Laman

Senin, 15 November 2010

BERDARAH INDO, KENAPA WILDERS JADI ANTI ISLAM?

Ada sesuatu yang baru dalam arena politik Belanda. Itulah pemerintahan minoritas yang November ini mulai berkuasa di Den Haag. Dua partai berkoalisi, partai konservatif VVD dan partai kristen demokrat CDA.
Tetapi masih ada satu partai lagi yang mendukung koalisi minoritas itu, walaupun partai ini tidak ikut memerintah. Itulah partai kebebasan PVV pimpinan si politikus anti Islam yang juga memblonda rambutnya, Geert Wilders. Walaupun anti Islam, Wilders ini ternyata juga orang Indo yang berdarah campuran, karena neneknya kelahiran Indonesia.

Jadi bagaimana kita bisa memahami Wilders, orang Indisch tapi anti Islam? Untuk menjawab pertanyaan ini kita temui pakar antropologi Lizzy van Leeuwen yang menemukan bahwa Wilders berdarah Indo.
Lizzy van Leeuwen yang selalu tampak tenang itu malah mengaku ini pertanyaan yang sangat rumit. Wilders memang punya latar belakang Indisch, tetapi baginya dia itu orang yang berlatar belakang pasca kolonial. Keluarganya datang dari bekas koloni. Dia memang Indisch, tapi itu tidak ada artinya. Mungkin salah seorang nenek moyangnya memang beragama Islam. Tetapi apakah itu berpengaruh padanya, tidak ada yang tahu.

Bersikap pahit
Yang penting bagi pendirian politik Wilders adalah bahwa itu pendirian politik kaum pendatang. Bisa dibandingkan dengan Le Pen di Prancis. Le Pen adalah juga seorang pendatang pasca kolonial yang kemudian terjun ke dunia politik Prancis. Dia berasal dari Aljazair. Pendirian politiknya persis sama dengan pendirian politik Wilders: nasionalisme yang ekstrim, benci orang asing, kembali ke zaman dulu dan anti Islam.
Itu semua bukan karena Wilders itu keturunan Indo, tetapi karena karena asal usulnya dari sebuah koloni yang kebanyakan warganya beragama Islam. Itulah asal usul keluarganya. Menurut Lizzy, keluarga Wilders dulu punya harapan tertentu tentang Belanda, juga ketika mereka untuk pertama kalinya datang ke Belanda. Harapan itu ternyata tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga keluarga itu menyimpan dendam yang tidak pernah selesai. Itulah yang didengar Wilders sepanjang hidupnya.

Lizzy van Leeuwen melihat pendirian anti Islam Wilders tidak bisa dikaitkan dengan latar belakangnya sebagai keturunan Indisch. Di Belanda, di kalangan orang-orang Indisch tua, memang ada perasaan anti Islam. Tetapi itu tidak punya kaitan dengan Indonesia, ketika mereka masih di sana. Itu lebih berkaitan dengan saat-saat ketika mereka sudah hidup di Belanda.

Mereka bandingkan keadaan mereka ketika tiba di Belanda dengan keadaan ketika pendatang Turki dan Maroko tiba di Belanda pada tahun 1970an dan 1980an. Bagi mereka, warga Islam ini datang ke Belanda dengan enak dan mewah, dibandingkan sambutan yang mereka terima. Waktu itu mereka disambut dengan dingin dan acuh tak acuh oleh masyarakat Belanda. Itulah yang menyebabkan mereka bersikap pahit.

Terlalu dicari-cari
Bisalah dimengerti kalau kemudian keluar perkataan-perkataan yang buruk tentang pendatang muslim. Tetapi, Lizzy menegaskan, kenyataan bahwa Wilders bisa begitu anti Islam tidak bisa dijelaskan dari latar belakang pasca kolonialnya.

Sebagai orang Indisch yang pasca kolonial itu, bisa jadi Wilders pernah dengar sesuatu tentang Islam dan bagaimana Islam di Hindia Belanda, waktu itu. Lizzy van Leeuwen agak ragu-ragu mengenai hal ini. "Mungkin saja, tapi saya tidak tahu." Dia sendiri indisch, tapi ibunya tidak pernah bertutur soal Islam di Hindia Belanda. Ibu Lizzy tidak pernah bicara tentang Islam dan muslim.

Lizzy juga mengaku tidak tahu apakah Islam merupakan bahan pembicaraan di kalangan keluarga Indo. Sejauh yang diketahuinya, Islam hampir tidak pernah merupakan pembicaraan. Orang Indonesia sendiri tidak selalu dikait-kaitkan dengan Islam.

Mungkin itu pernah terjadi pada keluarga-keluarga tertentu, dengan alasan-alasan tertentu pula, tetapi pada umumnya tidak. Alhasil Lizzy meragukan apakah Wilders pernah dengar dari neneknya yang Indisch itu cerita-cerita tentang agama Islam.

Nenek Wilders pergi dari Hindia Belanda pada tahun 1932. Saat itu orang Belanda sudah ketakutan menghadapi gerakan kaum nasionalis Indonesia. Kalangan nasionalis ini kadang-kadang memang dikaitkan dengan Islam. Dan agama ini juga merupakan penggalang nasionalisme Indonesia.

Tetapi apakah seorang perempuan seperti neneknya Wilders benar-benar sadar akan kaitan Islam dengan nasionalisme Indonesia, sehingga 30 tahun kemudian ia memperingatkan cucunya soal Islam, tampaknya itu terlalu dicari-cari.

Rahasia keluarga
Keluarga Wilders datang ke Belanda dalam keadaan yang tragis pada tahun 1932. Sebagai pegawai negeri kolonial, kakeknya melakukan pemalsuan. Sebenarnya mereka itu diusir dari Hindia Belanda.
Patut dipertanyakan apakah Wildres tahu soal ini. Lizzy van Leeuwen sempat mendalami pelbagai dokumen tentang ini. Dia menduga tampaknya ini merupakan rahasia keluarga yang selalu ditutup-tutupi. Jelas tidak enak untuk kembali ke Belanda dalam keadaan demikian.

Tanpa uang sepeserpun mereka harus pergi ke Belanda. Keluarga ini punya delapan atau tujuh orang anak. Di tengah-tengah musim dingin tiba di Belanda, di wilayah yang miskin, di selatan. Ini sangat sedih.
Bisa dipastikan keluarga ini mengalami saat-saat yang pahit, baik itu nenek Wilders maupun ibunya. Mereka merasa terhina, dan perasaaan semacam ini diturunkan dari orang tua ke anak. Tetapi patut diragukan apakah Wilders benar-benar tahu mengapa rasa terhina itu muncul.

Tentu saja keluarga ini marah besar, terhadap pribumi Hindia atau terhadap penguasa kolonial di Batavia. Tetapi patut dipertanyakan apakah tuduhan dan dendam itu hanya diarahkan terhadap mereka yang beragama Islam. Mungkin lebih tepat untuk melihat suasana bagaimana Wilders dibesarkan. Apakah suasananya gembira atau justru penuh dendam dan ingin balas dendam dan terus dilihat hal-hal yang gagal.

Lizzy van Leeuwen menganggap menarik bahwa Wilders memblonda rambutnya, walaupun caranya memblonda rambut itu, kata Lizzy, tidak baik. Ini jelas punya makna. Apapun yang dikerjakan orang terhadap penampilannya, atau apapun yang tidak dikerjakan seseorang terhadap penampilannya, selalu punya makna. Itulah cara seseorang tampil di dunia nyata. Itulah isyarat yang ingin diberikan kepada orang lain.
Wilders memblonda rambutnya ketika ia meniti karier politik. Bagi Lizzy jelas bahwa Wilders tidak ingin rambut yang berwarna hitam atau gelap, tapi justru rambut blonda, sangat blonda. Rambutnya yang berwarna seperti itu adalah juga pilihan politiknya, pendirian politiknya. Tidak bisa tidak.
Suka dengar

Wilders itu anti Islam, banyak orang Indonesia mengartikannya sebagai anti Indonesia. Lizzy van Leeuwen menganggap ini tidak tepat. Kebencian Wildres terhadap orang Islam lebih rumit lagi, bukan merupakan garis lurus seperti yang selama ini diduga orang.

Misalnya, kebencian yang tampaknya begitu meluap-luap terhadap Islam itu bisa jadi cuma caranya untuk mencapai hal-hal yang lain. Memang itu adalah taktik yang rasis, tapi bisa jadi kebenciannya terhadap Islam tidak sebanyak seperti yang ditunjukkannya.

Kenapa? Karena dengan kebenciannya itu, dia bisa menyuarakan ketidakpuasan yang banyak terjadi, bukan saja di kalangan warga Eropa, tetapi juga secara massal seantero orang Barat. Kalau orang-orang itu bisa dimobilisasikan untuk tujuan tertentu Wilders, maka dia memang lihai.

Itu merupakan cara untuk bisa mencapai tujuan politik Wilders yang sebenarnya. Itu bisa dilakukan berkat ucapannya yang keras tanpa nuansa terhadap umat muslim. Itu dilakukannya dengan cerdik. Ia tahu bisa memperoleh dukungan kalangan terpelajar, seperti terbukti dalam proses pengadilan terhadapnya.
Sikap anti Islam Wilders itu patut dipertanyakan. "Menurut saya ia memang anti Islam, tapi masih ada tujuan lain dari sikap itu. Dengan anti Islam ia bisa meningkatkan jumlah kursi di parlemen. Karena ternyata banyak orang Belanda suka mendengar orang yang begitu anti Islam." Demikian pakar antropologi Lizzy van Leeuwen. []

Tutup mulut rapat-rapat, buka mata lebar-lebar, nasehat Al Capone

RESENSI BUKU
Buku: Manager Mafia: Bimbingan Machiavellis untuk Dunia Usaha oleh “V"Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, cetakan ke tujuh, Maret 2005.
Alih Bahasa Bern Hidayat Jumlah halaman 192 halaman, 18,5cm

Tutup mulut rapat-rapat, buka mata lebar-lebar, nasehat Al Capone (1) Dalam buku saduran dari The Mafia Manager: a guide to the corporate machiavelli, penulis seorang mentor Mafia yang masih aktif, pada dasarnya resep tim sukses Mafia dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu mempersiapkan dan mengelola diri sendiri agar terampil menjalankan tugas dan saat mengelola atau mempekerjakan orang lain.
Ada setumpuk buku yang menjelaskan teknik-teknik manajemen dari para eksekutif perusahaan raksasa bisnis yang sukses. Tetapi kebanyakan buku-buku tersebut hanya mengulang-ulang teori yang dipercaya masyarakat luas dan para akademisi sebagai bagian dari kurikulum MBA.

Tetapi yang tidak pernah dibicarakan dalam buku-buku teks adalah endapan kebijaksanaan dari orang yang pernah mengelola salah satu kartel besar di dunia, paling menguntungkan, paling panjang dalam sejarah kapitalisme dan kejahatan terorganisasi yang dijuluki Mafia, La Cosa Nostra, The Syndicate, The Mob, The Outfit dan setengah lusin julukan lainnya.

Yang berbeda dalam sistem pengelolaan usaha ala mafia, mereka tidak mengobral kata-kata. Semua berdasarkan pragmatisme dan irit kata sehingga sering dijuluki Kekaisaran Bisu.

Seorang anggota Mafia kawakan biasa disebut “capo” yang artinya mentor – menyoba menuliskan seluk beluk manajemen dalam organisasi Mafia. Ia hanya dikenal dengan nama samaran Mr “V” bahkan lokasi kediamannyapun dirahasiakan.

Kedudukan mentor dalam organisasi Mafia sangat dihargai sebab nasihatnya sekalipun kadang bertentangan dengan cara pemikiran yang konvensional, namun sejujurnya mereka adalah sumber ilmu dan pengetahuan hidup organisasi sehingga dipercaya melebihi teman dekat atau bahkan pasangan hidup sekalipun.
Kehidupan Mafioso sebutan anggota Mafia umumnya sangat tertutup bagi orang luar sehingga merupakan masukan berharga tatkala salah satu pentolan mereka memberanikan diri mengungkapkan seluk beluk organisasi rahasia asal Sisilia yang terkenal sangat disegani para lawan maupun hamba wet sendiri.

Mr “V mengutip salah satu tulisan Machiavelly dalam buku Il Principe. Dikatakan bahwa kadang manusia baik akan menjadi kecewa ketika mereka berada di tengah orang tidak baik. Oleh sebab itu, perlu belajar menjadi orang tidak baik sehingga pada saatnya kita dihadapkan pada pilihan untuk menggunakan atau tidak menggunakan kemampuan kita.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering kecewa mengapa tokoh penjahat Mafia selain selalu dilukiskan kaya raya hidup bergelimang harta juga organisasi mereka bisa besar, mampu berekspansi namun tangan hukum seperti kesulitan untuk menyentuhnya. Sementara usaha dagang yang “lurus” lebih banyak yang setengah jalan lantaran lebih banyak dibumbui intrik perebutan kekuasaan, penghianatan dan korupsi.

Selanjutnya V menulis bahwa orang yang sukses menuju puncak kepemimpinan dalam Mafia biasanya orang yang mampu mengelola orang lain. Tak salah ia menyitir pepatah bahwa hawa dipuncak gunung kadang memang lebih hangat daripada di lembah. Sayangnya di puncak gunung tidak tersedia banyak ruang lapang sehingga harus diperebutkan.

Sejarah Mafia
Mafia berasal dari bahasa Sisilia kuno, Mafiusu, yang diduga mengambil kata Arab mahyusu  yang artinya tempat perlindungan atau pertapaan. Setelah revolusi pada 1848, keadaan pulau Sisilia morat-marit sehingga mereka perlu membentuk ikatan suci yang melindungi mereka dari serangan bangsa lain dalam hal ini bangsa Spanyol. Nama mafia mulai terkenal setelah sandiwara dimainkan pada 1863 dengan judul I mafiusi di la Vicaria “Cantiknya rakyat Vicaria),  yang menceritakan tentang kehidupan pada gang penjahat di penjara Palermo.

Sekalipun tidak jelas siapa yang mendirikannya, namun pendirian organisasi ini mula-mula berdasarkan ikatan persaudaraan diantara sesama warga keturunan pulau Sisilia. Dalam perjalanan sejarah, kelompok yang semula kecil menjadi besar dan membutuhkan dukungan keuangan yang lebih banyak sehingga misi pendirian organisasi mulai bergeser menjadi mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan tidak mengindahkan tata aturan masyarakat yang lain. Yang mengherankan para anggotanya merasa tidak melakukan tindakan kriminal sebab di mata mereka, apa yang dilakukannya adalah sekedar memberikan proteksi atau perlindungan terhadap kelompok lain yang mengalami tekanan atau pemerasan. Sehingga pelaku merasa bangga dan terhormat dapat “menolong” seseorang dari kesusahan. Sejak itulah kata Mafiusu berubah arti menjadi orang atau organisasi “terhormat.”

Nama lain dari Mafia adalah Cosa Nostra, anggotanya selalu menulis kata ini dengan penuh hormat yaitu ditulis dengan awal huruf besar. Pengertian Cosa Nostra sendiri adalah “our thing” atau sama-sama satu bangsa, satu pemikiran atau “orang kita.” Namun dalam buku terjemahan Mafia Manager oleh Bern Hidayat disebut bahwa terjemahan Cosa Nostra adalah “urusan kita.”

Ketika beberapa pentolan Mafia seperti Johnny “si rubah” Torrio berimigrasi ke lahan yang lebih menjanjikan yaitu Amerika sekitar 1930, maka dunia kejahatan Amerika mulai diwarnai darah yang dihasilkan oleh orang berdarah Italia. Apalagi Johnny merasa perlu membawa seorang tangan kanannya yang dikenal licin dan kejam terhadap musuh-musuhnya yang kelak akan merepotkan pemerintah Amerika, Al Capone.

Penyaringan menjadi anggota Mafia.
Untuk menjadi anggota Mafia secara turun temurun dibutuhkan seseorang yang memang berdarah Sicilia. Bila syarat ini dipenuhi, maka ujian lainnya adalah apakah masih merupakan pimpinan kelompok gang tangguh diwilayah anda. Proses selanjutnya adalah melampirkan daftar referensi dari gembong Mafia yang menyatakan mereka mengenal calon anggota tersebut dan lampu hijau baginya untuk diterima.
 
Bila seseorang telah resmi diterima, maka para plonco ini akan berada dibawah pengawasan seorang mentor yang mereka sebut “capo”– pelajaran pertama tentunya selain taat pada perintah sang Capo, para plonco harus menjaga mulut rapat-rapat, namun membuka mata dan otak lebar-lebar. Kalau para Capo tertawa, maka anak didikannya harus tertawa. Kalau Capo membentak, maka diwajibkan bagi anak didiknya untuk terbungkuk-bungkuk seakan baru dilanda angin puting beliung. Tidak ada perintah yang bersifat kelewat bengis atau tidak manusiawi, semua harus diterima sebagai perintah yang masuk akal. Perintah Capo adalah perintah Dewa dalam arti tidak boleh ditolak, dan harus dikerjakan serta diselesaikan dengan sempurna, rapi dan jangan meninggalkan jejak.
Ada pepatah dikalangan para siswa yaitu “bergaulah dengan orang diatasmu, dan lunasilah semua ongkosnya.”– menjelaskan bagaimana hubungan siswa dengan pelatih.

Namun jangan coba menjilat mentor ini secara berlebihan sebab bukan tidak mungkin para penjilat diberi ciuman kematian oleh sang Capo. Bilamana Capo memberi tugas, maka anggota wajib melakukan dengan benar sehingga diperlukan seni bertanya kepada para Capo yang tentunya tidak mudah. Beberapa anggota baru sering mengalami kesulitan akan “seni bertanya” kepada mentor mereka, namun hal ini sangat penting dilakukan. Sebab apa jadinya kalau gara-gara tidak paham perintah, seseorang menyikat anggota mafia lain yang memang ditanam dalam organisasi lain, atau menaruh bom di tempat yang salah.
Resep lain jangan pernah bermain cinta dengan kenalannya, atau orang-orang yang berada di bawah perlindungan sang Capo.

Jangan cepat tergoda jika gundik-gundiknya, sekretarisnya, isterinya, keponakan, anak, bahkan babu sekalipun menggoda anda dengan lirikannya. Pendeknya apapun miliknya jangan sekali-sekali disentuh. Kalaupun kelak ada yang dijadikan menantu oleh sang Capo, tentu saja atas ijinnya, maka sebutlah ini sebagai “karunia Tuhan atas manusia pilihan.

Mereka menyebut larangan ini dengan “jangan ambil daging ditempat Capo mengambil roti.” Hukuman bagi pelanggar komitmen hanya satu yaitu mati.

Kalau ada yang memiliki bakat wartawan, para Capo akan tidak mengendurkan pengawasan terhadap mahluk aneh satu ini. Pasalnya mereka tidak suka pada kegiatan menulis termasuk menulis nama pelanggan, alamat-alamat, jumlah hutang, persetujuan rahasia. Dokumen ini nantinya akan menjadi kendaraan yang cepat menjebloskan penulisnya kedalam penjara.

Lalu bagaimana setelah bertahun-tahun berada dalam organisasi tetapi sang Capo masih ingin duduk di karier tersebut?.

Tidak ada larangan tertulis bahwa bawahan boleh menyingkirkan sang Capo tua. Bukankah mereka sudah lama menikmati kenyamanan kariernya.

Setelah siswa dinyatakan lulus dalam pendidikan, maka pendidikan selanjutnya adalah memasuki dunia nyata yaitu dunia politik para anggota Mafia. Nasehat singkat jangan selalu mengikuti nasehat teman, sebab bukan tidak mungkin mulut manis menyembunyikan maksud ingin melihat kita jeblok.

Bisnis dalam mafia bukanlah sekedar mencungkil mata, mematahkan jempol atau meremukkan tulang tempurung.

Berbisnis dengan Mafia berarti memberikan uang berlebihan kepada para pelanggan. Jika pelanggan paham dengan cara berbisnis Mafia, maka terjadilah win-win-solution, namun apabila mencoba bermain-main dengan mafia, maka tidak akan ada obatnya kelak di pengadilan, polisi, anggota DPR maupun MPR.

Mungkin anak-anak suka sekali akan toko besar Toys “R” Us, sementara para mafioso lebih suka memelesetkan istilah Government “R” Us.

Betul anggota Mafia atau paling tidak suporter Mafia ada dimana-mana. Kalaupun ada pertanyaan bagaimana mungkin suap bisa menembus sisi pemerintahan, maka jawabannya sederhana. Dengan metode kuno yang sudah dipahami oleh setiap orang, namun masih terbukti ampuh.

Orang bekerja dengan dan untuk suatu nilai yang mapan terus menerus. Maka sifat manusia bila mereka ingin sesuatu yang lebih. Maka mafia akan memberikan iming-iming dan insentif sehingga bila umpan ini ditelan, nilai kemapanan suporter kami adalah keserakahan namun sekaligus ketakutan bilamana rahasianya dibocorkan.
Kesulitan dalam berbisnis adalah bilamana pihak keluarga ikut terlibat?. Maka nasihat para mentor yang patut didengarkan adalah, berbisnislah dengan orang lain seperti dengan saudaramu sendiri, namun berbisnislah dengan saudaramu sendiri seperti pada orang lain.

Kecerdikan mafia dalam berbisnis mudah dipelajari. Orang berkuasa adalah pemilik peraturan dan emas. Bilamana ketelnya mendidih dan menggelegak, gunakan sendok panjang untuk mengambil buburnya. Namun jika rumahnya terbakar, hangatkan dirimu sendiri.

Jika pernah mendengar aquisisi perusahaan, bisa jadi Mafia bermain dibelakang semua ini. Pencuri besar menggantung pencuri teri, mereka menyebutnya demikian.
Layaknya orang berbisnis, akan menemui kendala. Sebelum mengurai kendala, perlu memahami watak manusia.

Di dunia ini Mafia hanya mengenal dua kelompok, pemberi sogokan dan yang menerima sogok. Pilih salah satu yaitu pemberi. Maka akan mudah mendapat teman, sekutu, serdadu dan letnan. Sementara musuh akan didapatkan dengan gratis dan berlimpah.

Namun masih banyak kekeliruan dilakukan para pendiri dan bos-bos mafia, yaitu bilamana menyangkut harga diri, orang menjadi tersandung batu, bukan gunung.

Orang berbisnis harus mewaspadai tetangga yang bangun pagi sebab kita harus bangun lebih pagi lagi. Pepatah Jepang mengatakan, mustahil mengalahkan kekuatan ekonomi orang Barat jika orang Jepang hanya bekerja keras. Mereka harus bekerja lebih keras lagi dan lebih cerdik.

Tukang pukul Mafia lebih suka duduk mengobrol sambil main catur, kartu, membual tentang cewek-cewek, tentang hasil memalak. Padahal jika waktu menunggu diisi oleh membaca sesuatu yang berguna, bukannya memelototi teka-teki silang.

Bekerja dengan lebih cerdik, bukan asal bekerja keras. Untuk itu mulai menjadualkan tugas-tugas. Pilih melakukan tugas berat pada saat enerji sedang mencapai puncaknya. Delegasikan tugas kalau perlu kepada bawahan. Delegasikan lebih banyak lagi sehingga ada waktu terluang untuk mempelajari sesuatu yang baru

Mengelola orang lain
Setelah semua pendidikan dilalui, saat tanggung jawab mulai menumpuk maka sesuai nasehat para mentor diperlukan pendelegasian tugas. Makin banyak yang didelegasikan makin baik. Maka perlahan mafioso harus mempekerjakan orang lain.

Dan ini berarti mulai berhadapan pada kenyataan bahwa kebanyakan orang tidak berkompeten daripada yang kita harapkan, setidak-tidaknya dari surat lamaran ataupun wawancara dengan mereka.
Sebelum Bill Gates dari Microsoft mencanangkan kampanye seorang cerdas lebih baik daripada seratus orang dungu, maka para bos Mafia sudah melakukannya terlebih dahulu lima abad lalu. Terlalu banyak karyawan dungu selain akan melahirkan pengkhianat, juga overhead yang tinggi.

Calon karyawan lulusan segar dari universitas, setinggi apapun nilai dalam diplomanya, tidak akan mampu menyelesaikan pekerjaan yang bersifat kritis. Lebih baik berikan pekerjaan penting kepada seseorang yang sudah terbukti mampu memperlihatkan kemampuannya dalam memimpin dan bekerja sama dalam sebuah tim. Sebaliknya bilamana pekerjaan sangat teramat vital, maka jangan mempercayakan penuh kepada pakar yang bersemangat tinggi, seperti halnya dalam militer, orang bersemangat dengan jajaran tanda penghargaan di pundaknya akan berbahaya.

Orang semacam ini lebih mementingkan tanda jasa di atas segalanya. Jangan ada lebih dari dua kakak beradik, jangan mempekerjakan kekasih, suami atau istri dalam organisasi.

Saat melakukan wawancara dianjurkan untuk duduk berdampingan sehingga reaksi-reaksi pelamar dapat diketahui dengan pasti. Ajukan pertanyaan secara spesifik, lalu susul dengan pertanyaan “mengapa?” dan “bagaimana?” Karyawan yang diterima tentu harus memiliki loyalitas, para Capo mengatakan orang yang sangat loyal hanyalah dirimu sendiri.

Tempat kedua setelah loyalitas adalah kemampuan, ketrampilan dan kompetensi. Promosikan orang yang handal dan kadang badut. Ujilah mereka lalu perkuat tulang belulangnya dengan menangani pekerjaan kasar seperti juru masak, tukang kebun.

Bilamana karyawan ini lulus dalam ujian, mereka siap dengan tugas berat selanjutnya.
Orang lain yang perlu diperhitungkan adalah sekretaris. Dia mengetahui hampir semua rahasia, memiliki kemampuan juru runding, penjaga pintu. Sering-sering beri hadiah menarik bagi sekretaris, namun jangan sekali-sekali bercinta dengannya.


Berbeda dengan usaha lainnya, dalam organisasi Mafia tidak dikenal Direktur Sumber Daya Manusia. Semua keputusan penerimaan atau penolakan pegawai langsung ditangani bos dalam hal ini anda sendiri. Dilarang memasang iklan di media massa soal penerimaan pegawai baru.

Sebaliknya seorang akuntan yang handal adalah Dewa di dunia nyata para Mafioso. Disadari para mafioso adalah orang yang cerdik dalam melakukan tugas bersifat pragmatis dan memerlukan insting, namun menjadi badut tatkala berbicara mengenai pembukuan sehingga memerlukan bantuan orang yang handal dalam mengelola keuangan. Maka tidaklah mengherankan jika para mafioso kerap memberikan hadiah, dan kemewahan lain kepada para akuntan mereka.

Untuk memperkuat rasa solidaritas dan kebanggaan akan organisasi, para Mafioso gemar mengobral gelar dan kepangkatan. Mereka  akan menamakan tukang pembersih WC sebagai “Staf Ahli Janitor,” sehingga penyandang gelar tidak merasa direndahkan.

Alasan lainnya, dalam bisnis pelanggan biasanya hanya ingin dilayani oleh pihak yang “memiliki otoritas,” bukan dengan kroco atau bawahan. Untuk itu gelar semacam “vice presiden,” akan diobral agar menyenangkan pelanggan. Namun ini tidak berarti bahwa ada pangkat Bos segala Bos, sebab ini hanya akan menimbulkan bibit dengki dan bibit perpecahan. Karena itu para bos dari masing keluarga diberi pangkat sederajat.

Setiap tahunnya dengan bantuan akuntan dilakukan evaluasi untuk kenaikan gaji. Inilah satu-satunya cara meningkatkan spirit para karyawan. Karyawan yang menonjol prestasinya diberikan insentif berupa kenaikan gaji yang lebih dari sewajarnya, namun jangan lupa untuk memanggilnya empat mata dalam ruang tertutup dan katakan kepada mereka betapa pimpinan harus melanggar norma penggajian demi untuk memberikan apresiasi terhadap karyawan khusus. Sementara kepada karyawan yang selalu mengeluh kekurangan uang, berikan kesempatan untuk menjalankan usaha sampingan di luar usaha resmi. Tentunya setelah melalui persetujuan dari atasan.

Berapa banyak kebijakan pemerintahan yang seharusnya dilakukan secara rahasia ternyata malahan menjadi barang edaran di kalangan para pemburu berita. Para mafioso pun menyadari pentingnya kerahasiaan tersebut. Rahasia pasti bocor, orang bicara di kafe, di tempat tidur, warung, saat dalam pesawat, menunggu giliran panggilan di dokter, di arisan. Kadang tanpa disadari rahasia justru dibuka blak-blakan di papan pengumuman, kertas fotocopy yang tidak terpakai di tong-tong sampah.

Resep cespleng menekan rahasia bocor adalah jangan bicara kepada isteri atau suamimu lebih dari yang mereka perlu. Dalam kehidupan keluarga mafia, satu dari tiga perkawinan mafia berakhir dengan perceraian. Bukan tidak mungkin rahasia yang semula dipendam akan dikupas habis sebagai usaha balas dendam. Juga berhati-hati terhadap mulut anak-anak. Singkatnya harus mencurigai semua orang termasuk pengantar susu, koran atau tukang ledeng. Jika rahasia masih bocor juga, sebarkan informasi palsu namun jangan lupa sewa detektif untuk memastikan bahwa si pembocor rahasia cepat ketangkap basah.

Tokoh panutan dalam mafia adalah Johnny Torio yang kerap dipanggil si rubah sebab ia adalah perwujudan master mind langka yang pernah dihasilkan oleh organisasi. Johnny memiliki doktrin uomo di panza– manusia perut, yang arti luasnya menyimpan semua rahasia hanya di perutnya. Doktrin keda adalah uomo segreto– alias manusia penuh rahasia, susah ditebak. Tetapi diatas segalanya si rubah terkenal akan kesabarannya uomo di pazienza. Manusia sabar di sini adalah mampu memegang kendali dalam segala situasi. Dia tegas, tidak bergeming dalam segala hal, menjaga jarak dengan dunia luar. Konon dia memiliki kekuatan batin yang mampu membuat kedatangannya selalu diperhitungkan.
Johnny mampu menunggu, merencanakan dan menyerang persis rubah pada saat yang diperhitungkan dan sukses.

Membayangkan seorang bocah usia tujuh tahun masih memandikan babi buta milik ayah tirinya di Brooklyn, Amerika. Masih sulit dipercaya bahwa setengah abad kemudian menjadi orang kaya dan paling diperhitungkan di jaringan kejahatan skala besar Mafia Amerika. Dalam hingar bingar pemberitaan media nama si Rubah tidak setenar tokoh flamboyan Al Capone, padahal sebagai seorang manager, Johnny lebih efektif dan sukses.

Memecat karyawan
Di manapun juga ada masanya seorang karyawan tidak dibutuhkan lagi. Sebelum memecat mereka, dokumentasikan beberapa kegagalan karyawan lalu buat memo ke berbagai bagian. Kemudian lakukan tindakan skorsing sehingga memperkuat catatan keburukannya sehingga jika karyawan melakukan banding di pengadilan, data kelemahan mereka sudah dimiliki disertai bukti penguat bahwa tindakan peringatan berupa skorsing telah dijatuhkan.

Kesimpulan:
Banyak orang mengira bahwa semua yang berbau mafia adalah kejahatan adalah buruk untuk ditiru. Apalagi kalau mengutip kata mutiara keajahatan Al Capone “untuk mendapatkan keuntungan banyak, selain bahasa dengan kata manis, juga bahasa senjata.

Mungkin itulah sebabnya jarang orang berusaha menggali rahasia dibalik manajemen mafia. Apalagi novel dan filem lebih banyak mendramatisir tinju, asap mesiu dan darah muncrat.

Pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar sebab pada kenyataannya membangun sebuah organisasi besar sejak lima abad dan masih berdiri kuat sampai sekarang, sekalipun tidak terang-terangan, adalah bukti bahwa organsisasi Mafia dikelola secara profesional. Padahal kenyataannya para mafioso, cosa nostra, the Mob, dan sederet panjang nama lainnya lebih memilih tutup mulut dan membenci sesuatu yang bersifat dokumentasi, maka buku “The Mafia Manager: a guide to the corporate machiavelli.” merupakan sumber untuk mengetahui seluk beluk kehidupan para mafia dan organisasinya.

Memang buku ini berbau kriminal murni, namun dalam kehidupan sehari-hari, kita hampir selalu bersentuhan dengan para kriminal baik yang berleher kasar (rough neck) maupun berkerah putih (white collar).

Kalaupun ada yang dirasa kurang dari buku ini adalah bagaimana para mafioso yang begitu taat beragama sehingga sering dijuluki “kongregasi Bunda Teresa,” namun begitu enteng menarik pelatuk saat menembak mati musuhnya lalu mencium salib yang dipercayai mereka ajaran pembawa kedamaian tanpa kekerasan.
Tetapi sekali lagi, betapa banyaknya pemboman, pembunuhan mengatasnamakan Tuhan. Dan dalam hal ini mr "V" menulis secara pragmatis.

Sumber :http://www.wikimu.com

Mafia Betah di Belanda

Pada tanggal 12 Maret 2009, Giovanni Strangio ditangkap di daerah pemukiman baru di kota Diemen, dekat Amsterdam.
Giovanni Strangio adalah anggota mafia sekaligus tertuduh utama kasus pembunuhan dengan motif balas dendam, di sebuah restoran di Jerman. Yang membuat jengkel pihak kejaksaan Italia adalah, mafiosi bebas berkeliaran di Belanda.

Sebelum pembantaian di Duisburg tahun 2007 - yang menewaskan enam orang - hanya sedikit orang di luar Italia yang tahu-menahu tentang 'Ndrangheta, yaitu klen Giovanni Strangio. Kawasan Italia Selatan, Kalabria, adalah tempat kelahiran 'Ndrangheta.

Klen Kalabria bertumbuh menjadi organisasi mafia terpenting di dunia. Dan juga memonopoli impor kokain di Eropa dengan omset tahunan sekitar 45 miliar Euro.

Belanda populer
'Ndrangheta melebarkan sayapnya ke seluruh dunia. Tapi terutama Belanda sangat favorit di kalangan mafiosi, kata Francesco Forgione, bekas Ketua Komisi Parlemen untuk Urusan Anti Mafia di Roma.
 
"Belanda adalah pusat rute kokain di Eropa. Pelabuhan Rotterdam dan letaknya yang dekat Jerman berperan penting. Belanda favorit sebagai tempat persembunyian dan investasi. Jadi kaum kriminal tidak tinggal di sebuah negara hanya untuk mengimpor kokain saja. Mereka juga memutihkan uang di sana."


Meja dan Kursi
Organisasi-organisasi mafia lainnya seperti Camorra dan Cosa Nostra berada di luar negeri. Terutama 'Ndrangheta cenderung bercokol di sebuah negara yang memiliki struktur dan ritual negara asal, alias 'rumah' mereka.
Di belakang restoran Da Bruno di Duisburg, Jerman, ditemukan sebuah ruangan dengan meja dan tigabelas kursi yang juga didapati di Kalabria, dan dipakai untuk pelantikan anggota baru klen 'Ndrangheta.

Jadi mungkin saja di Amsterdam juga ada ruangan semacam itu, kata Francesco Forgione. "Apalagi kalau 'Ndrangheta juga mengakar di Amsterdam."

Lemari Besi
Menurut  Francesco Forgione terdapat sepuluh sampai limabelas klen Italia di Belanda, terutama di Amsterdam. Mayoritasnya berasal dari Kalabria. Dalam bukunya yang laris terjual 'Camorra', Roberto Saviano, menguraikan bahwa bos mafia yang masih buron, Augusto la Torre, bertahun-tahun tinggal di Belanda.
Dia tinggal di rumah rekan sedesanya, Raffaele Barbato alias 'Rockefeller', yang memiliki dua kasino di Amsterdam. Konon jutaan uang milik Augusto la Torre dan klennya masih tersimpan di brankas bank Belanda. Penulis Roberto Saviano, kini mendapat ancaman dari kalangan mafia.

Mengapa Belanda begitu populer di kalangan mafiosi? Jawabannya simpel: Belanda terbuka, rumah bordilnya bagus, perundang-undangan narkoba Belanda liberal, dan polisi serta kejaksaan relatif toleran.
Dengan kata lain: kalau seorang mafioso tidak menarik perhatian, maka di Belanda dia aman.

Tidak Perduli
Italia menganggap Belanda tidak memperdulikan upaya menyeret mafiosi ke meja hijau. Nicola Gratteri, pengejar 'Ndrangheta- terpenting di Italia: "Belanda baru bertindak kalau koran menyorotinya atau kalau rakyat protes. Selama itu tidak terjadi, Belanda akan pura-pura tidak tahu."

Eropa juga diam saja. Mafiosi bisa ke mana-mana di Eropa yang nirbatas. Padahal polisi dan kejaksaan belum siap menangani kriminalitas yang melampaui tapal batas negeri mereka.

Ini membuat frustrasi hakim penyidik Italia. Mereka mengusulkan agar negara-negara Eropa saling menyesuaikan hukum mereka. Sebagai contoh, hanya Belanda dan Italia yang menganggap keanggotaan organisasi kriminal sebagai suatu tindak kriminal.

FBI
Piero Grasso, kepala satuan anti mafia Italia berkhayal tentang FBI ala Eropa: "Kejahatan-kejahatan dilakukan di pelbagai negara. Jadi kami harus mengumpulkan bukti di pelbagai negara untuk dapat membuktikan fakta transnasional."

Tapi birokrasi Eropa berjalan lamban, alhasil anggota 'Ndrangheta bisa tetap berfokus pada impor kokain, pembelian tanah dan gedung atau melakukan pembunuhan balas dendam di trotoar restoran Italia.

10 Kode Etik Mafia Italia Bisa Dijadikan Contoh!

Mafia, juga dirujuk sebagai La Cosa Nostra (bahasa Italia: Hal Kami), adalah panggilan kolektif untuk beberapa organisasi rahasia di Sisilia dan Amerika Serikat. Mafia awalnya merupakan nama sebuah konfederasi yang orang-orang di Sisilia masuki pada Abad Pertengahan untuk tujuan perlindungan dan penegakan hukum sendiri (main hakim). Konfederasi ini kemudian mulai melakukan kejahatan terorganisir.

Anggota Mafia disebut “mafioso”, yang berarti “pria terhormat”.Mafia melebarkan sayap ke Amerika Serikat melalui imigrasi pada abad ke-20. Kekuatan Mafia mencapai puncaknya di AS pada pertengahan abad ke-20, hingga rentetan penyelidikan FBI pada tahun 1970-an dan 1980-an agak mengurangi pengaruh mereka. Meski kejatuhannya tersebut, Mafia dan reputasinya telah tertanam di budaya populer Amerika, difilmkan di televisi dan bahkan iklan-iklan.

Istilah “mafia” kini telah melebar hingga dapat merujuk kepada kelompok besar apapun yang melakukan kejahatan terorganisir (bandingkan dengan Mafia Rusia dan Yakuza di Jepang)

Apa Hubungan La Cosa Nostra sama Kode Etik Mafia?
La Cosa Nostra adalah nama yang digunakan anggota Mafia di Amerika Serikat untuk merujuk kepada organisasi tersebut. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Salvatore Maranzano pada tahun 1931 ketika dia menamakan dirinya Capo di tutti capi, atau “bos segala bos” dari kejahatan terorganisir yang dilakukan orang Italia-Amerika, setelah kemenangannya ats kelompok geng yang tunduk kepada Joe Masseria dalam Perang Castellammarese.
Terjemahan tepat kata tersebut masih belum dapat dipastikan, namun kira-kira berarti Hal Kami atau Urusan Kami.

Singkatan LCN kini digunakan pihak FBI untuk menggantikan kata “Mafia” dalam dokumen-dokumen resmi setelah diprotes kelompok Hak Sipil Italia-Amerika. Terungkap setelah godfather mafia Italia ditangkap polisi.

Media-media internasional seperti televisi CNN, radio BBC, dll mewartakan Nopember 2007 bahwa polisi Italia telah menemukan sebuah catatan berisi peraturan internal anggota mafia Italia menyusul ditangkapnya Salvatore Lo Piccolo, 65 tahun [lihat gambar]. Piccolo, godfather mafioso yang oleh aparat Italia dijuluki sebagai “bos dari segala bos”, telah diburu polisi sejak 1993.

Dalam penangkapannya ditemukan catatan kode etik mafia yang berisi hak dan kewajiban setiap anggota Piccolo. Suratkabar Italia, La Repubblica, menyebut kode etik itu sebagai The Godfather’s Ten Commandments atau — menurut terjemahan bebas Blog Berita — Sepuluh Titah Sang Mafia.

Polisi Italia mengatakan, berkas tersebut dibuka dengan kalimat, “Aku bersumpah untuk percaya pada Cosa Nostra. Kalau aku berkhianat, maka biarlah tubuhku terbakar.” Cosa Nostra adalah istilah yang sering dipakai aparat Amerika Serikat untuk menyebut mafia Italia.
Kode etik mafia Italia ini ditulis dengan huruf kapital. Isinya antara lain memerintahkan setiap anggota mafia untuk bersikap baik dan hormat pada isteri masing-masing, dan melarang berselingkuh atau mendekati isteri sesama mafia.

Inilah kesepuluh kode etik ala mafia Italia yang diterjemahkan secara bebas (coba kita bandingkan atau setidak kita samarkan dengan perilaku para pejabat-pejabat tinggi di negara kita )
  1. Dilarang memperkenalkan diri secara langsung kepada pihak kedua; harus pihak ketiga yang melakukannya.
  2. Dilarang “main mata” dengan isteri sesama anggota.peraturan yang sangat mulia, gan 
  3. Jangan sampai terlihat oleh polisi.
  4.  Dilarang dugem di tempat hiburan malam seperti pub dan klub. bagi mafia, aktivitas seperti itu sama bodohnya dengan menjeratkan diri sama hal-hal yang bisa dianggap sama seperti senjata makan tuan
  5. Harus selalu siaga demi panggilan tugas mafia, bahkan ketika isterimu melahirkan.bahwa tugas / job adalah diatas segalanya, dengan kata lain mengemban tanggung jawab sepenuh hati
  6. Janji untuk bertemu harus dipatuhi.pasti mereka tidak mengenal istilah ‘jam karet’, seperti yang sering terdengar di Indonesia ini 
  7. Isteri harus diperlakukan dengan hormat.kenapa? karena jika anda tidak bisa hormat dengan istri, apalagi dengan organisasi tempat anda bergabung
  8. Bila ditanya soal informasi apapun, maka jawabannya haruslah benar. tidak seperti elit-elit politik di negara kita, gan, yang kerjaannya cuma ngibul dan ngarang-ngarang cerita
  9. Dilarang menerima uang yang menjadi hak rekan lain atau keluarganya. ini kenapa ts bilang, kode etik ini patut dicontoh, tidak ada korupsi bahkan di tubuh organisasi kriminal seperti mafia Italia
  10. Orang-orang yang tidak bisa bergabung dengan mafia: Orang yang dekat dengan polisi, yang waktunya bagi keluarga relatif terbagi, yang perangainya buruk dan tidak bermoral.
Nggak disangka mafia punya aturan sebagus itu. Bandingkan dengan pegawai di republik: Ada yang berselingkuh dengan isteri sesama pegawai, mengambil uang jatah rakyat, membolos dalam rapat-rapat bila diundang legislatif atau pura-pura sakit bila dipanggil jaksa, dan masih banyak lagi yang tentunya membuat malu bangsa Indonesia.

Sekarang, coba simak 10 kode etik koboi yang kukutip dari Wikipedia ini. Namanya: Gene Autry’s Cowboy Code.
1. Dilarang duluan menembakkan senjata; tidak boleh memukul orang yang lebih kecil atau duel secara tidak adil.
2. Tidak boleh menjilat kata-kata yang telah terucap; tidak boleh membocorkan rahasia.
3. Harus selalu mengatakan kebenaran.
4. Harus bersikap baik pada anak-anak, orang yang lebih tua, dan binatang kecil.
5. Dilarang bersikap rasial dan anti-toleransi.
6. Diwajibkan menolong orang yang kesusahan.
7. Koboi haruslah pekerja keras.
8. Harus bersikap, berpikir, dan berbicara dengan jelas dan tegas.
9. Wajib menghormati perempuan, orangtua, dan kebijakan negara.
10. Seorang koboi adalah pencinta tanah airnya.

Isinya kurang lebih sama kan gan sama yang Mafia Italia, intinya mereka harus terbuka, jujur, tulus, ikhlas, dan hal-hal positif lainnya

Apa Makna Yang Bisa Di Ambil dari Thread Ini?
Mafia Italia adalah sebuah organisasi kriminal dimana usaha mereka rata-rata seperti perdagangan narkoba, senjata-senjata ilegal, bahkan pembunuhan, kurang lebih sama dengan koboi (berasal dr kata cowboy) yang punya ‘side job’ selain seperti menghidupi diri dengan mencuri kereta barang orang-orang kaya, berburu, dan lain-lain, namun dibalik itu semua, mereka ternyata menyimpan kode etik yang sifatnya “WAJIB DAN HARUS DIPATUHI”, dan kode etik mereka banyak yang justru menunjukkan hal-hal yang positif, bahkan TS pernah baca, kalo anggota seorang mafia tidak boleh mengkonsumsi alkohol sebagai suatu habbit dan tidak boleh sama sekali menyentuh narkoba, dan yang terpenting adalah, mereka harus patuh dan setia sama pilihan mereka, mulai dari istri dan keluarga mereka, patuh dan taat terhadap tugas-tugas mereka, organisasi mereka, dan tentunya Bangsa dan Negara Mereka Sendiri.

Seandainya mulai sekarang para wakil rakyat di DPR bisa bersikap seperti itu. Pasti anak cucu kita tidak akan pernah mengenal atau mendengar kata Korupsi, Kolusi, Nepostisme.

Jumat, 05 November 2010

Kepemimpinan kharismatik

kepemimpinan karismatik selama ini selalu identik dengan pengamatan pemimpin di politik dan keagamaan bukan kepemimpinan organisasi dan perusahaan. Karisma berasal dari bahasa yunani diartikan karunia diispirasi ilahi (divenely inspired gift) seperti kemampuan meramal dimasa yang akan datang.

Para ahli sepakat mengartikan karisma sebagai "suatu hasil persepsi para pengikut dan atribut-atribut yang dipengaruhi oleh kemampuan-kemampuan aktual dan prilaku dari para pemimpin dalam konteks situasi kepemimpinan dan dalam kebutuhan-kebutuhn individual maupun kolektif para pengikut " (Yukl, 1994:269)

Beberapa teori karismatik

Ada teori atribusi yang menyatakan bahwa kepemimpinan karismatik didasarkan atas asumsi bahwa karisma adalah sebuah fenomena atribusi (Conger & Kanungo, 1987) dan ada juga teori konsep sendiri yang menyangku karismatik seorang pemimpin dapat dilihat pada sejauh mana apeksi seorang pengikut, keterlibatan emosi dan motivasi yang tinggi didasari pengorbanan jiwa yang luar biasa (Shamir, house, Arthur, 1993) selain konsep teori tinjauan psiko-analisa karisma seorang pemimpin diberlakukan sangat tidak realistis dan tingkat identifikasi ekstrim oleh para pengikut baik melalui pemindahan karisma masa lalu seperti karisma trah Ir. Sukarno yang melegendaris ada pada mantan presiden Megawati yang mengarah pada kultus dengan berbagai konsekuensi negatif. konsekuensi karismatik negatif (Conger, 1990) dapat dilihat dari pola hubungan antara lain :

  • Hubungan antar pribadi yang jelek tidak sesuai dengan pendahulunya
  • Konsekuensi negatif dari prilaku impulsif dan tidak konvensional
  • Konsekuensi negatif dari manajemen kesan bahwa dirnya sangat dibutuhkan pengikut atau karena sekedar mendompleng nama pendahulunya
  • Praktik administrasi lemah, karismatik dalam memimpin tapi sangat lemah dalam penataan aktiftas yang membutuhkan dukungan administratif
  • Konsekuensi negatif dari dari rasa percaya diri yang lemah karena berbeda kapasitas dan kredibilitas dan dirinya memuja dirinya berlebihan (Narcisis).
  • Gagal untuk merencanakan suksesi kepemimpinan karena belum tentu ada yang selevel dengan dirinya sehingga mematikan pengkaderan dlam organisasi.
Referensi :

Kepemimpinan dalam organisasi, Garry Yukl, terj. Jusuf udaya, Prehalindo, Jakarta, 1994.


Bagaimana perusahaan terbaik dunia mengembangkan para pemimpin yang utuh

Para pemimpin “parsial” umumnya produk program eksekutif tradisional, mungkin berhasil dalam jangka pendek. Namun, perusahaan mereka rugi dalam jangka panjang.

Dilengkapi dengan studi kasus dari berbagai perusahaan, Head, heart, & Guts menggambarkan langkah-langkah serta tidakan spesifik bagi para pemimpin yang ingin tumbuh melalmpaui “zona nyaman kepemimpinan” mereka. Globalisasi, strukstur yang kompleks, dan perubahan konstan dalam dunia bisnis memerlukan para pemimpin yang mampu “mengarahkan dari depan”, menentukan posisi dengan tepat, menciptakan pola hubungan yang peuh makna, dan “memikirkan kembali cara menyelesaikan banyak hal”, sekaligus membangun bisnis dan menunjukkan hasil.
Karyawan menginginkan pemimpin yang autentik; member inspirasi, kepercayaan; dan mematok standar tinggi. Jadi, “pemimpin yang utuh” harus mampu menyeimbangkan antara orang dan kebutuhan bisinis; memotivasi orang lain dari berbagai latar belakang; menciptakan kepercayaan melalui integritas yang kuat; serta secara transparan menyeimbangkan antara risiko dan hasil. Berdasarkan riset dan pengalaman melatih ribuan pemimpin, para penulis menyatakan bahwa pengembangan kepemimpinan tradisional terlalu banyak berfokus pada “kepala”. Mereka mendesak para pemimpin menggunakan kapabilitas lainnya untuk mencapai hasil para era yang penuh paradox, ambiguitas, dan tidak bisa diprediksi ini. Head, Heart, & Guts memang ditujukan untuk individu maupun organisasi yang berusaha menemukan model kepemimpinan baru serta peta arah dan cara untuk meraihnya.

Tidak semua ciri dapat dilatih atau diberikan melalui pendampingan. Misalnya jika seorang pemipin kekurangan kapasitas dan integritas, tidak ada pendekatan, bagaimanapun efektifnya, yang akan membantu anda mengembangkannya. Beberapa ciri hanya dapat muncul setelang orang menjalani serangkaian pengalaman, mengalami beberapa kegagalan, dan belajar dari kegagalan tersebut.

Kepemimpinan menyeluruh

Dalam kepemimpinan meyeluruh dalam dunia bisinis yang bergerak cepat saat ini, banyak faktor-faktor yang mendorong tren kepemimpinan ini. Secara khusus, beberapa pendorong perubahan menuju kepemimpinan menyeluruh seperti ketergantungan global, kompleksitas pelaksanaan yang semakin meningkat, pembangunan, kebutuhan akan inovasi, dan meningkatkan harapan.

Selain pengetahuan, para pemimpin global masa depan juga membutuhkan apa yang mereka sebut “keterampilan dan atribut”. Keterampilan-keterampilan dan atribut ini termasuk keterampilan untuk memberikan umpan balik,mendengarkan dan mengamati. Kualitas-kualitas tertentu seperti penghormatan, rendah hati, dan kepercayaan yang secara tidak sadar dinilai dan diharapkan oleh para pemimpin perusahaan asing. Oleh karena itu, hati merupakan atribut yang penting. Beroperasi secara global lebih besar risikonya dibandingkan dengan beroperasi secara domestik. Kompleksitas dan ambiguitas dalam melaksanakan transaksi internasional atau pekerjaan dalam budaya yang berbeda memiliki arti yang signifikan. Sudut pandang dan pemahaman yang tidak hanya pada persoalan bisnis membuat para pemimpin harus mampu memasukkan masalah tren sosial, politik, dan ekonomi. Para pemimpin perlu membuka wawasan serta menghargai nilai-nilai keragaman budaya dan pola perilaku.

Orang –orang yang rasional sangat mengandalkan” kepala(bertindak cerdas)”, mampu menyelesaikan tugas sebuah organisasi serta memiliki dorongan kuat untuk mengendalikan dan memperkirakan segalanya sehingga dapat mencapai hasil gemilang. Kecerdasan emosional memainkan peran signifikan dalam menyelesaikan tugas. Pelaksanaan tugas membutuhkan kombinasi kekuatan dan pengaruh, risiko dan analisis, pengertian(menguasai pikiran orang lain), serta inspirasi(mengambil hati orang lain).

Pembangunan juga berkaitan dengan risiko. Stagnasi merupakan ancaman nyata bagi perusahaan-perusahaan yang tidak memberikan komitmen,upaya, dan pemikiran inovatif terhadap pembangunan. Para pemimpin harus mendukung dan dapat menerapkan strategi pembangunan yang mereka yakini.

Untuk membuang gagasan yang layak untuk dibuang dan bersungguh-sungguh mendorong pendekatan-pendekatan baru ke level berikutnya, serta menolak gagasan yang kurang potensial memang dibutuhkan keberanian. Para pemimpin juga harus mau bertoleransi pada kegagalan yang masuk akal dan belajar dari kesahalahan mereka. Beberapa gagasan yang sangat bagus berakhir kegagalan, dan para pemimpin harus mengkonsumsikan bahwa sejumlah kegagalan tertentu muncul dalam inovasi.
Para pemimpin global tidak dapat bekerja efektif jika mereka hanya mengadaptasi. Mereka juga haru mepunyai sudut pandang sendiri, memahami nilai mereka sendiri, dan memiliki keberanian dalam diri mereka sendiri. Untuk menghadapi tantangan internasional atau global tertentu, seperti melakukan negosiasi, mengambil keputusan, dan melakukan komunikasi, para pemimpin harus mengintegrasikan tiga kualitas, yaitu menunjukkan keberanian, kecerdasan, dan kecerdasan emosional dalam menghadapi situasi yang absurd, kompleks dan berbeda budaya.

KEPEMIMPINAN KEPALA


Seiring dengan semakin mendesaknya kebutuhan untuk memikirkan kembali kebijakan konvesional, semakin meningkat pula kesulitan untuk mewujudkannya. Meningkatkan kompleksitas, ambiguitas, dan volatilitas dalam bisnis dan kompetisi nyata-nyata menurut perspektif atau cara pandang baru. Kemampuan melakukan pemikiran ulang atau pengkajian tidak termasuk dalam daftar sifat atau ciri kepemimpinan.

Menemukan perspektif baru, lebih mudah diucapkan daripada dilaksanakan. Sebagian besar pemimpin bisnis menyadari bahwa perubahan tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, mereka harus memiliki perilaku yang modern, inovativ, dan lebih baik daripada sebelumnya untuk memenangkan kompetisi dan melaayani pelanggan. Kesadaran ini jarang diterapkan dalam perilaku kasus baru. Dalam angan, gagasan memikirkan kembali tampak sempurna. Hanya sedikit yang akan tidak setuju bahwa ini perlu. Namun, ketika sampai pada kehidupan nyata yang penuh konsekuensi, mengubah perilaku, strategi, taktik, ritual, dan tradisi akan terasa jauh lebih sulit. Tekanan untuk menunjukkan hasil, kebutuhan akan keberanian, kurangnya waktu untuk berpikir, menanikkan biaya penemuan kembali, kekuan ritual merupakan beberapa faktor yang juga mempengaruhi para pemimpin melakukan pemikiran ulang.
Mengapa sekarang merupakan saat yang tepat untuk memikirkan kembali?
Tanpa kemampuan untuk memikirkan kembali pendekatan konvensional, para pemimpin akan tertinggal.banyak pemimpin yang percaya bahwa model bisnis ada untuk diwujudkan, tetapi mereka tidak mampu dan tidak mau menciptakan lingkungan yang memungkinkanya terwujud.

Batasan-batasan yang ada dalam dimensi dan arah yang berbeda merupakan pengetahuan yang akan membantu para pemimpin mengeluarkan ketakutan dan merevisi persoalan yang ada. Dalam lima jenis batasan-batasan, yakni batasan, eksternal, batasan vertikal, batasan horizontal, batasan geografis dan batasan personal. Banyak manfaat yang tumbuh di organisasi-organisasi ketika para pemimpin dapat mengamati dan membuat ulang kerangka batasan.

Lebih dari sekadar sifat manusia yang mencegah orang paham dan cerdas dari membuat ulang kerangka batasan-batasan. Ada berbagai halangan yang membuat beberapa orang sulit memahaminya, seperti halangan sistem insentif, halangan arogansi dan halangan “meluap-luap”.

Seperti sebagian besar keterampilan kepemimpinan, eksekusi lebih rumit dibandingkan apa yang disarankan oleh pendekatan-pendekatan untuk menyelesaikan tugas yang dimana pemimpin harus mengauasai kompleksitas tugas dan menemukan suatu bentuk pendekatan untuk mengraikan kesulitan yang berkaitan dengan eksekusi hanya mampu dilakukan oleh para pemimpin kepala, hati, dan nyali, karena mereka mengetahui bahwa persoalan-persoalan orang dan risiko dapat membawaa pengaruh unggul.
Mengembangkan dan menyuarakan sudut pandang adalah sesuatu yang juga berharga bagi perusahaan. Sebagian orang gagal mengmbangkan keyakinan dan mengambil pendirian oleh karena gagasan yang keliru bahwa pemimpin harus mewakili pihak organisasi karena lingkungan organisai yang mendorong ketaatan bagi berbagai pihak, terkadang dapat juga dikarenakan oleh keraguan diri tentang kemampuan seseorang dalam membentuk sudut pandang.
Organisasi, karenanya, harus mendorong pengembangan kepemimpinan menyeluruh yang dapat menjelaskan perspektif mereka secara logis. Dengan kata lain, perusahaan-perusahaan memerlukan para pemimpin yang bukan hanya mampu mengkomunikasikannya dengan empati persuasif seperti pengacara yang percaya bahwa kliennya tidak bersalah.
KEPEMIMPINAN HATI

Dibutuhkan hati untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan manusia dengan bisnis. Pemimpin klasik – bersifat pendorong, berorientasi pada angka, berkompetisi, berfokus hanya pada tujuan-tidak pernah mencapainya. seorang pemimpin seperti ini terlalu sering gagal melihat kaitan antara orang dan bisnis yang berkembang. Membuat hubungan yang menghasilkan hati membutuhkan keseimbangan dalam kecerdasan bersaing yang harus diseimbangkan,emosional seorang pemimpin untuk membangkitkan antusiasme, kepercayaan, keyakinan, dan optimisme di antara orang-orang dalam organisasi mereka. Manfaat dari mempertahankan keseimbangan ini, yakni, berkelanjutan, inovasi, dan jaringan kerja.

Mengenali kebutuhan bersaing yang harus diseimbangkan, dan secara konsisten tidak pilih kasih juga merupakan kunci untuk menggunakan pengembangan kepemimpinan atau pelatiahan untuk menyelesaikan masalah. Kualitas hati lainnya sebagai kualitas yang semakin penting dalam perusahaan yang saling bergantung secara horizontal dan bekerja untuk memberikan solusi terpadu bagi para pelanggan dalam basis global.

Kepercayaan sering berbicara sebagai tiga komponen, yakni karakter, kompetensi, dan konsistensi perilaku.mengelola kemampuan juga memerlukan teknik mengajarkan delegasi dengan mempercayai. Membimbing orang melalui visi dan nilai-nilai juga menemukan keseimbangan, membantu para pemimpin merefleksi dan menyuarakan keinginan mereka. Mengelola tuntutan yang semakin meningkat secara horizontal menuntut para manajer tidak hanya menyeimbangkan kebutuhan inheren dalam perusahaan, tetapi juga belajar untuk mengandalkan orang-orang di bagian lain organisasi tersebut, memercayai pemilihan mereka dan kapasitas untuk melaksanakan.

Kemampuan untuk bekerja dan mempercayai orang lain tidak hanya diuji oleh ambiguitas perusahaan antar fungsi-fungsi organisasional, tetapi juga oleh keberagaman budaya di antara unit-unit organisasi dan geografis yang berbeda. Empati menunjukkan peran yang berbeda dengan ltar yang berbeda. Para pemimpin dengan kepala, hati, dan nyali akan mewaspadai percabangannya. Reaksi organisasi monokultural terhadap pemimpin yang tidak simpatik berbeda dengan reaksi perusahaan multikultural. Oleh karena itu, ketika para pemimpin memaksa diri mereka sendiri untuk berinteraksi dalam basis yang lebih dari superficial dengan banyak kolega, mereka secara alami menjadi lebih empatik dan simpatik.

KEPEMIMPINAN NYALI

Para pemimpin mengembangkan keberanian untuk mengambil risiko seperlunya agar menjadi seorang pemimpin efektif dalam dunia yang ambigu kompleks dewasa ini. Ada banyak cara untuk mengembangkan insting dan intuisi yang memungkinkan para pemimpin untuk mengambil risiko yang dibutuhkan. Beberapa pemimpin organisasi adalah penghindar risiko secara inheren. Tiga pendekatan yang akan membantu mereka bagaimana mendorong orang-orang mengandalkan insting mereka dan juga data yakni berhubungan dengan orang di margin dan mengungkap asumsi tentang keputusan yang mereka ambil.

Ketika mengambil keputusan dalam dunia yang kompleks, para pemimpin harus menyeimbangkan risiko jangka pendek dengan hasil jangka panjang serta menentukan berapa banyak tekanan yang dapat mereka terima dari orang-orang yang harus memikul pengorbanan jangka pendek.

Bagian paling penting dari memimpin dengan nyali (keberanian) adalah karakter. Karakter termasuk mengetahui pendirian para pemimpin dan apa yang ingin didukungnya. Serangkaian nilai personal yang diterjemahkan ke dalam Integritas tujuan yang tidak hanya undergrids, tetapi juga transparan dan menginspirasi orang lain.
KEPEMIMPINAN YANG MATANG
Seorang pemimpin yang memahami pentingnya bertindak secara cerdas dengan kebijaksanaan hati, tetapi tidak dibutakan oleh hati; memiliki keberanian untuk mengahadapi ambiguitas dan kompleksitas kepemimpinan dunia saat ini, tetapi tidak secara membabi buta percaya bahwa jawaban yang tepat adalah bebas risiko dan mudah. Pendeknya pemimpin yang matang adalah seseorang yang ingin memiliki semua kecerdasan, empati, dan cukup keberanian untuk memenuhi tuntuan pada abad XXI.
Sebagian besar organisasi diisi oleh para pemimpin yang parsial, seperti eksekutif super pintar yang tidak pernah mengatakan apa yang ia percaya dan yakini atau wakil presiden senior yang empatik yang tidak mampu menyelesaikan tugas. Apa yang diinginkan adalah para pemimpin serta perusahaan-perusahaan yang secara berangsur sampai pada realisasi bahwa tipe kepemimpinan ini tidak dapat diciptakan di ruang kelas saja.
Secara berangsur, berbagai perusahaan mengidentifikasi dan menempati organisasi dengan orang-orang yang mampu menunjukkan kepala, hati, dan nyali. Sering kali, kita semua akan member kontribusi mengembangkan sarana, pemahaman, dan instrument yang dibutuhkan untuk merekrut, melatih, dan mengembangkan para pemimpin yang utuh sehingga mereka mampu memberikan solusi menyeluruh atas tantangan dunia,tidak dibebani oleh gaya filosofi kepemimpinan parsial. Ketika hal ini terjadi, kita semua akan menjadi lebih bahagia dan dunia akan menjadi tempat yang lebih makmur dan produktif untuk ditempati.

Sumber :
Ringkasan
"Head, heart, & Guts", david L. Dotlich, et.al., Elekmedia komputindo, 2007.

Belajar dari Kepemimpinan Cheng Ho

Pendaratan Cheng Ho di Semarang akan diperingati secara besar-besaran. Cheng Ho adalah bahariwan besar, mendahului para pelaut besar Eropa seperti Columbus dan Vasco da Gama. Armadanya juga jauh lebih besar, 200 kapal (bandingkan dengan Columbus yang hanya 3 kapal).


 Memimpin tujuh kali ekspedisi mengarungi jarak lebih dari 50 ribu kilometer pada kurun waktu itu adalah prestasi yang fenomenal, membutuhkan kepemimpinan yang sangat kuat. Enam ratus tahun yang lalu, memimpin armada yang melibatkan 200 kapal dengan 27 ribu awak kapal tentu bukan hal yang mudah. Kepiawaian seorang pemimpin yang disertai oleh managerial skill yang sangat tinggi. Dia tentu memiliki visi yang kuat dan merasuk kepada segenap pengikutnya, shared vision. Sehingga ia mampu memobilisasi pengikutnya dalam koordinasi yang bagus.
Misi yang diembannya juga tergolong mulia. Bayangkan saja jika armada yang dipimpinnya saat itu menyerang dan menjajah negeri ini. Dengan melihat perbandingan kekuatan yang ada, secara teknis armada Cheng Ho mempunyai peluang cukup besar untuk memenangkannya. Tetapi yang mereka lakukan justru menebar misi damai. Sebuah misi untuk menunjukkan keagungan dinasti Ming dan ketinggian kebudayaan Tiongkok.
Dalam menjalankan misinya, ia mengedepankan pendekatan multikulturalisme. Ia menghormati dimensi kultural yang dianut masyarakat setempat berupa bahasa, nilai-nilai, pola berpikir, agama, artefak, dan orientasi terhadap waktu dan ruang. Penghormatan terhadap perspektif lain ini membantu memotret situasi dengan tepat secara cepat (quick to see). Sikap ini mendatangkan pemahaman dan kearifan dalam menyikapi perilaku dan sikap pada konteks budaya yang berbeda (quick to learn). Hal ini menjadi faktor kritis yang meningkatkan fleksibilitas dalam bertindak (quick to decide) dan berinteraksi sehingga terbinanya hubungan yang erat tanpa mengesampingkan pencapaian hasil yang diinginkan.
Penggunaan soft power seperti ini menuntut kerja keras dari seorang pemimpin lebih dari penggunaan kekerasan itu sendiri. Betapa tidak, ia harus dapat meyakinkan anak buahnya bahwa cara ini dapat berhasil. Dengan berbagai tantangan dan cobaan yang dihadapi, ia harus dapat memupuk keyakinan tersebut dan memelihara semangat untuk berusaha mencapainya. Sebagai pemimpin, komitmennya menjadi acuan dalam menggerakkan komitmen anak buahnya. Dari perjalanan waktu untuk mencapai tujuan tersebut selalu berhadapan dengan proses perubahan, baik perubahan internal maupun perubahan eksternal. Kadang-kadang perubahan itu bersifat ekstrim sehingga menimbulkan krisis yang dapat menimbulkan keraguan dan pesimisme.
Padahal, antusiasme memainkan peran yang sangat penting dalam pencapaian tujuan. Sudah menjadi tugasnya selaku pemimpin untuk selalu meniupkan rasa antusias kepada seluruh anak buahnya. Kemampuan memotivasi, memberi teladan, dan memberi inspirasi menjadi tuntutan yang tak terelakkan. Secara nyata toleransi dan empati ditunjukkannya dalam banyak hal, bukan sebatas retorika belaka.
Ada kisah menarik dalam kunjungannya ke Majapahit yang saat itu sedang dilanda perang saudara dengan kubu Blambangan. Ketika berada di pantai Utara Jawa, orang kedua dalam armada itu, Wang Jinghong, menderita sakit keras. Beberapa sumber sejarah mengatakan sakit cacar air yang parah, dan tergolong penyakit menular. Mengingat kondisi kesehatan orang kepercayaannya, Cheng Ho menurunkan Wang Jinghong di Pelabuhan Simongan (sekarang bernama Mangkang) Semarang. Di situ Wang Jinghong dirawat di dalam sebuah gua untuk menghindarkan penularan penyakit ke anak buahnya yang lain. Bahkan, beberapa sumber menyatakan bahwa dengan tangannya sendiri Cheng Ho merawatnya, termasuk meramu obat-obatan untuknya.
Bayangkan, seorang laksamana yang memimpin tidak kurang dari 30,000 orang dalam lebih dari tujuh puluh kapal dalam suatu misi yang penting begitu memperhatikan orang kepercayaannya. Selama ia merawat Wang Jinghong, kendali armadanya ia serahkan pada orang yang ditunjuknya. Padahal dengan kekuasaannya, mudah saja bagi laksamana Cheng Ho untuk menunjuk anak buahnya untuk merawat Wang Jinghong sementara ia tetap memimpin armada lautnya.
Saat kondisi Wang Jinghong membaik, Ceng Ho meninggalkannya berikut 10 awak kapal untuk menjaganya. Ia kembali memimpin armada lautnya untuk melaksanakan misi utama yang diembannya setelah memastikan bahwa wakilnya ini sudah dalam kondisi aman dan tinggal menunggu pemulihan saja.
Integritas kepemimpinan Cheng Ho yang ditunjukkan dalam kepeduliannya terhadap Wang Jinghong sebagai wakilnya sangat dirasakan oleh semua anak buahnya. Sebagai gantinya, ia juga mendapatkan tidak saja respek tetapi totalitas dari seluruh anak buahnya. Tidak heran jika Laksamana Cheng Ho sukses dalam setiap kesempatan.
Bahkan, sebagai tanda terima kasih kepada Cheng Ho, Wang Jinghong mendirikan patung Cheng Ho di gua Simongan. Itulah awal legenda patung Sam Po Kong yang kemudian menjadi asal muasal Kelenteng Sam Po Kong Semarang yang setiap tanggal 1 dan 15 bulan Imlek ramai dikunjungi orang.
Kepemimpinan Cheng Ho, sungguh layak untuk diteladani.

A.B. Susanto, Managing Partner The Jakarta Consulting Group

LEADERSHIF DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

Istilah leadershif berasal dari kata leader artinya pemimpin atau to lead artinya memimpin. Leadershif sudah menjadi kajian tersendiri dalam ilmu manajemen, oleh karena sifatnya yang universal dan menjadikan bahan diklat dalam perusahaan maupun dalam organisasi. Saya katakan setiap orang punya bakat jadi pemimpin dan kepemimpinan adalah ilmunya dan bisa diaplikasikan setelah anda menjadi pemimpin.

Definisi kepemimpinan

Sehubungan dengan kepemimpinan Bennis (1959:259) menyimpulkan : "selalu tanpaknya, konsep tentang kepemimpinan menjauh dari kita atau muncul dalam bentuk lain yang lagi-lagi mengejek kita dengan kelicinan dan kompleksitasnya. dengn demikian kita mendptkan sutu proliferasi dari istlah-istilah yang tak habis-habisnya harus dihadapi... dan konsep tersebut tetap tidak didefinisikan dengan memuaskan".

Garry Yukl (1994:2) menyimpulkan definisi yang mewakili tentang kepemimpinan antara lain sebagai berikut :
  • Kepemimpinan adalah prilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (share goal) (Hemhill& Coons, 1957:7)
  • Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannenbaum, Weschler & Massarik, 1961:24)
  • kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi (Stogdill, 1974:411)
  • kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi (Katz & Kahn, 1978:528)
  • kepeimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi kearah pencapaian tujuan (Rauch & Behling, 1984:46)
  • kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang dinginkan untuk mencapai sasaran (Jacob & Jacques, 1990:281)
  • para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yang efektif terhadap orde sosial dan yang diharapkan dan dipersepsikan melakukannya (Hosking, 1988:153)
  • Kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal ini pengaruh yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktifitas-aktifitas serta hubungan-hubungan didalam sebuah kelompok atau organisasi (Yukl, 1994:2)

Delapan sifat pribadi seorang pemimpin dalam perusahaan

Pemimpin perusahaan yang berhasil dalam lingkungan yang banyak menuntut dewasa ini, cenderung memiliki beberapa sifat individu yang merupakan kombinasi dari beberapa karakter, antara lain :
  • Kemampuan untuk memusatkan perhatian.
  • Penekanan pada nilai yang sederhana
  • Selalu bergaul dengan orang.
  • Menghindari profesionalisme tiruan.
  • Mengelola perubahan.
  • Memilih orang
  • Hindari mengerjakan sendiri
  • menghadapi kegagalan
Sumber :

The Art and science of Business Management : Leadershift, A.Dale Timpe, Kend Publishing, Inc, New York, 1987.

Manajemen konflik

Konflik adalah proses yang dimulai ketika satu pihak menganggap pihak lain secara negatif mempengaruhi, atau akan secara negatif mempengaruhi, sesuatu yang menjadi keperdulian pihak pertama. Transisi Dalam Pemikiran Konflik
Pandangan Tradisional
Pandangan bahwa semua konflik bersifat buruk tentu mengemukakan pendekatan sederhana dalam melihat perilaku orang yang menciptakan konflik. Karena semua konflik harus dihindari, kita hanya perlu mengarahkan perhatian pada penyebab konflik dan mengoreksi kesalahan fungsi untuk memperbaiki kinerja kelompok dan organisasi.
Pandangan Hubungan Manusia
Pandangan hubungan manusia menyatakan bahwa konflik merupakan peristiwa yang wajar dalam semua kelompok dan organisasi. Karena konflik itu bersifat tidak terelakkan, aliran hubungan manusia menganjurkan penerimaan konflik. Konflik tak dapat disingkirkan, dan bahkan ada kalanya konflik bermanfaat bagi kinerja kelompok.
Pandangan Interaksionis
Pandangan Interaksionis tentang konflik menyakini bahwa konflik tidak hanya menjadi kekuatan positif dalam kelompok namun konflik juga sangat diperlukan agar kelompok berkinerja efektif.
Konflik Fungsional Lawan Disfungsional
1. Konflik Fungsional (Konstruktif)
Adalah konflik yang mendukung sasaran kelompok dan memperbaiki kinerjanya.
2. Konflik Disfungsional (Destruktif)
Adalah konflik yang menghambat kinerja kelompok.
Terdapat 3 jenis konflik, yakni sebagai berikut :
  1. Konflik Tugas
    Adalah konflik atas isi dan sasaran pekerjaan.
  2. Konflik Hubungan
    Adalah konflik berdasarkan hubungan interpersonal.
  3. Konflik Proses
    Adalah konflik atas cara melakukan pekerjaan.
Proses Konflik
Terdapat 5 tahap, yakni sebagai berikut :
Tahap I : Potensi Oposisi atau Ketidakcocokan
Langkah pertama dalam proses konflik adalah adanya kondisi (syarat) yang menciptakan kesempatan untuk kemunculan konflik itu. Kondisi itu tidak selalu langsung mengarah ke konflik, tetapi salah satu kondisi itu perlu agar konflik itu muncul. Untuk menyederhanakan, kondisi ini (yang juga dapat dipandang sebagai penyebab atau sumber konflik) telah dipadatkan ke dalam tiga kategori umum, yakni :

a.Komunikasi
Komunikasi dapat juga menjadi sumber konflik. Komunikasi menyatakan kekuatan-kekuatan berlawanan yang timbul dari dalam kesulitan semantik, kesalahpahaman,dan ”kebisingan”dalam saluran komunikasi. Kesulitan semantik, pertukaran informasi yang tidak cukup, dan kebisingan saluran komunikasi semuanya merupakan penghalang terhadap komunikasi dan kondisi anteseden yang potensial bagi konflik. Kesulitan semantik timbul sebagai akibat perbedaan pelatihan, persepsi selektif, dan informasi tidak memadai mengenai orang-orang lain. Potensi konflik meningkat bila terdapat terlalu sedikit atau terlalu banyak komunikasi atau informasi. Saluran yang dipilih untuk berkomunikasi dapat berpengaruh merangsang oposisi. Proses penyaringan yang terjadi ketika informasi disampaikan para anggota dan penyimpangan komunikasi dari saluran formal atau yang sudah ditetapkan sebelumnya, menawarkan potensi kesempatan bagi timbulnya konflik.
b.Struktur
Istilah struktur mencakup variabel seperti ukuran, derajat spesialisasi dalam tugas yang diberikan ke anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi, kecocokan anggota / sasaran, gaya kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat ketergantungan antar kelompok. Ukuran dan spesialisasi bertindak sebagai kekuatan untuk merangsang konflik. Semakin besar kelompok dan semakin terspesialisasi kegiatannya, semakin besar kemungkinan terjadinya konflik. Masa kerja dan konflik berbanding terbalik. Potensi konflik paling besar terjadi pada anggota kelompok yang lebih muda dan ketika tingkat pengunduran diri tinggi. Ambiguitas jurisdiksi meningkatkan perselisihan antar-kelompok untuk mendapatkan kendali atas sumber daya dan teritori. Partisipasi dan konflik sangat berkaitan karena partisipasi mendorong digalakkannya perbedaan. Sistem imbalan dapat menciptakan konflik apabila apa yang diterima satu anggota mengorbankan anggota yang lain.
c.Variabel Pribadi
Kategori terakhir potensi sumber konflik adalah faktor-faktor pribadi. Faktor pribadi ini mencakup sistem nilai individu setiap orang dan karakteristik kepribadian yang menyebabkan idiosinkrasi dan perbedaan individu. Variabel yang paling terabaikan dalam penelitian konflik sosial adalah perbedaan sistem nilai dimana merupakan sumber yang paling penting yang dapat menciptakan potensi konflik.
Tahap II : Kognisi dan Personalisasi
Konflik yang Dipersepsikan merupakan kesadaran satu pihak atau lebih atas adanya kondisi yang menciptakan peluang terjadinya konflik. Konflik yang Dipersepsikan tidak berarti konflik itu dipersonalisasikan. Konflik yang Dirasakan, apabila individu-individu menjadi terlibat secara emosional dalam saat konflik, sehingga pihak-pihak mengalami kecemasan, ketegangan, frustasi, atau kekerasan. Tahap II ini penting karena persoalan konflik cenderung didefinisikan dan emosi memainkan peran utama dalam membentuk persepsi.
Tahap III : Maksud
Maksud merupakan keputusan untuk bertindak dalam cara teretntu. Maksud Penanganan Konflik :
  1. Persaingan
    Merupakan keinginan memuaskan kepentingan seseorang, tidak memperdulikan dampak pada pihak lain dalam konflik tersebut.
  2. Kolaborasi
    Merupakan situasi yang di dalamnya pihak-pihak yang berkonflik sepenuhnya saling memuaskan kepentingan semua pihak.
  3. Penghindaran
    Merupakan keinginan menarik diri dari atau menekan konflik.
  4. Akomodasi
    Merupakan kesediaan satu pihak dalam konflik untuk memperlakukan kepentingan pesaing di atas kepentingannya sendiri.
  5. Kompromi
    Merupakan satu situasi yang di dalamnya masing-masing pihak yang berkonflik bersedia mengorbankan sesuatu.
Tahap IV : Perilaku
Tahap perilaku mencakup :
  • Pernyataan.
  • Tindakan.
  • Reaksi yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkonflik.
Manajemen Konflik
Yaitu Penggunaan teknik-teknik resolusi dan stimulasi untuk meraih level konflik yang diinginkan.
  • Teknik Manajemen Konflik
Teknik Pemecahan Konflik :
1. Pemecahan Masalah
2. Sasaran atasan
3. Perluasan sumberdaya
4. Penghindaran
5. Penghalusan
6. Kompromi
7. Komando otoritatif
8.Mengubah variabel manusia
9.Mengubah variabel struktur
  • Teknik Perangsangan Konflik :
1. Komunikasi
2.Memasukkan orang luar
3.Restrukturisasi organisasi
4.Mengangkat oposisi
Tahap V : Hasil
Hasil berupa jalinan aksi-reaksi antara pihak-pihak yang berkonflik menghasilkan konsekuensi.
1. Hasil Fungsional
Konflik bersifat konstruktif apabila konflik itu memperbaiki kualitas keputusan, merangsang kreativitas dan inovasi, mendorong perhatian dan keingintahuan di kalangan anggota kelompok, menjadi saluran yang merupakan sarana penyampaian masalah dan peredaan ketegangan, dan memupuk lingkungan evaluasi diri serta perubahan.
2. Hasil Disfungsional
Konsekuensi destruktif konflik pada kinerja kelompok atau organisasi umumnya sangat dikenal. Oposisi yang tidak terkendali memunculkan ketidakpuasan, yang bertindak menghilangkan ikatan bersama, dan pada akhirnya mendoromg ke penghancuran kelompok itu. Konflik dari ragam disfungsional dapat mengurangi efektifitas kelompok.


Sempalan budaya organisasi

Istilah sempalan sempat populer untuk menggambarkan kelompok yang berbeda dengan arus utama (mainstream), dan tentu saja berkonotasi negatif. Demikian pula dengan budaya. Perlakuan terhadap budaya yang berbeda cenderung kurang bersahabat, sehingga di negara multikultural seperti AS, pernah ada pendekatan melting pot. Budaya dilebur menjadi satu budaya nasional.
Kemudian ada pendekatan salad bowl, semua sayur dalam mangkuk salad tidak kehilangan identitas yang memang berbeda-beda, tetapi dipersatukan oleh dressing dan menjadi makanan yang sedap. Barangkali kalau di negara kita dapat dianalogikan dengan gado-gado. Sayur, tahu, tempe, telor masih kelihatan rasa aslinya, tetapi dipersatukan oleh bumbu gado-gado.
Bagaimana dengan budaya di lingkungan perusahaan? Mirip. Sebuah konsepsi yang salah jika perusahaan dianggap memiliki keseragaman budaya. Budaya organisasi sebenarnya mewakili persepsi umum yang dianut oleh anggota organisasi, sebagai hasil pendefinisian dari berbagai pengertian yang dianut.
Bedanya untuk negara-bangsa yang sering terjadi adalah budaya yang sudah ada dipersatukan dalam budaya nasional. Sementara dalam perusahaan yang jika diikuti perkembangannya, justru berawal dari budaya tunggal dan menjelma menjadi budaya majemuk seiring dengan tumbuh dan kembangnya perusahaan. Akan terbentuk kelompok-kelompok yang mengembangkan subkulturnya masing-masing.
Subkultur merupakan bagian budaya yang berkembang dalam organisasi, yang secara spesifik ditumbuhkan oleh perbedaan bagian atau perbedaan geografis, yang merupakan hasil kontribusi nilai dari sebagian anggota organisasi.
Masalah subkultur ini perlu mendapatkan perhatian serius, tetapi tetap dengan pandangan yang obyektif. Artinya tumbuhnya subkultur merupakan sesuatu yang alamiah, dan perlu ditoleransi dalam batas-batas tertentu. Namun tetap harus disadari, terdapat ambang batas tertentu yang menempatkan sub kultur sebagai 'pengganggu' kekuatan budaya perusahaan.
Kelahiran subkultur
Setiap perusahaan mengalami proses diferensiasi seiring dengan berjalannya waktu dan pertumbuhan, yang memiliki berbagai sebutan seperti pembagian kerja (division of labor), fungsionalisasi, divisionalisasi, atau diversifikasi. Menurut Schein, yang menjadi dasar dari diferensiasi ini adalah fungsional, geografis, produk, pasar, dan teknologi, divisionalisasi, serta diferensiasi tingkat hierarkis.
Kekuatan yang menciptakan subkultur fungsional berasal dari budaya teknologi dan pekerjaan sebuah fungsi dari organisasi. Setiap pekerjaan memiliki perbedaan dalam hal keyakinan, nilai, dan asumsi dasar karena mereka melakukan hal-hal yang secara fundamenrtal berbeda, mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang berbeda, dan memperoleh identitas tertentu dalam menjalankan pekerjaannya. Bagian pemasaran biasanya memiliki subkultur yang berbeda dengan bagian keuangan.
Subkultur dalam sebuah organisasi juga dapat timbul manakala organisasi dibagi ke dalam beberapa wilayah geografis dengan alasan kedekatan dengan pelanggan, biaya tenaga kerja, serta kedekatan dengan pemasok dan sumber bahan baku.
Namun, konsekuensi budaya yang muncul sering tidak terantisipasi karena keharusan mengadopsi sebagian asumsi-asumsi budaya setempat dimana perusahaan beroperasi. Pengaruh budaya dari negara tempat beroperasi tidak dapat dielakkan walaupun staf dan manajer yang bekerja datang dari negara asal perusahaan.
Sebuah perusahaan secara khas membedakan diri mereka dengan perusahaan lain dalam hal produk, pasar, atau teknologi. Harus diputuskan produk, pasar, atau teknologi yang dimiliki ingin dibedakan dari para pesaingnya, mengingat hal ini akan menghasilkan seperangkat masalah integrasi budaya secara keseluruhan.
Dalam hal ini ada dua kekuatan yang membentuk subkultur dalam organisasi. Pertama, orang-orang dengan latar belakang pendidikan dan asal pekerjaan yang berbeda yang ditarik masuk ke dalam perusahaan. Kedua, interaksi dengan pelanggan, yang mensyaratkan sebuah mindset yang berbeda, yang mengarah kepada berbagai macam pengalaman bersama. Kontak dengan pelanggan adalah kekuatan yang sangat efektif dalam menciptakan subkultur lokal yang dapat berinteraksi sesuai dengan budaya pelanggan.
ada saat sebuah perusahaan menumbuhkembangkan pasar yang berbeda, sering dilakukan desentraliasi sebagian besar fungsi-fungsi organisasi ke dalam unit produk, pasar, dan geografis, yang melahirkan subkultur. Subkultur divisi yang kuat tidak akan menjadi masalah kecuali jika perusahaan induk ingin mengimplementasikan praktek-praktek umum dan proses manajemen tertentu.
Bertambahanya jumlah anggota organisasi juga melahirkan subkultur. Untuk menghadapi sulitnya koordinasi dengan SDM yang membengkak ini, diciptakan lapisan (layer) tambahan dalam hirarki sehingga rentang kendali (span of control) manajer tetap sesuai.
Subkultur dapat memperlemah dan menggangu budaya organisasi, jika terjadi konflik dengan budaya yang dominan, yaitu nilai-nilai inti (core values) yang dianut dan merupakan kontribusi nilai-nilai dari sebagian besar anggota organisasi. Dominant culture merupakan kepribadian organisasi secara keseluruhan yang membedakannya dengan organisasi lain.
Pemecahannya adalah menumbuhkan kesadaran bahwa sebenarnya subbudaya terbentuk untuk membantu aktivitas anggota organisasi dalam pekerjaan sehari-hari. Subkultur harus diarahkan untuk mendukung budaya yang dominan dalam sebuah konfigurasi yang harmonis.
Sumber : A.B.Susanto, Bisnis Indonesia online




Mafia Style

Tony Soprano, bos keluarga mafia Soprano dalam miniseri The Sopranos, sangat menyayangi sepupunya Tony Blundetto, alias Tony B. Saat remaja mereka bersama-sama mengalami berbagai ujian untuk mengasah kemampuan mereka dalam "bisnis keluarga" tersebut. Sayangnya, Tony B. suatu waktu tertangkap saat beroperasi. Soprano selamat karena tidak ikut serta dalam operasi tersebut. Ia merasa bersalah dan menyesal bahwa sepupu dan teman dekatnya itu harus mendekam di penjara selama 15 tahun. Perasaan - perasaan ini membuatnya mempunyai bias dan tidak bisa bertindak tegas terhadap Tony B.

Sekeluarnya dari penjara, Tony B. kembali menjalani hidupnya sebagai kriminal. Dalam sebuah aksinya, Tony B. membunuh seorang kerabat keluarga mafia lain. Timbullah antara keluarga Soprano dan keluarga mafia pesaingnya tersebut.

Bukannya bertindak tegas, Soprano malah mengangkat Tony B. menjadi bos salah satu kasinonya. Padahal, sebagai salah satu kapten di bawah Soprano, Tony B. harus selalu berkonsultasi dengannya sebelum bertindak. Tindakan vigilante Tony B. menyebabkan Soprano kehilangan muka di hadapan lawan dan bawahan bawahannya.

Kasak kusuk mulai muncul di antara para kapten Soprano. Namun mengingat kedudukan Soprano, tiada yang berani berbicara. Hanya si penasehat, alias consiglieri, yang berani mengungkapkannya. Itu pun dengan rasa segan. Menanggapi itu, Soprano tidak bergeming.

Hingga akhirnya Tony B. kembali beraksi sendiri. Dia menghabisi adik dari Phil Leotardo, rekan dari keluarga mafia saingan Soprano tersebut. Phil membalas dengan menganiaya salah seorang kapten keluarga Soprano. Itu pun masih belum memuaskan Phil. Dia ingin Tony B. diserahkan padanya dan mengalami penderitaan yang panjang.

Kali ini, Soprano tidak bisa mengelak lagi. Soprano harus menghukum sepupunya atau organisasinya hancur. Di satu pagi hari, dengan tangannya sendiri Soprano mengantarkan Tony B. ke alam baka.

Tiga Jenis Karyawan

Dalam buku terbarunya berjudul Winning, Jack Welch mengingatkan para leader manager untuk bersikap tegas.

Menurut Welch, ada tiga jenis karyawan di sebuah perusahaan. Karyawan tipe pertama hidup sesuai dengan visi dan misi perusahaannya. Selain itu, mereka antusias dengan pekerjaannya dan mereka menjadi bintang dalam organisasi tersebut. Welch menuliskan bahwa di tiap organisasi ada sekitar 20% karyawan tipe pertama ini.

Yang terbanyak adalah tipe kedua. Mereka berjumlah sekitar 70% dari seluruh karyawan. Tipe kedua ini mempunyai kemampuan yang dibutuhkan perusahaan. Tetapi sayangnya, karena satu dan lain hal, karyawan yang termasuk tipe ini tidak termotivasi untuk bekerja dengan antusiasme dan hasil yang ditunjukkan oleh tipe pertama.

Tipe terakhir adalah para karyawan yang mbalelo. Bukannya mendukung perusahaan, mereka cenderung merugikan perusahaan dengan ketidakpedulian mereka atas tujuan perusahaan. Mereka berjumlah sekitar 10% dari populasi karyawan yang ada.

Tipe terakhir ini berpengaruh negatif pada dinamika organisasi. Mereka meruntuhkan moral para pekerja yang lain dengan kinerja mereka yang buruk. Pada akhirnya keseluruhan organisasi menderita karena beberapa orang yang tidak bekerja dengan baik.

Buat Jack Welch, hanya ada satu penyelesaian bagi 10% karyawan ini: berhentikan mereka. Tentu saja, ini penyelesaian yang paling logis dan paling baik. Hanya yang menjadi pertanyaan, bagaimana caranya?

Melepaskan seseorang bukanlah sesuatu yang mudah. Dalam miniseri The Sopranos, Tony Soprano digambarkan sebagai persona yang dingin. Psikiaternya bahkan menyebutnya extremely anti social. Tetapi sebagai seorang Italia sejati, Tony mempunyai perasaan yang sangat dekat dengan sepupunya Tony B. Sangat sulit baginya untuk menghukum Tony B.

Soprano mendapatkan pelajaran berharga dari sini. Dia hampir saja menghadapi perang antar keluarga mafia. Seorang kaptennya dirawat di rumah sakit setelah dianiaya oleh kelompok pesaingnya. Lebih parah lagi, Soprano harus merelakan kehilangan konsesi di salah satu bisnisnya untuk memenangkan hati keluarga mafia saingannya itu. Kerugian yang sangat besar.

Contoh dalam dunia bisnis tidak kalah banyak. Perusahaan komputer Hewlett Packard memecat Carly Fiorina karena kegagalannya memberikan hasil yang diinginkan. Sayangnya ini harus dibayar dengan harga saham HP yang jatuh sangat tajam setelah merger antara HP dan Compaq. Carly-lah yang menjadi sponsor utama merger tersebut. Kita tahu, merger itu tidak menghasilkan perusahaan yang lebih baik.

Dewan komisaris kemudian mengambil langkah tegas dengan memecat Carly. Penggantinya segera memisahkan bisnis komputer dan bisnis printer HP. Langkah ini, walau terlambat, mengembalikan kepercayaan para investor. Harga saham HP mulai menanjak. Tapi kerugian telah terjadi. Kepercayaan karyawan hilang, harga saham belum mencapai harga sebelum merger, dan pangsa pasar pun berkurang. Belum lagi kompensasi yang diberikan untuk memberhentikan Carly Fiorina. Menurut cnn.com, Carly mungkin mendapatkan kompensasi sebesar $42 juta!!! Jumlah yang luar biasa mengingat hanya kerugian yang dihasilkannya.

Menurut Welch, banyak manajer yang memilih untuk tidak memecat bawahannya yang tidak perform. Buat banyak orang, pekerjaan menjadi identitas mereka. Terkadang lingkungan pekerjaan bahkan menjadi keluarga kedua seseorang. Selain itu, pekerjaan juga memberikan jaminan akan adanya penghasilan tetap. Wajar saja perasaan kuatir dan bersalah muncul saat seorang manajer menghadapi karyawan yang akan dipecat.

Seorang manajer harus mempunyai sikap caring atas bawahannya. Hal ini juga harus ditunjukkan saat memberhentikan karyawan. Buatlah karyawan anda tidak merasa tersinggung saat proses tersebut dilakukan. Karyawan yang dipecat juga haruslah tahu bahwa ini adalah tindakan terakhir yang harus dilakukan. Pemecatan tersebut adalah pilihan terbaik dari berbagai opsi. Dengan mengerti hal ini, harga diri karyawan tersebut tetap terjaga.

Memberhentikan seorang karyawan bukanlah hal yang mudah. Tetapi ini menjadi salah satu tugas seorang pemimpin untuk memastikan organisasinya berjalan sesuai dengan misi dan visinya. Dalam prosesnya, manajer perlu memastikan karyawan mengerti dan menerima hal tersebut.
Sumber : http://leadership-id.blogspot.com