningkatkan karir. Para atasan bisa memetik ajaran-ajaran para pemimpin Mafia untuk membuat perusahaannya survive dan mampu berkompetisi di era persaingan global saat ini.

Dalam menjalankan organisasi dan me-manage orang ada hal-hal khusus yang mesti diketahui dan dijalankan seseorang, diantaranya adalah etika, strategi, prinsip-prinsip manajerial dan kepemimpinan. Bila tidak mampu melaksanakan, jangan harap bisa memimpin, atau bisa memimpin tapi tidak akan berhasil. Apa yang disebut hal-hal khusus di atas bisa ditemukan dalam ajaran-ajaran Mafia.

Etika Dan Strategi

Menyangkut etika berorganisasi misalnya, senioritas menjadi unsur penting dalam pengembangan karir. Para Mafia menekankan, bahwa meniti karir tidak boleh dengan cara instan, tapi mesti dari bawah, Untuk mendapatkan jabatan atau kedudukan, seseorang harus merangkak dari bawah ke atas. Dia yang ingin memetik buahnya memang harus mendaki. Mereka mengajarkan kepada yang masih hijau dalam organisasi, etikanya sebelum memegang sebuah komando setiap anggota harus belajar patuh, berjuang untuk berprestasi. Kejujuran juga menjadi pertimbangan etis dalam organisasi Mafia. Dalam berinteraksi kejujuran harus dikedepankan. Bagi Mafia, hal terpenting dalam hubungan bisnis ialah reputasi akan kejujuran.

Selain kejujuran, solidaritas dan kesetiaan merupakan etika yang harus dijaga antar anggota organisasi. Dalam organisasi bisnis modern, solidaritas dan kesetiaan dapat diartikan menjadi kebersamaan, loyalitas serta sense of belonging atau rasa memiliki terhadap perusahaan. Menyangkut solidaritas dan kesetiaan ini Mafia tidak ada toleransi, bila melanggar hukumannya adalah :disingkirkan!

Strategi (atau trik?) dalam berbisnis juga diajarkan para petinggi Mafia. Untuk bertahan hidup, bersabarlah, pasang mata, pasang telinga dan jangan banyak omong, begitu nasihat mereka agar bisa survive. Supaya menang dalam kompetisi melawan pesaing disarankan, bersabarlah, bertahan hidup, mengatur rencana dan menyerang dengan cepat.

Terhadap mitra bisnis Mafia punya strategi sebagai berikut, Jalankan bisnis dengan orang asing seakan-akan mereka adalah saudara, dan jalankan bisnis dengan saudara seakan-akan mereka adalah orang asing. Apakah cara ini efektif? Yang pasti bahwa banyak pelaku bisnis menerapkan strategi tersebut buat mengecoh lawan.

Prinsip Manajemen Dan Kepemimpinan

Menyangkut manajerial juga menjadi perhatian organisasi Mafia. Sebagai contoh adalah efisiensi. Setelah disesuaikan dengan organisasi perusahaan, efisiensi operational cost dapat diilustrasikan sebagai berikut, Kalau diangkat sebagai kepala cabang dimana kamu diminta membereskan sebuah unit pemasaran yang dipenuhi orang-orang tidak berguna, tugas utamamu adalah mengusahakan kepergian mereka dengan sukarela. Efisiensi waktu juga ditekankan. Namun dianjurkan penerapan efisiensi jangan diidentikkan dengan penetapan kegiatan-kegiatan rutin secara kaku. Mafia punya nasihat bijaksana, Hal terbaik untuk diinvestasikan adalah waktumu. Manajemen waktu yang efektif berarti mendapatkan hasil sebesar-besarnya dari setiap menit yang kamu gunakan untuk bekerja. Bekerjalah dengan cerdik dan cerdas, bukan lebih keras.

Bagaimana dengan prinsip kepemimpinan? Mafia punya dalil-dalil yang cukup lengkap. Mulai dari memilih anak buah disarankan, Jangan sekali-kali menggunakan bawahan yang belum pernah belajar patuh, betapapun kompeten dia. Setelah mendapatkan anak buah dinasihatkan, Jangan sekali-kali mengajarkan semua jurus tipu dayamu pada para prajuritmu, kalau tidak senjata bisa makan tuan. Masih banyak lagi berbagai nasihat bagi para pemimpin atau atasan dalam mengatur bawahannya. Yang mereka garisbawahi adalah, dalam hal pengaturan masalah manusia, jangan sekali-kali mengharapkan nalar dan logika.

Dalam dunia bisnis, spekulasi juga tidak diharamkan oleh para Mafia. Hal itu terlihat dari ajaran bahwa orang yang memiliki keberanian besar untuk mengambil keputusam dengan gerakan dan saat yang tepat, pasti melejit ke atas, tetapi yang takut berarti mati. Karena itu, jangan pernah menjadi karyawan yang biasa-biasa saja, karena kesempatan untuk naik karir akan kecil. Untuk bisa menjadi di atas dalam sebuah perusahaan seorang karyawan harus menjadi luar biasa. Berani mengambil tanggung jawab dan keputusan yang besar dalam setiap kesempatan. Pasti risikonya juga tidak kecil, tapi itulah yang dituntut sebuah organisasi (terutama perusahaan) bagi para pemimpinnya.

Kembali ke pertanyaan apakah layak, etis, dan bisa, ajaran-ajaran tersebut diterapkan para pelaku organisasi dalam era kompetisi global dan modern? Jawabannya tergantung dari para pembaca. Kami yang tergabung dalam kelompok diskusi sepakat menyimpulkan : layak, etis dan bisa, selama kita mampu mengambil dan mengolah dengan benar semua intisari ajarannya. Jika bisa menerapkan, ajaran para Mafia banyak membantu kita menjadi seorang pemimpin atau atasan dalam sebuah organisasi.***




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan masukan komentar Anda