Sabtu, 12 November 2011

Media Komunikasi dan Komunikasi Massa

Menurut Ruben (1992) media merupakan alat-alat teknologi yang meningkatkan kemampuan alamiah manusia untuk menciptakan, mentransmisikan, menerima dan memproses pesan-pesan komunikasi baik secara visual, terdengar, tercium, tersentuh atau terasa. 

Dewasa ini, manusia hampir tidak dapat lepas dai media komunikasi. Dukungan infrastruktur di setiap daerah memfasilitasi komunikasi mellaui alat-alat elektronik. Media komunikasi merupakan jantungnya komunikasi massa. Tidak ada yang dapat menghubungkan atau menjalankan komunikasi massa tanpa bantuan media komunikasi.

EVOLUSI
Dua puluh ribu tahun sebelum masehi, manusia pertama mengukir simbol-simbol pada dinding gua menggunakan batang kayu, dan batu, membunyikan genderang, menyalakan api, membuat asap untuk memberikan isyarat pada orang lain. Sampai 1000 tahun sebelum masehi muncul hieroglifikdan gambar pictografis menjadi awal terbentuknya sistem penulisan. Hasil karya tertua yang dicetak adalah sutra oleh kora sekitar 750 AD. Persia dan Romawi telah memiliki sistem pos yang dikirim oleh kurir. Lalu hadir mesin pencetak dengan mesin tik tahun 1500. Kemudian berkembang telegraf nirkabel oleh Markoni  (1895)yaitu radio dengan kabel. Tahun 1950-an muncullah televisi lalu alat-alat elektronik lainnya seperti transistor mini, bioskop, mesin fotocopy, hingga lahir masa hibrida pada tahun 1990-an.

KLASIFIKASI
Berdasarkan teknologi yang digunakan, Schramm (1964) membedakan media komunikasi menjadi 4 generasi berikut :
1.  Media generasi pertama : Meliputi peta, tulisan-tulisan, gambar-gambar,  dan media lain yang tidak dihubungkan dnegan arus listrik.
2. Media generasi kedua : Media yang muncul setelah ditemukannya mesin pencetak oleh Johann Guttenberg.
3. Media generasi ketiga : Media yang dikenal setelah ditemukan teknologi audio visual seperti film, radio dan televisi.
4. Media generasi keempat : Proses komunikasinya bergantung pada komunikasi antar manusia dengan komputer.
                Berdasarkan kemampuan media dalam memperluas kemampuan atau kapasitas pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi, Ruben (1992) membagi dalam 4 kategori yaitu :
  1. Media intrapersonal yaitu alat-alt yang digunakan untuk memperluas kemampuan komunikasi intrapersonal.
  2. Media antarpribadi yaitu alat-alat yang digunakan untuk memperluas kemmapuan komunikasi antarpribadi
  3. Media kelompok atau organisasi yaitu alat-alat yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dalam organisasi
  4. Media massa yaitu teknologi yang mampu memperbanyak, menggandakan atau menguatkan pesan-pesan untuk didistribusikan ke khalayak.
KARAKTERISTIK KOMUNIKASI
Ruben (1992) mengemukakan empat karakteristik media komunikasi khususnya dilihat dari derajat sinkrontas , interaktivitas, presensi sosial dan sifatnya. Empat karakteristik tersebut juga menandai perbedaaan antara komunikasi antar pribadi dan komunikasi massa.

FUNGSI MEDIA KOMUNIKASI
Menurut Ruben (1992), peranan media memperluas komunikasi manusia karena kemampuannya dalam meningkatkan produksi dan distribusi pesan serta penerimaan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi.
  1. Produksi dan distribusi
Produksi melibatkan pembuatan pesan-pesan menggunakan media komunikasi. Sedangkan distribusi meliputi transmisi yaitu memindahkan pesan-pesan, reproduksi dan penguatan amplikasi yakni menggandakan pesan-pesan dan mempertunjukkan pesan –pesan secara fisik begitu sampai di tujuan.
Kategori media dalam memproduksi dan mendistribusi pesan berdasar pada indera sasaran yaiu media terdenagr, media sentuhan, media visual dan media audio visual.
  1. Penerimaan, penyimpanan dan pemanggilan
Media yang membantu dalam proses produksi dan distribusi pesan ikut berperan pula dalam peneriamaan pesan. Contohnya alat bantu dengar, stetoskop sebagai media penerimaan terdengar. Kacamata, cermin, lensa kontak dapat dikategorikan dalam media penerimaan visual, dokumen tertulis, komputer, catatan harian, kalender pertemuan termasuk media peyimpanan dan pemanggilan. Serta banyak alat-alat lain yang dapat digolongkan dalam media komunikasi.
Dampak media dalam kehidupan sehari-hari
  1. Terjadi peningkatanjumlah pesan dan media. Fenomena yang terjadi justru timbul masalah information overload   yakni situasi dimana ketersediaan jumlah pesan jauh lebih banyak dibanding penggunaannya secara efektif
  2. Peningkatan kapasitas penyimpanan dan pemnaggilan kembali informasi
Khususnya kompuetr dan peralatan elektronik lain mempunyai kemampuan untuk menyeleksi, mengorganisir, dan memanggil kembalisuatu informasi secara efisien.
  1. Mensubtitusi komunikasi untuk transportasi
Dengan teknologi media hibrida, pergerakan pesan-pesan melintasi waktu dan ruang menjadi lebih efektif, efisien serta lebih ekonomisketimbang menggerakkan orang.
  1. Membaurnya konsep-konsep di kantor atau di rumah
Dengan adanya e-commerce, pekerjaan tidak lagi berorientasi pada tempat tapi justru berorientassi pada aktivitas.

PERAN MEDIA KOMUNIKASI TRADISIONAL
Definisi media tradisional yaitu bentuk-bentuk komunikasi verbal, gerakan, lisan, dan visual yang dikenal rakyat, diterima oleh mereka dan diperdengarkan atau dipertunjukan adengan maksud menghibur, memberi tahu, menjelaskan, mengajar ataupun mendidik. Menurut Ranganath, sebenarnya media tradisional memiliki potensi yang besar untuk melakukan komunikasi persuasif, tatap muka dan umpan balik yang bersifat segera, serta dapat dipercaya sebagai pembawa pesan-pesan modern. Namun, penggunaannya dalam proses komunikasi kini menurun.

KETERBATASAN DAN KEUNGGULAN KOMUNIKASI BERMEDIA
Komunikasi bermedai adalah komunikasi yang berlangsung ketika dimediasi oleh media yang berupa alat-alat antar sumebr-sember pesan dan penerima-penerima pesan. Komunikasi bermedia ini memperluas kapasitas dasar komunikasi manusia dalam artian positif. Tapi, ibarat unag logam, komunikasi bermedia memiliki sisi negatif karean membatasi pengalaman manusia. Setidaknya ada 4 hal yang membatasi komunikasi ini yaitu ;
  1. Moda-moda komunikasi yang terbatas. Keterbatasan komunikasi bermedia adalah tereduksinya potensi moda-moda visual, terdengar, tersentuh, tercium atau entusiasme. Dengan adanya media, moda yang tersedia hanyalah audio dan visual.
  2. Menurunkan kontrol. Dari perspekif sumber, komunikasi bermedia lebih mampu mengontrol daripada komunikasi tatap muka yang tidak memiliki kesempatan untuk pengulangan kembali, penulisan kembali, editing, alih suara.
  3. Anonim dan depersoanlisasi
  4. Menurunkan tanggung jawab dan akuntabilitas
KOMUNIKASI MASSA
Komunikasi massa adalah suatu proses komunikasi yang tergolong dimediasi oelh medai massa dimana produk-produk informasi diciptakan dan didistribusikan oleh suatu organisasi komunikasi massa untuk dikonsumsi khalayak. Menurut Wright, khalayak yang dituju itu bersifat luas, heterogen dan anonim. Luas mencakup wilayah geografis dan sejumlah besar populasi. Heterogen dalam hal karakteristik sosial, serta anonim berarti bahwa anggota tidak dikenal oleh komunikatornya.

FUNGSI-FUNGSI KOMUNIKASI MASSA
Wright mengembangkan pendapat Laswell dalam menentukan fungsi-fungsi komunikasi massa, yaitu :
  1. Fungsi pengawasan : bisa memperingatkan akan bahaya-bahaya yang terjadi.
  2. Korelasi : menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terpisah ke dalam suatu pola umum yang dapat menandai suatu perubahan kompleks dalam masyarakat
  3. Transmisi budaya : mensosialisasikan individu-individu untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Transmisi  budaya berfokus pada komunikasi pengetahuan, nilai-nilai dan norma-norma sosial dari generasi ke generasi.
  4. Hiburan
Selain itu, Ruben mengusulkan 2 fungsi komunikasi massa yaitu:
  1. Kontak sosial dan perasaan masyarakat
Berperan sebagai pengganti bagi kontak antar orang, yang membantu individu-individu terhindar dari isolasi dan kesepian.
  1. Penentraman hai dan konfirmasi
MODEL – MODEL KOMUNIKASI MASSA
Ruben (1992) menyajikan pendapat Ruben tentang model komunikasi massa yang melibatkan tiga komponen.
Production        Information      Consumption
  1. Model jarum suntik (Hypodermic needle model) (Katz 1963) : intinya model datu tahap dimana medaia massa membawa pesan kepada khalayak dan menimbulkan pengaruh langsung, segera dan sangat kuat pada khalayak. Model ini menggambarkan media massa sebagai jarum suntik raksasa yang menyuntik kahlayak yang pasif.
  2. Model dua tahap : Tahap pertama sumber informasi ke pemuka pendapat (semata-mata hanya sebagai pengalih informasi), tahap kedua dari pemuka pendapat ke pengikutnya yang merupakan penyebarluasan pengaruh.
  3. model komunikasi satu tahap (Troldahl 1967) : perbaikan dari model jarum suntikyang mengakui bahwa tidak semua medai massa berpengaruh kuat, adanya aspek penyaringan, persepsi dan retensi, adanya perbedaan pengaruh bagi beragamnyakhaayak sertamemungkinkan pengaruh langsung dari komunikasi massa tanpa perantara pemuka pendapat.
  4. Model komunikasi banyak tahap : Menginkorporasikan semua model komunikasi. Banyaknya tahap dalam proses ini tergantung kepada tujuan sumber informasi, ketersediaan media massa, jumlah khalayak yang terdedah, sifat kepentingan pesan.
Sumber : http://matamolekular.wordpress.com/

Definisi Pemimpin dan Kepemimpinan

 Definisi Pemimpin.
Definisi pemimpin menurut para ahli dan dalam beberapa kamus modern diantaranya :

1. Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan Pendidikan (1999)
Menyatakan pemimpin adalah individu manusia yang diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat yang ditetapkan.

2. Miftha Thoha dalam bukunya Prilaku Organisasi (1983 : 255)
Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya.

3. Kartini Kartono (1994 . 33)
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kclebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.

4. C. N. Cooley (1902)
Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan pada kesempatan lain, semua gerakan sosial kalau diamati secara cermat akan akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat.

5. Henry Pratt Faiechild dalam Kartini Kartono (1994 : 33)
Pemimpin dalam pengertian ialah seorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi. Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/ penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.

6. Sam Walton
Pemimpin besar akan berusaha menanamkan rasa percaya diri pada para pendukung. Jika orang memiliki percaya diri tinggi, maka kita akan terkejut pada hasil luar biasa yang akan mereka raih.

7. Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan Pendidikan (1999)
Pemimpin adalah individu manusia yang diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat yang ditetapkan.

8. Rosalynn Carter
“Seorang pemimpin biasa membawa orang lain ke tempat yang ingin mereka tuju”. Seorang pemimpin yang luar biasa membawa para pendukung ke tempat yang mungkin tidak ingin mereka tuju, tetapi yang harus mereka tuju.

9. John Gage Allee
Leader…a guide;a conductor; a commander” (pemimpin itu ialah pemandu, penunjuk, penuntun; komandan).

10. Jim Collin
Mendefinisikan pemimpin memiliki beberapa tingkatan, terendah adalah pemimipin yang andal, kemudian pemimpin yang menjadi bagian dalam tim, lalu pemimpin yang memiliki visi, tingkat yang paling tinggi adalah pemimpin yang bekerja bukan berdasarkan ego pribadi, tetapi untuk kebaikan organisasi dan bawahannya.

11. Modern Dictionary Of Sociology (1996)Pemimpin (leader) adalah seseorang yang menempati peranan sentral atau posisi dominan dan pengaruh dalam kelompok (a person who occupies a central role or position of dominance and influence in a group).

12. C.N. Cooley dalam “ The Man Nature and the Social Order’
Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan sebaliknya, semua gerakan sosial, kalau diamat-amati secara cermat, akan ditemukan didalamnya kecenderungan-kecenderungan yang mempunyai titik pusat.

13. I. Redl dalam “Group Emotion and Leadership”.
Pemimpin adalah seorang yang menjadi titik pusat yang mengintegrasikan kelompok.

14. J.I. Brown dalam “ Psychology and the Social Order”.
Pemimpin tidak dapat dipisahkan dengan kelompok, tetapi dapat dipandang sebagai suatu posisi yang memiliki potensi yang tinggi dibidangnya.

15. Kenry Pratt Fairchild dalam “Dictionary of Sociologi and Related Sciences”.
Pemimpin dapat dibedakan dalam 2 arti :
- Pemimpin arti luas, seorang yang memimpin dengan cara mengambil inisiatif tingkah laku masyarakat secara mengarahkan, mengorganisir atau mengawasi usaha-usaha orang lain baik atas dasar prestasi, kekuasaan atau kedudukan.
- Pemimpin arti sempit, seseorang yang memimpin dengan alat-alat yang menyakinkan, sehingga para pengikut menerimanya secara suka rela.

16. Dr. Phil. Astrid S. Susanto
Pemimpin adalah orang yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap sekelompok orang banyak.

17. Ensiklopedia Administrasi (disusun oleh staf Dosen Balai Pembinaan Administrasi Universitas Gadjah Mada)
Pemimpin (Leader) adalah orang yang melakukan kegiatan atau proses mempengaruhi orang lain dalam suatu situasi tertentu, melalui proses komunikasi, yang diarahkan guna mencapai tujuan/tujuan-tujuan tertentu.

Kita dapat saja berbeda dari beberapa pandangan di atas dalam memaknai konsep pemimpin, namun yang dapat penulis simpulkan bahwa dari rumusan diatas secara umum, pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi individu dan/atau sekelompok orang lain untuk bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditentukan.
 
Definisi kepemimpinan. 
Berikut ini pendapat para ahli tentang kepemimpinan
1. George R. Terry (kutipan Sutarto, 1998:17)
Kepemimpinan adlah hubungan yang ada pada diri pada seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lai untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang dinginkan.
2. Ordway  Tead (1929)
Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.

3. Rauch & Behling (1984)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.

4. Katz & Kahn (1978)
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.

5. Hemhill & Coon (1995)
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).

6. William G.Scott (1962)
Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

7. Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.

8. Dr. Thomas Gordon “ Group Centered Leadership”. A way of releasing creative power of groups.
Kepemimpinan dapat dikonsepsualisasikan sebagai suatu interaksi antara seseorang dengan suatu kelompok, tepatnya antara seorang dengan anggota-anggota kelompok setiap peserta didalam interaksi memainkan peranan dan dengan cara-cara tertentu peranan itu harus dipilah-pilahkan dari suatu dengan yang lain. Dasar pemilihan merupakan soal pengaruh, pemimpin mempengaruhi dan orang lain dipengaruhi.

9. Tannenbaum, Weschler,& Massarik (1961)
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.

10. P. Pigors (1935)
Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong melalui keberhasilan interaksi dari perbedaan perbedaan individu, mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama.

11. Kartini Kartono (1994 : 48)
Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi khusus.

12. G. U. Cleeton dan C.W Mason (1934)
Kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan penggunaan kekuasaan.

13. Locke & Associates (1997)
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses membujuk (inducing) orang-orang lain untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama .

14. John W. Gardner (1990)
Kepimpinan sebagai proses Pemujukan di mana individu-individu meransang kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpin dan dikongsi bersama oleh pemimpin dan pengikutnya.

15. Theo Haiman & William G.Scott (1974)
Kepemimpinan adalah proses orang-orang diarahkan ,dipimpin, dan dipengaruhi dalam pemilihan dan pencapaian tujuan.

16. Duben (1954)
Kepemimpinan adalah aktifitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan.

17. F.A.Nigro(1965)
Inti kepemimpinan adalah mempengaruhi kegiatan orang-orang lain.

18. Reed (1976)
Kepimpinan adalah cara mempengaruhi tingkah laku manusia supaya perjuangan itu dapat dilaksanakan mengikut kehendak pemimpin.

19. G.L.Feman & E.K.aylor (1950)
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.

20. James M. Black (1961)
Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan orang lain supaya bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu.

21. Harold Koontz (1989)
Pengaruh, seni,atau proses mempengaruhi orang-orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusiasme.

22. R.K. Merton “ The Social Nature of Leadership”, American Journal of Nuns, 1969.
Kepemimpinan sebagai suatu hubungan antar pribadi dalam mana pihak lain mengadakan penyesuaian karena mereka berkeinginan untuk itu, bukannya karena mereka harus berbuat demikian.

23. P. Pigors “Ledearship and Domination”
Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong yang mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama, melalui interaksi yang berhasil dari perbedaan-perbedaan individual.

24. Keth Davis “Human Relations at Work”
Kepemimpinan sebagai faktor manusiawi yang mengikat suatu kelompok menjadi satu dengan memotivasinya kearah tujuan-tujuan.

25. Ordway Tead “ The Technigue of Creative Leadershif in Human Nature and Management”.
Kepemimpinan sebagai kombinasi perangai-perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong orang-orang lain untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu.

26. E.S. Bogardus “Leader and Leadership”.
Kepemimpinan sebagai kepribadian yang beraksi dalam kondisi-kondisi kelompok.
Tidak saja kepemimpinan itu suatu kepribadian dan suatu gejala kelompok; ia juga merupakan suatu proses sosial yang melibatkan sejumlah orang dalam kontak mental dalam mana seseorang mendominasi orang-orang lain.

27. F.I. Munson “ The Management of Man”.
Kepemimpinan sebagai kemampuan/kesanggupan untuk menangani atau menggarap orang-orang sedemikian rupa untuk mencapai hasil yang sebesar-besarnya dengan sekecilnya mungkin pergesekan dan sebesar-besarnya (sebesar mungkin) kerja sama.

28. C.M. Bundel “Is Leadership losing its importance ?”
Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya.

29. W.G. Bennis “Leadership Theory and Administration Behavior”
Kepemimpinan sebagai proses dengan mana pemimpin mendorong, mempengaruhi bawahan untuk berprilaku seperti yang dikehendaki.

30. J.B. NASH “Leadership”
Kepemimpinan mencakup kegiatan mempengaruhi perubahan dalam perbuatan orang-orang.

31. Ordway Tead “ The Art of Leadership”
Kepemimpinan sebagai kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki.

32. H.H. Jennings “Leadership – a dynamic redefinition”, Journal Education School, 1944.
Kepemimpinan muncul sebagai suatu hasil interaksi yang melibatkan prilaku yang memuat seseorang terangkat keperanan sebagai pemimpin oleh individu-individu lain.

33. J.K. Hemphill- Dalam “ The Leader and his Group”.
Kepemimpinan adalah perilaku seorang individu sementara ia terlibat dalam pengerahan kegiatan-kegiatan kelompok.

- Dalam “ A Propossed Theory of leadership in small groups; Technical report”.
Memimpin berarti terlibat dalam suatu tindakan memulai pembentukan struktur dalam interaksi sebagai bagian dari proses pemecahan masalah-masalah bersama.

34. R. C. Davis “ The Fundamentals of Top Management”
Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.

35. C. Schenk “Leadership” : Infantry Journal. 1928.
Kepemimpinan adalah manajemen mengenal manusia dengan jalan persuasi dan inspirasi dan bukannya dengan pengarahan atau semacamnya, atau ancaman, paksaan yang terselubung.

36. C.V. Cleeton & C.W. Mason “Executive Ability its Discovery and Development"
Kepemimpinan menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang-orang dalam mencapai hasil-hasil melalui himbauan emosional dan bukannya melalui penggunaan kekerasan/wewenang.

37. N. Copeland “Psychology and the Soldier”
Kepemimpinan adalah seni perlakuan terhadap manusia. Ini adalah seni mempengaruhi sejumlah orang dengan persuasi atau dengan teladan untuk mengikuti serangkaian tindakan.

38. H. Kootz & O’ Donnel “ Principles of Management”
Kepemimpinan adalah kegiatan mempersuasi orang-orang untuk bekerjasama dalam pencapaian suatu tujuan bersama.

39. C. K. Warriner “ Leadership in the small Group”, American Journal Soc, 1955
Kepemimpinan sebagai suatu bentuk hubungan diantara orang-orang, dimana mengharuskan seseorang atau lebih bertindak sesuai dengan permintaan pihak lain.

40. H. Gerth & C.W. Mills “Character and Social Structure”
Kepemimpinan dalam arti luas adalah suatu hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin dalam mana pemimpin lebih banyak mempengaruhi dari pada dipengaruhi; disebabkan karena pemimpin menghendaki yang dipimpin berbuat seperti dia dan tidak berbuat lain yang dimaui sendiri.

41. R. M. Bellows “Creative Leadership”
Kepemimpinan sebagai proses pengaturan suatu situasi sedemikian rupa, sehingga anggota-anggota kelompok termasuk si pemimpin, dapat mencapai tujuan bersama dengan hasil maksimum dan dengan waktu dan kerja minimum.

42. Ralp M. Stogdill (1950)
Is the process of influencing group activities toward goal setting and goal achievement (proses mempengaruhi kegiatan kelompok, menuju kearah penentuan tujuan dan mencapai tujuan).

- Dalam “Individual Behavior and Group Achievement”
Kepemimpinan adalah permulaan pembentukan struktur dan memeliharanya dalam harapan dan interaksi.

- Dalam “A Handbook of Leadership” yang dikutip oleh Prof. Drs. S. Pamuji, MPA,
a. Leadership As A Focus Of Group Process
(Kepemimpinan sebagai titik pusat proses kelompok)
b. Leadership As Personality And Its Effects
(Kepemimpinan sebagai kepribadian seseorang yang memiliki sejumlah perangai (Traits) dan watak (Character) yang memadai dari suatu kepribadian)
c. Leadership As The Art Of Inducing Comliance
(Kepemimpinan sebagai seni untuk menciptakan kesesuaian paham, kesepakatan)
d. Leadership As The Exercise Of Its Influence
(Kepemimpinan sebagai pelaksanaan pengaruh)
e. Leadership As Act Or Behavior
(Kepemimpinan sebagai tindakan atau prilaku)
f. Leadership As A From Of Persuasion
(Kepemimpinan adalah bentuk persuasi)
g. Leadership As A Power Relation
(Kepemimpinan sebagai suatu hubungan kekuasaan/kekuatan)
h. Leadership Is An Instrumental Of Goal Achievement
(Kepemimpinan adalah sarana pencapaian tujuan)
i. Leadership As An Effect Of Interaction
(Kepemimpinan adalah suatu hasil dari interaksi)
j. Leadership As A Deferentiated Role
(Kepemimpinan adalah peranan yang dipilahkan)
k. Leadership As The Initiation Of Structur
(Kepemimpinan sebagai awal dari pada struktur)

Sumber :  http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com

Seni Memimpin

Makna kepemimpinan adalah :
1. Kepemimpinan sejati adalah yang suportif, bukan memaksakan
2. Pemimpin sejati berupaya memimpin orang lain, bukan mendorong-dorong dari belakang.
3. Kepemimpinan berarti melibatkan orang lain
4. Kepemimpinan berarti mendahulukan dan mengutamakan visi, bukan aksi.
5. Kepemimpinan berarti pemahaman bahwa orang lebih penting ketimbang benda-benda mati.
6. Kepemimpinan adalah seni, yang mesti dipelajari dan diterapkan dengan hati-hati. Jangan disalah artikan sebagai sekedar posisi.

KEPEMIMPINAN BUKANLAH PERMAINAN EGO
1. Pementingan diri sendiri sebagai seorang pemimpin adalah pembunuhan terhadap diri sendiri.

2. Semangat sebuah kelompok mencerminkan semangat kepemimpinannya.
3. Ego bisa menjadi penghalang, bisa pula menjadi pelancar kreatifitas. Ego bisa membantu jika aliran energinya mengarah ke pekerjaan yang mesti dirampungkan, bukan mengarah ke dalam diri sendiri.
4. Ingat, Kepemimpinan bukanlah permainan Ego!!

KEPEMIMPINAN BERARTI TANGGUNG JAWAB
1. Pandanglah kepemimpinan bukan sebagai keglamoran, melainkan tanggung jawab
2. Jangan terlampau memikirkan opini orang lain, sebagaimana memikirkan kenyataan.
3. Jangan terpengaruh pujian atau hujatan orang lain, tidak juga reaksi personal anda; pikirkan tindakan (aksi) Anda, bagaimana menyelesaikan sebuah pekerjaan.
4. Pusatkan perhatian pada ritme-ritme yang panjang dalam sebuah proyek, bukan yang naik turun secara temporer
5. Siaplah memikul tanggung jawab baik terhadap keberhasilan maupun kegagalan
6. Menerima tanggung jawab berarti mau menerima tugas mencari jawaban-jawaban kreatif kendati konvensi mengatakan sudah tak ada lagi.

KEPEMIMPINAN BERARTI MENGESAMPINGKAN BERBAGAI KEINGINAN PRIBADI
1. Pemimpin sejati menempatkan keinginan-keinginan pribadinya di urutan paling belakang, bukan pertama
2. Pemimpin sejati tak pernah sekalipun bertanya “Apa yang saya suka?” dalam setiap kesempatan, melainkan, “Apa yang saya rasa diperlukan ?” dan apa yang tepat?”
3. Pendekatan terbaik terhadap setiap masalah adalah, “Apa yang sepertinya bakal terjadi di sini?” Kecakapan sebagai pemimpin ditunjukkan lewat kemampuannya menyesuaikan Ketidakpersonalan (impersonally)-nya dengan rangkaian kejadian yang sedang mengalir.
4. Kepemimpinan membutuhkan keterbukaan terhadap perasaan orang lain dan bukan mengesampingkannya demi alasan “lebih mementingkan tugas”. Dalam cakup yang luas, kesejahteraan merekalah yang menjadi tugasnya.

KEPEMIMPINAN BERARTI MELAYANI
1. Pandanglah kepemimpinan sebagai sekedar pekerjaan, sebagaimana orang-orang lain.
2. Kepemimpinan berarti memberikan layanan, bukan menerimanya.
3. Kesahajaan lebih penting buat seorang pemimpin, ketimbang medali pencapaian apapun.
4. Kesahajaan adalah kejujuran terhadap diri sendiri
5. Jika Anda orang yang taat beragama, pandanglah Tuhan sebagai yang menentukan segalanya; Jadikan karya anda sebagai persembahan untuk-Nya.

KEPEMIMPINAN BERARTI LOYALITAS
1. Bekerjasamalah dengan orang lain menurut keadaan mereka, bukan mau anda atas diri mereka.
2. Bekerjasamalah dengan segala sesuatunya sebagaimana lazim, bukan semau-mau anda.
3. Bersabarlah. Pahamilah bahwa memberikan sudut pandang baru kepada orang lain itu membutuhkan waktu.
4. Untuk mendapatkan loyalitas anak buah, lebih dulu curahkanlah perhatian pada loyalitas Anda sendiri.
5. Untuk memenangi cinta, berikanlah cinta, cinta anda, terlebih dulu.
6. Saat mengoreksi orang lain, pikirkan kesiapan dia untuk mendengarnya.
7. Lebih dahulu, bersikalah loyal kepada diri anda sendiri.

KEPEMIMPINAN ADALAH INTUISI YANG DIBIMBING OLEH AKAL SEHAT
1. Pemimpin bijak lebih menaruh perhatian pada apa yang memang terjadi ketimbang apa yang dia inginkan.
2. Dia lebih mementingkan apa yang bisa memberikan hasil, bukan sekedar opini-opini, atau bahkan opininya sendiri.
3. Dia lebih menghargai kebenaran daripada apa yang dia pikir tepat.
4. Seorang pemimpin yang bijak bisa meyakinkan orang lain dengan alasan yang masuk akal, atau dengan daya tarik keyakinannya sendiri, dan tak pernah menggunakan “otoritas keluar (outward authority)” dari posisinya ataupun pengalamannya masa lalu.
5. Pendukung yang diskriminatif (dalam arti positif, red) perlu ditumbuhkembangkan, bukan sekedar dibuat yakin.
6. Waspadalah ketika mendasarkan alasan pengajuan rencana anda cuma pada pijakan intuisi. Cobalah untuk menyampaikan ide-ide anda dengan cara yang mengundang tanggapan cerdas.
7. Gunakan selalu akal sehat sebagai panduan.
8. Akal sehat adalah kemauan untuk belajar dari pengalaman.
9. Akal sehat dan intuisi bisa digunakan seiring dan sejalan, masing-masing saling memberikan kejernihannya. Akal sehat menelaah intuisi. Dan, intuisi mengilhami akal sehat agar selalu meraba-raba dibalik apa yang telah dikenali menuju ladang terbuka yang belum dikenali.

PENTINGNYA KELUWESAN DALAM KEPEMIMPINAN
1. Terbukalah untuk mengakui kekeliruan Anda. Ingat, hanya kebenaran yang akhirnya akan menang.
2. Biarkan ide-ide anda mengalir lancar. Camkanlah bahwa kesempurnaan bukanlah hal yang mesti diutamakan, melainkan arah.
3. Adaptasikan tindakan anda dengan kenyataan.
4. Hadapi setiap situasi yang muncul dengan cara yang segar. Pandanglah sebagaimana adanya.
5. Jangan terlalu banyak membikin aturan, karena aturan yang terlampau banyak justru bisa menghancurkan upaya anda.
6. Terbukalah terhadap sudut pandang otang lain; mungkin mereka lebih baik dari sudut pandang anda sendiri
7. Berusahalah untuk memusatkan pada diri anda yang lebih dalam, dan bersandarlah disitu.

PERLUNYA BERTINDAK BUKAN BICARA DALAM KEPEMIMPINAN
1. Kepemimpinan berarti tindakan atau aksi, bukan sekedar ide-ide bagus untuk bertindak
2. Jangan menghabiskan begitu banyak energi untuk membuat rencana, sehingga tak tersisa lagi untuk melaksanakan rencana itu.
3. Tindakan munculnya kreatifitas.
4. Hampir semua tindakan jauh lebih baik ketimbang diam berlama-lama, akibat tak ada keputusan yang pasti

KEPEMIMPINAN BERATI MEMBERIKAN DUKUNGAN
1. Berusahalah untuk memperbesar kemampuan anak buah anda, dalam soal kreatifitas, dan juga kualitas kepemimpinan mereka.
2. Beri dorongan kepada mereka dalam proyek yang mereka jalankan.
3. Biarkan mereka belajar dari kesalahan mereka sendiri.
4. Terbukalah untuk kompromi. Jangan mengharap lebih dari apa yang bisa mereka berikan. Jika terpaksa, perluas cakrawala pandang mereka sedikit demi sedikit.
5. Ajaklah mereka untuk mendukung, bukan untuk memerintahkan.
6. Terima saja otoritas anda sebagaimana yang mereka berikan.
7. Jangan pernah melimpahkan pekerjaan yang anda sendiri tidak mau mengerjakannya.

MANFAATKAN KEKUATAN ANAK BUAH DALAM KEPEMIMPINAN
1. Berusahalah menambah tinggi kualitas terbaik anak buah, bukan mengeluhkesahkan kualitas terburuk mereka. Anda akan mendapatkan hasil yang jauh lebih baik dengan memberikan semangat kepada orang lain, ketimbang dengan mengecilkannya.
2. Manfaatkan berbagai kekuatan organisasi anda, bukan justru kelemahannya. Curahkan lebih banyak energi kepada orang-orang yang idenya sejalan dengan anda, ketimbang mengurusi mereka yang berkecenderungan menolak anda.
3. Jangan terlalu banyak menghamburkan energi untuk menghadapi berbagai situasi negatif. Kuatkan sisi positifnya, dan segala pusaran negatif pun akan pudar, atau menyingkir dengan sendirinya dari hadapan anda.
4. Jangan biarkan anak buah hanya melontarkan kritik negatif. Ajari mereka bahwa mereka punya hak bicara asalkan bisa memberikan solusi saat mereka menunjuk persoalan.
5. Berikan dorongan kepada mereka yang mau mengerjakan, bukan cuma bicara.
6. Jangan pernah memburu popularitas. Curahkan perhatian lebih besar pada berbagai isu, perkembangan, dan prinsip-prinsip yang dipegang.
7. Jangan pernah bicara suka atau tidak suka secara pribadi, melainkan senantiasa menuruti rasa keadilan, kejujuran (fairness), dan kebenaran.

Sumber : http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/

Jumat, 11 November 2011

"Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan"

Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.

Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.

Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin".

Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).

Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah :
  • Loyality, seorang pemimpin harus mampu membagnkitkan loyalitas rekan kerjanya danmemberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
  • Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskantacit knowledge pada rekan-rekannya.
  • Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada
  • Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.
Tugas Pemimpin
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
  1. Pemimpin bekerja dengan orang lain : Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organjsasi sebaik orang diluar organisasi.
  2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas): Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggungjawab untuk kesuksesan stafhya tanpa kegagalan.
  3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas : Proses kepemimpinandibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas dengan mendahulukanprioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secaraefektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
  4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual : Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadf lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
  5. Manajer adalah forcing mediator : Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
  6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat: Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
  7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit : Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
1. Peran huhungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.

Kriteria Seorang Pemimpin
Pimpinan yang dapat dikatakan sebagai pemimpin setidaknya memenuhi beberapa kriteria,yaitu :
1. Pengaruh : Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang yang mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan. Pengaruh ini menjadikan
sang pemimpin diikuti dan membuat orang lain tunduk pada apa yang dikatakan sang
pemimpin. John C. Maxwell, penulis buku-buku kepemimpinan pernah berkata:
Leadership is Influence (Kepemimpinan adalah soal pengaruh). Mother Teresa dan Lady
Diana adalah contoh kriteria seorang pemimpin yang punya pengaruh.
2. Kekuasaan/power : Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena dia
memiliki kekuasaan/power yang membuat orang lain menghargai keberadaannya. Tanpa
kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin, tentunya tidak ada orang yang
mau menjadi pendukungnya. Kekuasaan/kekuatan yang dimiliki sang pemimpin ini
menjadikan orang lain akan tergantung pada apa yang dimiliki sang pemimpin, tanpa itu
mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Hubungan ini menjadikan hubungan yang bersifat
simbiosis mutualisme, dimana kedua belah pihak sama-sama saling diuntungkan.
3. Wewenang : Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada
pemimpin untuk fnenetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal/kebijakan.
Wewenang di sini juga dapat dialihkan kepada bawahan oleh pimpinan apabila sang
pemimpin percaya bahwa bawahan tersebut mampu melaksanakan tugas dan tanggung
jawab dengan baik, sehingga bawahan diberi kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari sang pemimpin.
4. Pengikut : Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaaan/power, dan wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut yang berada di belakangnya yang memberi dukungan dan mengikuti apa yang dikatakan sang pemimpin. Tanpa adanya pengikut maka pemimpin tidak akan ada. Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri sendiri.

Pemimpin Sejati
Empat Kriteria Pemimpin Sejati yaitu:
1. Visioner: Punyai tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa para pengikutnya. Tujuan Hidup Anda adalah Poros Hidup Anda. Andy Stanley dalam bukunya Visioneering, melihat pemimpin yang punya visi dan arah yang jelas, kemungkinan berhasil/sukses lebih besar daripada mereka yang hanya menjalankan sebuah kepemimpinan.
2. Sukses Bersama: Membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses bersamanya.
Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau keuntungan hanya bag) dirinya sendiri,
namun ia tidak kuatir dan takut serta malah terbuka untuk mendorong orang-orang yang
dipimpin bersama-sama dirinya meraih kesuksesan bersama.
3. Mau Terus Menerus Belajar dan Diajar (Teachable and Learn continuous): Banyak hal yang harus dipela ari oleh seorang pemimpin jika ia mau terus survive sebagai pemimpin dan dihargai oleh para pengikutnya. Punya hati yang mau diajar baik oleh pemimpin lain ataupun bawahan dan belajar dari pengalaman-diri dan orang-orang lain adalah penting bagi seorang Pemimpin. Memperlengkapi diri dengan buku-buku bermutu dan bacaan/bahan yang positif juga bergaul akrab dengan para Pemimpin akan mendorong Skill kepemimpinan akan meningkat.
4. Mempersiapkan Calon-calon Pemimpin Masa depan: Pemimpin Sejati bukanlah orang yang hanya menikmati dan melaksanakan kepemimpinannya seorang diri bagi generasi atau saat dia memimpin saja. Namun, lebih dari itu, dia adalah seorang yang visioner yang mempersiapkan pemimpin berikutnya untuk regenerasi di masa depan. Pemimpin yang mempersiapkan pemimpin berikutnya barulah dapat disebut seorang Pemimpin Sejati. Di bidang apapun dalam berbagai aspek kehidupan ini, seorang Pemimpin sejati pasti dikatakan Sukses jika ia mampu menelorkan para pemimpin muda lainnya.

Persyaratan Pemimpin
Di dalam Islam seorang pemimpin haruslah mempunyai sifat:
1. S1DDIQ artinya jujur, benar, berintegritas tinggi dan terjaga dari kesalahan
2. FATHONAH artinya jerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan professional
3. AMANAH artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel
4. TABLIGH artinya senantiasa menyammpaikan risalah kebenaran, tidak pernah menyembunyikan apa yang wajib disampaikan, dan komunikatif.

Di dalam Alkitab peminipin harus mempunya sifat dasar :
Bertanggung jawab, Berorientasi pada sasaran, Tegas, Cakap, Bertumbuh, Memberi Teladan, Dapat membangkitkan semangat, Jujur, Setia, Murah hati, Rendah hati, Efisien, Memperhatikan, Mampu berkomunikasi, Dapat mempersatukan, serta Dapat mengajak.

Pada ajaran Budha di kenal dengan DASA RAJA DHAMMA yang terdiri dari :
• DHANA (suka menolong, tidak kikir dan ramah tamah),
• SILA (bermoralitas tinggi),
• PARICAGA Imengorban segala sesuatu demi rakyat),
• AJJAVA (jujur dan bersih),
• MADDAVA (ramah tamah dan sopan santun),
• TAPA (sederhana dalam penghidupan),
• AKKHODA (bebas dari kebencian dan permusuhan),
• AVIHIMSA (tanpa kekerasan)
• KHANTI (sabar, rendah hati, dan pemaaf),
• AVIRODHA (tidak menentang dan tidak menghalang-halangi).

Pada ajaran Hindu, falsafah kepemimpinan dijelaskan dengan istilah-istilah:
• PANCA STITI DHARMENG PRABHU yang artinya lima ajaran seorang pemimpin,
• CATUR KOTAMANING NREPATI yang artinya empat sifat utama seorang pemimpin
• ASTA BRATlA yang artinya delapan sifat mulia para dewa,

CATUR NAYA SANDHI yang artinya empat tindakan seorang pemimpin, Dalam
Catur Naya Shandi pemimpin harus mempunyai sifat yaitu :
- SAMA /dapat menandingi kekuatan musuh
- BHEDA /dapat melaksanakan tata tertib dan disiplin kerja
- DHANA /dapat mengutamakan sandang dan papan untuk rakyat
- DANDHA / dapat menghukum dengan adil mereka yang bersalah.

Trait Theory (Keith Davis)
Ciri Utama Pemimpin Yang Berhasil
• Intelegensia
• Kematangan Sosial
• Inner Motivation
• Human Relation Attitude

Ciri-Ciri Pemimpin Sukses ( Stogdill; 1974)
• Adaptable To Situations
• Alert To Social Environment
• Ambitious And Achievement Oriented
• Assertive
• Cooperative
• Decisive
• Dependable
• Dominant (Desire To Influence Others)
• Energetic (High Activity Level)
• Persistent
. Self-Confident
• Tolerant Of Stress
• Willing To Assujne Responsibility

Skills Pemimpin Sukses (Stogdill; 1974)
. Clever
. Conceptually Skilled
• Creative
• Diplomatic And Tactful
• Fluent In Speaking
• Knowledgeable About Group Task
• Organized (Administrative Ability)
• Persuasive
• Socially Skilled

Pengertian Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123). Sedangkan menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.

Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain:
1) kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi,
2) di dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses mempengaruhi bawahan oleh pemimpin, dan
3) adanya tujuan bersama yang harus dicapai.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.

Beberapa pendapat ahli mengenai Kepemimipinan :
1. Menurut John Piffner, Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkoordinasikan dan
mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki
(H. Abu Ahmadi, 1999:124-125)
2. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu
(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti Kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan
(Jacobs & Jacques, 1990, 281)
4. Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
(Slamet, 2002: 29)
5. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
(Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7)
6. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu
(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 29)
7. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123).
8. Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
( Ngalim Purwanto ,1991:26)

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku Aeseorang atau sekelompok orang untuk meneapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengafuhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utatna seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin harus mempu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang posetif dalam usaha mencapai tujuan.

Faktor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan:
1. Pendayagunaan Pengaruh
2. Hubungan Antar Manusia
3. Proses Komunikasi dan
4. Pencapaian Suatu Tujuan.

Unsur-Unsur Mendasar
Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan dari defmisi-defmisi yang dikemukakan di atas, adalah:
1. Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan).
2. Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok.
3. Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Prinsip-Prinsip Dasar Kepemimpinan
Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:
1. Seorang yang belajar seumur hidup : Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, beJajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2. Berorientasi pada pelayanan : Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpjn dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3. Membawa energi yang positif : Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin hams dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin haras dapat menunjukkan energi yang positif, seperti;

a. Percaya pada orang lain : Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk
staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan
pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan
kepedulian.
b. Keseimbangan dalam kehidupan : Seorang pemimpin haras dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan
keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.
Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
c. Melihat kehidupan sebagai tantangan : Kata 'tantangan' sering diinterpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d. Sinergi : Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan, Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi
adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja
kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang,
atasan, staf, teman sekerja.
e. Latihan mengembangkan diri sendiri : Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses dalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan:
1) pemahaman materi;
2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman;
3) mengajar materi kepada orang lain;
4) mengaplikasikan prinsip-prinsip;
5) memonitoring hasil;
6) merefleksikan kepada hasil;
7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi;
8) pemahaman baru; dan
9) kembali menjadi diri sendiri lagi.

Referensi:
Purwanto, M. Ngalim. 1991. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.Thoha, Miftah. 1983. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.
Servant Leadeship atau Kepemimpinan Hamba oleh Meme Mery, SE, Trainer di PT PHILLIPS, Inc JKT.

TEORI KEPEMIMPINAN

Kajian Teori Kepemimpinan pada hakekatnya untuk menjawab :
a. Why Individual become leaders ?
b. Why Leaders are more effective than others ?

Dalam hubungan ini dapat dikemukakan beberapa teori kepemimpinan sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli.

A. Teori Timbulnya Kepemimpinan

Di antara berbagai teori yang menjelaskan sebab-sebab timbulnya kepemimpinan terdapat tiga teori yang menonjol, yaitu :
1. Teori Keturunan (Heriditary Theory)
2. Teori Kejiwaan (Psychological Theory)
3. Teori Lingkungan (Ecological Theory)

Masing – masing teori dapat dikemukakan secara singkat :

1. Teori Keturunan
Inti daripada teori ini, ialah :
a. Leaders are born not made.
b. Seorang pemimpin menjadi pemimpin karena bakat – bakat yang dimiliki sejak dalam kandungan.
c. Seorang pemimpin lahir karena memamng ditakdirkan. Dalam situasi apapun tetap muncul menjadi pemimpin karena bakat-bakatnya.

2. Teori Kejiwaan.
a. Leaders are made and not born.
b. Merupakan kebalikan atau lawan dari teori keturunan.
c. Setiap orang bias menjadi pemimpin melalui proses pendidikan dan pengalaman yang cukup.

3. Teori Ekologis
a. Timbul sebagai reaksi terhadap teori genetis dan teori social.
b. Seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang pemimpin, apabila pada waktu ahir telah memiliki bakat, dan bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui proses pendidikan yang teratur dan pengalaman.
c. Teori ini memanfaatkan segi-segi positif teori genetis dan teori social.
d. Teori yang mendekati kebenaran.


B. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Sifat

Di tinjau dari segi sejarah, pemimpin atau kepemimpinan lahir sejak nenek moyang, sejak terjadinya hubungan kerjasama atau usaha bersama antara manusia yang satu dengan dengan manusia yang lain untuk menjapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Jadi kepemimpinan lahir bersama – sama timbulnya peradaban manusia.

• Machiavelli
Ia terkenal tentang nasehatnya mengenai kebijaksanaan yang harus dimiliki oleh seorang Perdana Mentri, yaitu antara lain harus mempunyai keahlian dalam :
a. Upacara – upacara ritual, kebaktian keagamaan
b. Peratuaran dan perundang – undangan
c. Pemindahan dan pengangkutan
d. Pemberian honorium/pembayaran dan kepangkatan
e. Upacara – upacara dan adat kebiasaan.
f. Pemindahan pegawai untuk menhindarkan kegagalan
g. Bertani dan pekerjaan lainnya.

• Empuh Prapanca dengan bukunya yang terkenal Negara Kertagama menyebut 15 sifat yang baik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu:
a. Wijana, sikap bijaksana
b. Mantri wira, sebagai pembela negara sejati
c. Wicaksaning naya, bijaksana dalam arti melihat masa lalu, kemampuan analisa, mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
d. Matanggwan, mendapat kepercayaan yang tinggi dari yang dipimpinnya.
e. Satya bakti haprabu, setia dan bakati kepada atasan (loyalitas).
f. Wakjana, pandai berpidato dan berdiplomasi.
g. Sajjawopasama, tidak sombong, rendah hati, manusiawi.
h. Dhirrottsaha, bersifat rajin sungguh- sungguh kreatif dan penuh inisiatif.
i. Tan-lalana, bersifat gembira, periang.
j. Disyacitra, Jujur terbuka.
k. Tancatrisan, tidak egoistis.
l. Masihi Samastha Bhuwana, bersifat penyayang, cinta alam.
m. Ginong Pratidina, tekun menegakkan kebenaran.
n. Sumantri, sebagai abdi negara yang baik.
o. Ansyaken musuh, mampuh memusnakan setiap lawan.

• Ajaran Hasta Brata.
Hasta Bhrata (delapan pedoman pilihan) yang terdapat dalam kitab Ramayana berisi sifat - sifat positif sebagai pedoman bagi setiap pemimpin adalah :
a. Sifat matahari (surya) Yaitu:
- Menerangi dunia dan memberi kehidupan pada semua mahluk.
- Menjadi penerang selurah rakyat.
- Jujur dan rajin bekerja sehingga negara aman dan sentosa.
b. Sifat bulan (candra) yaitu:
- Memberi penerangan terhadap rakyat yang sedang dalam kegelapan (kesulitan)
- Menerangkan perasaan dan melindungi rakyat sehingga terasa tentram untuk menjalankan tugas masing- masing.
c. Sifat Bintang (kartika) yaitu:
- Menjadi pusat pandangan sumber susila dan budaya, dan menjadi suri tauladan
d. Sifat Awan yaitu :
- Dapat menciptakan kewibawaan
- Tindakan mendorong agar rakyat tetap taat.
e. Sifat Bumi yaitu:
- Ucapanya sederhana.
- Teguh, dan kokoh pendiriannya.
f. Sifat Samudera,yaitu:
- mempunyai pandangan yang luas
- membuat rakyat seia sekata.
g. Sifat Api (Agni) yaitu:
- Menghukum siapa saja yang bersalah tanpa pandang bulu.
h. Sifat Angin (Bayu) yaitu :
- terbuka dan tidak ragu – ragu terhadap semua masalah.
- Bersikap adil terhadap siapa pun.

• The Traits and abilities Theory yang dikemukakan oleh stogdill dengan menekan pada kwalitas individu dan terdapat relevansi yang erat antara sifat dan kepemimpinan (capacity, status, participation, responsibility,achievement).


C. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Tingkah Laku

Dengan memusatkan pada ciri-ciri dan gaya yang dimiliki oleh setiap pemimpin yang bersangkutan, mereka yakin akan berhasil dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Sehingga gaya dan ciri-ciri tersebut akan menimbulkan berbagai tipe.

Ada beberapa tipe kepemimpinan.
1. Tipe Otoriter
Tipe ini mempunyai sifat-sifat:
a. Semua kebijaksanaan ditentukan oleh pemimpin
b. Organisasi dianggap milik pribadi pemimpin
c. Segala tugas dan pelaksanaannya ditentukan oleh pemimpin .
d. Kurang ada partisipasi dari bawahan .
e. Tidak menerima kritik, saran dan pendapat bawahan .

2. Tipe Demokratis
a. Semua kebijaksanaan dan keputusan dilakukan sebagai hasil diskusi dan musyawarah .
b. Kebijaksanaan yang akan dating ditentukan melalui musyawarah dan diskusi.
c. Anggota kelompok, bebas bekerjasama dengan anggota yang lain, dan berbagai tugas diserahkan kepada kelompok .
d. Kritik dan pujian bersifat objektif dan berdasarkan fakta-fakta .
e. Pemimpin ikut berpartisipasi dalam kegiatan sebagai anggota biasa .
f. Mengutamakan kerjasama .

3. Tipe Semuanya
a. Kebebasan diberikan sepenuhnya kepada kelompok atau perseorangan di dalam pengambilan kebijaksanaan maupun keputusan .
b. Pemimpin tidak terlibat dalam musyawarah kerja .
c. Kerjasama antara anggota tanpa campur tangan pemimpin .
d. Tidak ada kritik, pujian atau usaha mengatur kegiatan pemimpin .
Di samping ketiga gaya kepemimpinan diatas Sondang P.Siagian, MPA.,Ph.D. mengemukakan tipe pemimpin yang lain, ialah:

4. Tipe Militeristis
a. Lebih sering mempergunakan perintah terhadap bawahan .
b. Perintah terhadap bawahan sangat tergantung pada pangkat dan jabatan .
c. Menyenangi hal-hal yang bersifat formal .
d. Sukar menerima kritik .
e. Menggemari berbagai upacara .

5. Tipe Paternalistik
a. Bersikap melindungi bawahan .
b. Bawahan dianggap manusia yang belum dewasa .
c. Jarang ada kesempatan pada bawahan untuk mengambil inisiatif .
d. Bersikap maha tahu .

6. Tipe Karismatis
a. Mempunyai daya tarik yang besar, oleh karenanya mempunyai pengikut yang besar .
b. Daya tarik yang besar tersebut kemungkinan disebabkan adanya kekuatan gaib (supernature) .

Disamping teori yang telah dikemukakan diatas, ada teori lain yang Dikemukakan oleh W.J. Reddin dalam artikelnya yang berjudul “What Kind of Manager”.
Ada tiga pola dasar yang dapat dipakai untuk menentukan watak atau tipe seorang pemimpin. Ketiga pola dasar tersebut :
1. Berorientasi tugas (task orientation).
2. Berorientasi pada hubungan kerja (Relationship orientation).
3. Berorientasi pada hasil (effectiveness orientation).

Berdasarkan sedikit banyaknya orientasi atau penekanan ketiga hal diatas pada diri seorang pemimpin akan dapat ditentukan delapan tipe pemimpin masing-masing ialah:
1. Deserter
2. Bureaucrat
3. Missionary
4. Developer
5. Autocrat
6. Benevolent autocrat
7. Compromiser
8. Executive

Jumat, 28 Oktober 2011

EVASION OF COMMUNICATION


“Gejala mencemooh dan mengelakan suatu komunikasi untuk mendeskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi”.
Mencacatkan Pesan Komunikasi (Message made invalid); Kebiasaan mencacatkan pesan komunikasi dengan menambah-nambah pesan yang negatif.
Mengubah Kerangka Referensi (Changing frame of reference),Kebiasaan mengubah kerangka referensi menunjukkan seseorang yang menanggapi komunikasi dengan diukur oleh kerangka referensi sendiri.

Mengapa Komunikasi Kita Pelajari dan Teliti ?
Jawabannya :
Karena Kita Ingin Mengetahui Bagaimana Efek Suatu Jenis Komunikasi kepada Seseorang.
WILBUR Schramm, menampilkan apa yang disebut “the condition of success in communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki, dengan memperhatikan :
a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sehingga menarik.
b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman antara komunikator dan komunikan, sehingga dimengerti.
c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan.
d. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan komunikan.

FAKTOR KOMPONEN KOMUNIKAN

a. Para Ahli Komunikasi meneliti sedalam-dalamnya tujuan Komunikan
b. Mengapa “Know Your Audience” merupakan ketentuan utama dalam komunikasi

Sebabnya ialah karena penting mengetahui :
 Timing yang tepat untuk suatu pesan;
ü
 Bahasa yang harus dipergunakan agar pesan dapat dimengerti;
ü
 Sikap dan nilai yang harus ditampilkan agar efektif;
ü
 Jenis kelompok dimana komunikasi akan dilaksanakan.
ü
Komunikan dapat dan akan menerima sebuah pesan hanya kalau terdapat empat kondisi berikut ini :

 Dapat dan Benar-benar Mengerti Pesan Komunikasi;
ü
 Pada Saat Mengambil Keputusan, Sadar Sesuai dengan Tujuannya;
ü
 Pada Saat Mengambil Keputusan, Sadar Keputusannya Bersangkutan dengan Kepentingan Pribadinya;
ü
 Mampu menepatinya baik secara mental maupun fisik.
ü

FAKTOR KOMPONEN KOMUNIKATOR

Dua Faktor Penting pada diri Komunikator:
• Kepercayaan pada Komunikator (Source Credibility);
Hasrat seseorang untuk memperoleh suatu pernyataan yang benar. Kualitas komunikasinya sesuai dengan kualitas sampai dimana ia memperoleh kepercayaan dari komunikan. Kepercayaan ditentukan oleh Keahliannya dan dapat dipercaya. Karena kepercayaan yang besar dapat merubah sikap.
Daya Tarik Komunikator (Source Attractiveness);
Hasrat seseorang untuk menyamakan dirinya dengan komunikator.
Komunikator akan sukses dalam komunikasinya, bila berhasil memikat perhatian komunikan. Sehingga akan mempunyai kemampuan melakukan perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik. Komunikan menyenangi komunikator, apabila merasa adanya kesamaan khususnya kesamaan ideologi yang lebih penting daripada kesamaan demografi.
Seorang komunikator akan sukses dalam komunikasinya. Kalau menyesuaikan komunikasinya dengan “the image” dari komunikan, yaitu :

Memahami kepentingannya;

 Kebutuhannya;
ü
 Kecakapannya;
ü
 Pengalamannya;
ü
 Kemampuan berpikirnya;
ü
 Kesulitannya; dsb
ü

Singkatnya, Komunikator harus dapat menjaga kesemestaan alam mental yang terdapat pada komunikan.

Prof. Hartley, menyebutnya “the image of other”.

HAMBATAN KOMUNIKASI

Ahli Komunikasi menyatakan; tidaklah mungkin seseorang melakukan komunikasi yang sebenarnya efektif, karena ada banyak hambatan yang harus menjadi perhatian, antara lain :

a. Gangguan

o Mekanik (Mechanical channel noise); Gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
o Semantik (Semantic noise); Gangguan yang bersangkutan dengan pesan komunikasi yang
pengertiannya menjadi rusak. Karena melalui penggunaan bahasa.
Semantik adalah pengetahuan mengenai pengertian kata-kata yang sebenarnya atau perubahan pengertian kata-kata. Lambang kata yang sama mempunyai pengertian yang berbeda untuk orang-orang yang berlainan, terjadi salah pengertian Denotatif (arti yang sebenarnya dari kamus yang diterima secara umum) dan Konotatif (arti yang bersifat emosional latar belakang dan pengalaman seseorang).

b. Kepentingan


Interest atau kepentingan akan membuat seorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya.

c. Motivasi Terpendam


Motivasi akan mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Intensitasnya akan berbeda atas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi.

d. Prasangka


Prejudice atau prasangka merupakan rintangan atau hambatan berat bagi kegiatan komunikasi.
Proses Komunikasi
Bagaimana tekniknya agar komunikasi yang dilancarkan seseorang komunikator berlangsung efektif, dalam prosesnya dapat ditinjau dari dua perspektif :

•Proses Komunikasi dalam Perspektif Psikologis;
Dalam perspektif ini terjadi pada diri komunikator dan komunikan, terjadinya suatu proses komunikasi (isi pesan berupa pikiran dan lambang umumnya bahasa).
Walter Lippman menyebut isi pesan “picture in our head”, sedangkan Walter Hagemann menamakannya “das Bewustseininhalte”. Proses ‘mengemas’ atau ‘membungkus’ pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator, yang dinamakan ‘encoding’. Sedangkan proses dalam diri komunikan disebut ‘decoding’ (seolah-olah membuka kemasan atau bungkus pesan).

•Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistis;
Proses ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau “melemparkan” dengan bibir kalau lisan, atau dengan tangan kalau tulisan.
Penangkapan pesan itu dapat dilakukan dengan indera telinga atau indera mata, atau indera-indera lainnya. Adakalanya komunikasi tersebar dalam jumlah relatif banyak, sehingga untuk menjangkaunya diperlukan suatu media atau sarana, dalam situasi ini dinamakan komunikasi massa.

Manajemen resiko


“Sukses hanya akan dicapai oleh orang yang berani mengmbil risiko karena itu mau tidak mau, setiap orang harus mengambil resiko yang ada dalam hidupnya. Hanya mereka yang berani menghadapi resiko yang akan bertahan hidup”. Henry W. Longfellow (1807-1882),

Risiko telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Sejak hidup di muka bumi, manusia dihadapkan pada berbagau resiko. Manusia purba misalnya, menghadapi resiko yang berasal dari alam, seperti ancaman binatang buas, kondisi lingkungan alam yang ganas dan bencana yang mengancam.

Manajemen resiko adalah bagian semtral dalam setiap aspek kehidupan. Banyak orang yang tidak menyadari dalam kehidupan sehari-hari mereka telah menjalankan konsep manajemen risiko Dengan melaksanakan manajemen risiko diperoleh berbagai manfaat antara lain:
·         Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi risiko dari setiap kegiatan yang mengandung bahaya.
·         Menekan biaya untuk penanggulangan kejadian yang tidak diinginkan.
·         Menimbilkan rasa aman dikalangan pemegang saham mengenai kelangsungan dan keamanan investasinya.
·         Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai risiko operasi bagi setiap unsure dalm organisasi/perusahaan.
·         Memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku.


Menurut Peter Drucker, prinsip bisnis yang baik adalah dengan membuat perencanaan sebaik mungkin, namun juga bersiap menghadapi kondisi terburuk. “Prepare for the best, but prepare for the worst”. Setiap pengusaha pasti menginginkan keuntungan, apapun usaha yang dilakukannya. Namun demikian, mereka juga harus bersiap untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang dapat terjadi.

Lingkup Manajemen Risiko
Manajemen risiko dapat diaplikasikan dalam setiap tahapan aktivitas atau daur hidup suatu proyek yaitu:
a)      Tahap konsepsional
b)      Tahap rancang bangun
c)      Tahap konstruksi
d)     Tahap operasi
e)      Tahap pemeliharaan
f)       Tahap pasca operasi
Konsep manajemen risiko juga dapat diaplikasikan untuk berbagai aktivitas dan keperluan misalnya:
a)      Sector transportasi
b)      Bidang kesehatan
c)      Sector pertambangan
d)     Sector kehutanan
e)      Sector pertanian
f)       Bencana alam


KONSEP DASAR MANAJEMEN RISIKO

Setiap aktivitas mengandung risiko untuk berhasil atau gagal. Risiko adalah kombinasi dari kemungkinan dan keparahan dari suatu kejadian.

Semakin besar potensi terjadinya suatu kejadian dan semakin besar dampak yang ditimbulkannya, maka kejadian tersebut dinilai mengandung risiko tinggi.

Dalam aspek K3, risiko biasanya bersifat negative seperti cedera, kerusakn atau gangguan operasi. Risiko yang bersifat negative harus dihindarkan atau ditekan seminimal mungkin.

Menurut OHSAS 18001, risiko K3 adalah kombinasi dari kemungkinan terjadinya kejadian bahaya atau paparan dengan keparahan dari cedera atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kejadian atau paparan tersebut. Sedangkan manajemen risiko adalah suatu proses untuk mengelola risiko yang ada dalam setiap kegiatan.

Perhitungan Risiko
Calculated Risk atau risiko yang diperhitungkan merupakan prinsip utama dalam mengelola suatu risiko. Dalam melakukan suatu aktivitas, manusia berada diantara titik aman (seratus persen aman) dan titik bahaya (seratus persen risiko). Jika bekerja atau melakukan kegiatan pada titik aman, kegiatan tersbut akan berjalan dengan selamat, sebaliknya jika berada pada titik risiko (seratus persen bahaya), dengan seketika terjadi kecelakaan atau kejadian lain yang tidak diinginkan.
Prinsip terbaik adalah calculated risk artinya seseorang melakukan sesuatu berdasarkan perhitungan untung rugi, perhitungan dan analisa risiko bahaya, perhitungan dampak dan setelah itu baru melakukan tindakan atau mengambil keputusan. Menghitung ridiko adalah kata kunci dalam manajemen risiko.

Persepsi Risiko
Ada orang yang sangat peduli terhadap risiko sebaliknya ada yang kurang peduli. Hal ini disebabkan karena perbedaan persepsi seseorang terhadap risiko yang dipengaruhi berbagai factor seperti latar belakang social, budaya, pengalaman dan pengetahuan.
Pada saat persepsi seseorang mengenai risiko berada di puncak, angka kecelakaan, kegagalan atau penyimpangan akan turun. Sebaliknya disaat persepsi risiko menurun, maka kewaspadaan juga akan menurun sehingga peluang terjadinya kecelakaan atau kegagalan akan meningkat.

Jenis Risiko
Risiko dalam organisasi sangat beragam sesuai dengan sifat, lingkup, skala dan jenis kegiatannya diantaranya sebagai berikut:
  • Risiko Finansial
  • Risiko Pasar
  • Risiko Alam
  • Risiko Operasional
Yang termasuk risiko operasional adalah:
    1. Ketenagakerjaan
    2. Teknologi
    3. Risiko K3
  • Risiko Ketenagakerjaan dan Sosial
  • Risiko Keamanan
  • Risiko Sosial

PROSES MANAJEMEN RISIKO

Standar Manajemen Risiko
Menurut standar AS/NZS 4360 tentang Standar Manajemen Risiko, proses manajemen risiko mencakup langkah sebagai berikut:
  1. Menentukan konteks
  2. Identifikasi Risiko
  3. Penilaian Risiko
    • Analisa Risiko
    • Evaluasi Risiko
  4. Pengendalian Risiko
  5. Komunikasi dan Konsulatasi
  6. Pemantauan dan Tinjau Ulang

Identifikasi risiko
Didalam bidang K3, identifikasi risiko disebut juga identifikasi bahaya, sedangkan di dalam bidang lingkungan disebut identifikasi dampak.
Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi semua kemungkinan bahaya atau risiko yang mungkin terjadi dilingkungan kegiatan dan bagaimana dampak atau keparahannya jika terjadi.

Penilaian Risiko
Hasil identifikasi bahaya selanjutnya dianalisa dan dievaluasi untuk menentukan besarnya risiko serta tingkat risiko serta menentukan apakah risiko tersebut dapat diterima atau tidak.

Pengendalian Risiko
Semua risiko yang telah diidentifikasi dan dinilai tersebut harus dikendalikan, khususnya jika risiko tersebut dinilai memiliki dampak signifikan atau tidak dapat diterima.

Komunikasi dan Konsultasi
Langkah berikutnya adalah mengkomunikasikan risiko atau bahaya kepada semua pihak yang berkepentingan dengan kegiatan organisasi atau perusahaan.

Pemantuan dan Tinjau Ulang
Proses manajemen risiko harus dipantau untuk menentukan atau mengetahui adanya penyimpangan atau kendala dalam pelaksanaannya. Pemantauan juga diperlukan untuk memastikan bahwa system manajemen risiko telah berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.  

MANAJEMEN RISIKO K3

Manajemen risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komperhensif, terencana dan terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik. Manajemen risiko K3 berkaitan dengan bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Manajemen risiko K3 telah berkembang sejak lama. Pada tahun 1970. british Safety Council di Inggris mendirikan Institut of Risk Management untuk mengembangkan dan melakukan pembinaan terhadap ahli-ahli K3 mangenai manajemen risiko.

Sebelumnya manajemen risiko K3 telah diaplikasikan di lingkungan asuransi untuk menentukan tingkat tanggungan dan premi asuransi. Karena itu, lembaga memiliki hubungan dengan perusahaan penilai risikok (Risk Survey) yang melakukan analisa risiko terhadap perusahaan-perusahaan yang akan mempertanggungkan asetnya.

Manajemen risiko sangat arat hubungannya dengan K3. Timbulnya aspek K3 disebabkan katena adanya risiko yang mengancam keselamatan pekerja, sarana dan lingkungan kerja sehingga harus dikelola dengan baik.

Sebaliknya , keberadaan risko dalam kegiatan perusahaan mendorong perlunya upaya keselamtan untuk mengendalikan semua risiko yang ada. Dengan demikian, risiko adalah bagian tidak terpisahkan dengan manajemen K3 yang diibaratkan mata uang dengan dua sisi.      

Implementasi K3 dimulai dengan perencanaan yang baik yang meliputi, identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko (HIRARC- Hazards identification, Risk assessment, dan Risk control). HIRARC inilah yang menentukan arah penerapan K3 dalam perusahaan. Penerapan system K3 dalam perusahaan dikaitkan dengan manajemen risiko dapat dikategorikan atas 4 jenis yaitu: virtual, salah arah, acak, dan komprehensif.


IDENTIFIKASI BAHAYA

Keberhasilan suatu proses manajemen risiko K3 sangat ditentukan oleh kemampuan dalam menentukan atau mengidentifikasi semua bahaya yang ada dalam kegiatan. Jika semua bahaya berhasil diidentifikasi dengan lengkap berarti perusahaan akan dapat melakukan pengelolaan secara komprehensif.

Tujuan Identifikasi Bahaya
Identifikasi bahaya memberikan berbagai manfaat antara lain:
  1. Mengurangi peluang kecelakaan
  2. Memberikan pemahaman bagi semua pihak mengenai potensi bahaya dari aktifitas perusahaan.
  3. Sebagai landasan sekaligus masukan untuk menentukan strategi pencegahan dan pengamanan yang tepat dan efektif.
  4. Memberikan informasi yang terdokumantasi mengenai sumber bahaya dalam perusahaan kepada semua pihak khususnya pemangku kepentingan.

Persyaratan Identifikasi Bahaya
Ada beberapa hal yang mendukung keberhasilan program identifikasi bahaya antara lain:
  • Identifikasi baya harus sejalan dan relevan dengan aktivitas perusahaan sehingga dapat berfungsi dengan baik
  • Identifikasi bahaya harus dinamis dan selalu mempertimbangkan adanya teknologidan ilmu terbaru.
  • Keterlibatan semua pihak terkait dalam proses identifikasi bahaya.
  • Ketersediaan metoda, peralatan, referensi, data dan dokumen untuk menduhung kegiatan identifikasi bahaya..
  • Akses terhadap regulasi yang berkaitan dengan aktifitas perusahaan termasuk juga pedoman industri dan data seperti MSDS ( Material Safety Data Sheet ).

Konsep Bahaya
Bahaya adalah segala sesuatu termasuk situasi atau tindakan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau cidera pada manusia, kerusakan atau gangguan lainnya. Bahay merupakan sifat yang melekat dan menjadi bagian dari sutau zat, system, kondisi, atau peralatan.
Kesalahan pemahaman arti bahaya sering menimbulkan analissa yang kurang tepat dalam melaksanakan program K3 karena sumber bahaya yang sebenarnya justru tidak diperhatikan.

Bahaya adalah menjadi sumber terjadinya kecelakaan atau insiden baik yang menyangkut manusia, property dan lingkungan. Risiko menggambarkan besarnya kemungkinan suatu bahaya dapat menimbulkan kecelakaan serta besarnya keparahan yang dapat diakibatkanya.

Tiada kehidupan tanpa energi. Energi hadir dalam kehidupan kita dan terdapat disekitar kita. Energi merupakan unsure penting baik dalam lingkungan alam maupun lingkungan buatan seperti di industri atau pabrik.

Di dalam konsep energi, keberadaan energi inilah yang dinilai dapat menimbulkan risiko kecelakaan atau cedera.

Jenis Bahaya
Jenis bahaya dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
1.   Bahaya mekanis
Bersumber dari peralatan mekanis atau benda bergerak dengan gaya mekanika.
2.   Bahaya listrik
Sumber bahaya yang bersumber dari energi listrik.
3.   Bahaya kimiawi
4.   Bahaya fisis
5.   Bahaya biologis

Sumber informasi Bahaya
a. Kejadian kecelakaan
Dari kasus kecelakaan banyak informasi berguna untuk mengenal bahaya misalnya:
  • Lokasi kejadian
  • Peralatan atau alat kerja
  • Pekerja yang terlibat dalam kecelakaan
  • Data-data korban
  • Waktu kejadian
  • Bagian badan yang cedera
  • Keparahan kejadian
b. Kecenderungan kejadian
Identifikasi bahaya juga dapat dilakukan dengan mempelajari kecenderungan atau trend kejadian dalam perusahaan.

Teknik identifikasi bahaya
Identifikasi bahaya adalah suatu teknik komprehensif untuk mengetahui potensi bahaya dari suatu bahan, alat atau system.

a.   Teknik pasif
Metoda ini sangat rawan, karena tidak semua bahaya dapat menunjukan eksistensinya sehingga dapat terlihat. Sebagai contoh, di dalam pabrik kimia terdapat berbagai jenis bahan dan perlatan.

b.   Teknik semi proaktif
Teknik ini disebut juga belajar dari pengalaman orang lain karena tidak perlu mengalaminya sendiri setelah itu baru mengetahui adanya bahaya. Namun teknik ini juga kurang efektif.

c.       Metoda proaktif
Metoda terbaik untuk mengidebtifikasi bahaya adlah cara proaktif atau mencari bahaya sebelum bahaya terdebut menimbulkan akibat atau dampak yang merugikan.

Pemilihan Teknik Identifikasi Bahaya
Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan teknik identifikasi bahaya yang tepat antara lain:
  • Sistematis dan terukur
  • Mendorong pemikiran kreatif tentang kemungkinan bahaya yang belum pernah dikenal sebelumnya.
  • Harus sesuai dengan sifat dan skala kegiatan perusahaan.
  • Mempertimbangkan ketersediaan informasi yang diperlukan.

Dalam proses produksi terjadi kontak antara manusia dengan mesin, material, lingkungan kerja yang di akomodir oleh proses atau prosedu kerja. Karena itu, sumber bahaya dapat berasal dari unsur – unsur produksi tersebut antatra lain:
a.       Manusia
b.      Peralatan
c.       Material
d.      Proses
e.       System dan prosedur

PENILAIAN RISIKO

Setelah semua risiko dapat diidentifikasi, dilakukan penilaian risiko melalui analisa risiko dan evaluasi risiko. Analisa risiko dimaksudkan untuk menentukan besarnya risiko dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya dan besar akibat yang ditimbulkan. Berdasarkan hasil analisa dapat ditentukan peringkat risiko sehingga dapat dilakukan pemilahan risiko yang memiliki dampak besar terhadap perusahaan dan risiko yang ringan atau dapat diabaikan. Analisa risiko adalah untuk menentukan besarnya risiko yang merupakan kombinasi antara kemungkinan terjadinya (kemungkinan atau likelihood) dan keparahan bila risiko itu terjadi (severity atau consequences).

Analisa Risiko
1. Teknik analisa risiko
Analisa risiko adalah untuk menentukan besarnya suatu riiko yang dicerminkan dari kemungkinan dan keparahan yang ditimbulkan.
a. Teknik Kualitatif
Metoda kualitatif menggunakan matrik risiko yang menggambarkan tingkat dari kemungkinan dan keparahan suatu kejadian yang dinyatakan dalam bentuk rentang dari risiko paling rendah sampai risiko paling tinggi.

Ukuran kualitatif dari “likelihood” Menurut standar AS/NZS 4360

Level
Description
Uraian
A
Almost Certain
Dapat terjadi setiap saat
B
Likely
Kemungkinan terjadi sering
C
Possible
Dapat terjadi sekali-kali
D
Unlikely
Kemungkinan terjadi jarang

Ukuran kualitatif dari “consequency”Menurut standar AS/NZS 4360

Level
Description
Uraian
1
Insignifant
Tidak terjadi cedera, kerugian financial kecil
2
Minor
Cedera ringan, kerugian financial sedang
3
Moderate
Cedera sedang, perlu penenganan medis,
Kerugian financial besar
4
Major
Cedera berat lebih satu orang, kerugian besar, gangguan produksi
5
Catastrophic
Fatal lebih satu orang, kerugian sangat besar dan dampak luas yang berdampak panjang, terhentinya seluruh kegiatan.

b. Semi kuantitatif
·         Nilai risiko digambarkan dalam angka numeric. Namun nilai ini tidak bersifat absolute. Misalnya risiko A bernilai 2 dan risiko B bernilai 4. dalam hal ini, bukan berarti risiko B secara absolute dua kali lipat dari risiko A.
·         Dapat menggambarkan tingkat risiko lebih kongkrit disbanding metoda kualitatif.

c. Metoda kuantitatif
Analisa risiko kuantitatif menggunakan perhitungan probabilitas kejadian atau konsekuensinya dengan data numeric dimanan besarnya risiko tidak berupa peringkat seperti pada metoda semikuantitatif.

Besarnya risiko lebih dinyatakan dalam angka seperti 1,2,3, atau 4 yang mana 2 mengandung arti risikonya dua kali lipat dari 1. oleh karena itu, hasil perhitungan kualitatif akan memberikan data yang lebih akurat mengenai suatu risiko disbanding metoda kualitatif atau semikuantitatif. Contoh teknik kuntitatif antara lain:
  • Fault Tree Analysis (FTA)
  • Analisa Lapis Proteksi (Layer of Protection Analysis-LOPA)
  • Analisa Risiko Kuantitatif (Quantitative Risk Analysis-QRA)

Pemilihan teknik analisa risiko
Metoda kuantitatif jika potensi konsekuensi rendah, proses bersifat sederhana, ketidak pastian tinggi, biaya yang tersedia untuk kajian terbatas dan fleksibilitas pengambilan keputusan mengenai risiko rendah dan data-data yang tersedia terbatas atau tidak lengkap.

Teknik semikuantitatif dapat digunakan jika data-data yang tersedia lebih lengkap, dan kondisi operasi atau proses lebih komplek. Metoda kuantitatif digunakan jika potensi risiko yang dapat terjadi sangat besar sehingga perlu kajian yang lebih rinci.

Peringkat Rasio

Kemungkinan
Keparahan
1
2
3
4
1
1
2
3
4
2
2
4
6
8
3
3
6
9
12
4
4
8
12
16

Dengan demikian, nilai risiko dapat diperoleh dengan mengalikan antara kemungkinan dan keparahannya yaitu antara 1-16. Dari matrik diatas, dapat dibuat peringkat risiko misalnya:
Nilai 1-4          : Risiko Rendah
Nilai 5-11        : Risiko Sedang
Nilai 12-16      : Risiki tinggi

Evaluasi Risiko
Suatu risiko tidak akan memberikan makna yang jelas bagi manajemen atau pengambil keputusan lainnya jika tidak diketahui apakah risiko tersebut signifikan bagi kelangsungan bisnis.

Ada berbagai pendekatan dalam menentukan proritas risiko antara lain bedasarkan standar Australia 10014b yang menggunakan tiga kategori yaitu:
  • Secara umum dapat diterima (generally acceptable)
  • Dapat ditolerir (tolerable)
  • Tidak dapat diterima (generally unacceptable)

  1. Pengalihan risiko ke pihak lain
  2. Menanggung risiko yang tersisa




STRATEGI PENGENDALIAN RISIKO
Menurut standar AS/NZS 4360, pengendalian risiko secara ginerik dilakukan dengan melakukan pendekatan sebagai berikut:
1.   Hindarkan risiko dengan mengambil keputusan untuk menghentikan kegiatan atau penggunaan proses, bahan, alat yang berbahaya.
2.   Mengurangi kemungkinan terjadi
3.   Mengurangi konsekuensi kejadian

Secara garis besar ada beberapa strategi pengendalian, antara lain :
1. Menekan likelihood
Pengurangan kemungkinan ini dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan yaitu: teknis, administrative, dan pendekatan manusia.
Pendekatan teknis
·      Eliminasi
·      Substitusi
·      Isolasi
·      Pengendalian jarak
Pendekatan administrative
·         Pengendalian pajanan
Penekatan ini dilakukan untu mengurangi kontak antara penerima dengan sumber bahaya.

Pendekatan manusia
Memberikan pelatihan kepada pekerja mengenai cara kerja yang aman, budaya keselamatan dan prosedur keselamatan.

2. Menekan konsekuensi
Berbagai pendekatan yang dapat dilakuan untuk mengurangi konsekuensi antara lain:
·      Tanggap darurat
·      Penyediaan alat pelindung diri (APD)
·      System pelindung

3. Pengalihan Risiko (risk transfer)
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya:
·         Kontraktual, yang mengalihkan tanggung jawab K3 kepada pihak lain, misalnya pemasok atau pihak ke 3.
·         Asuransi, dengan menutup asuransi untukmelindungi potensi risio yang ada dalam perusahaan.

PROSES PENGEMBANGAN MANAJEMEN RISIKO

Proses penerapan manajemen risiko dalam perusahaan terdiri atas 6 langkah yaitu:
1.      Komitmen  manajemen
2.      Kebijakan dan organisasi manajemen risiko
3.      Komunikasi
4.      Mengelola risiko tingkat korporat
5.      Mengelola risiko tingkat unit kegiatan/proyek
6.      Pemantauan dan tinjau ulang

1. Komitmen manajemen
Penerapan manajemen risiko dalam perusahaan tidak akan berhasil jika tidak dilandaskan komitmen manajemen puncak. Manajemen risiko pada dasarnya adalh upaya strategis seorang pimpinan unit usaha untuk mengelola usahanya dengan baik.

2. Penetapan kebijakan manajemen risiko
Komitmen manajemen mengenai manajemen risiko harus dituangkan dalam kebijakan tertulis. Kebijakan mengenai manajemen risiko ini mengandung sekurangnya komitmen perusahaan untuk meneraokan manajemen risiko, untuk melindungi pekerja, asset perusahaan, masyarakat pengguna, dan kelangsungan bisnis perusahaan.

3. Sosialisasi kebijakan manajemen risiko
Kebijakan dan program manajemen risiko perlu dikomunikasikan kepada semua unsure dalam perusahaan. Komunikasi penting agar seluruh pekerja mengetahui kebijakan perusahaan, memahami dan kemudian mengikuti dan mendukung dalam kegiatan masing-masing.

4. Mengelola risiko pada level korporat
Langkah awal dalam implementasi manajemen risiko adalah pada level korporat atau tingkat manajemen. Manajemen risiko harus dimulai pada tingkat korporat atau perusahaan, agar dapat diidentifikasi apa saja risiko, baik internal maupun eksternal perusahaan.

5. mengelola risiko pada tingkat unit kegiatan atau proyek
Langkah berikutnya adalah mengelola risiko pada tingkat kegiatan atau proyek. Risiko pada level ini lebih bersifat teknis dan langsung di tempat kerja masing-masing. Proses pengelolaan risiko dilakukan secara rinci untuk setiap aktivitas, lokasi kerja atau peralatan.

6. Pemantaun dan tinjau ulang
Hasil pelaksanaan manajemen risiko harus dipantau secara berkala untuk memastikan bahwa proses telah berjalan baik dan efektif. Hasil manajemen risiko akan menentukan apa program kerja K3 yang diperlukan untuk mengendalikan bahaya tersebut.

PERANGKAT MANAJEMEN RISIKO

Untuk membantu pelaksanaan manajemen risiko khususnya untuk melakukan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendaliannya diperlukan metoda atau perangkat. Beberapa dintaranya adalah:

1. Data Kecelakaan
Data kecelakaan adalah salah satu sumber informasi mengenai adanya bahaya di tempat kerja dan merupakan sumber informasi yang paling mendasar. Setiap kecelakaan selalu ada sebabnya yang didasari adanya kondisi tidak aman baik menyangkut manusia, peralatan atau lingkungan kerja. Karena itu dari setiap kecelakaan, bagaimanapun kecilnya akan ditemukan adanya sumber bahaya atau risiko.

2. Daftar Periksa
Dalam penerapan metoda ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan;
·         Metoda ini bersifat spesifik untuk peralatan atau tempat kerja tertentu.
·         Daftar periksa harus dikembangkan oleh orag yang memahami atau mengenal tempat kerja atau peralatan.
·         Daftar periksa harus dievaluasi secara berkala, terutama jika ditemukan bahaya baru atau penambahan dan perubahan sarana produksi, system atau proses.
·         Pemeriksaan bahaya dilakukan olek mereka yang mengenal dengan baik kondisi lingkungan kerjanya.

3. Brainstorming
Teknik brainstorming dapat dilakukan secara berkala dalam suatu lingkungan atau kelompok kerja. Pertemuan dapat dipimpin oleh seorang senior, petugas K3 atau pejerja lainnya.

4. What-if
Teknik ini memberikan kebebasan yang kuas kepada peserta dalam berfikir dan memberikan pendapatnya, sehingga terkesan kurang terstruktur.
Tujuannya adalah mengidentifikasi kemungkinan adanya kejadian yag tidak diinginkan dan menimbulkan suatu konsekuensi serius.

5. Hazops ( Hazards and operability study )
Teknik identifikasi bahaya yang digunakan untuk industri proses seperti industri kimia, petro kimia dan kilang minyak

Dalam Hazops digunakan bantuan kata penuntun (guide word) yaitu:
·         More
·         Low
·         Less
·         No
·         High
·         Part of

Kajian Hazops dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Tahap persiapan
2.      Pemilihan node kajian
3.      pemilihan parameter
4.      Panggunaan kata bantu Hazops
5.      Analisa deviasi
6.      Laporan dan pemantauan

6. Failure Mode and Effect Analysis (FME)
FMEA adalah suatu tabulasi dari system, peralatan, pabrik dan pola kegagalannya serta efeknya terhadap operasi. FMEA adalah uraian mengenai bagaimana suatu peralatan dapat mengalami kegagalan.
Langkah melakukan FMEA:
1.      Tentukan unit, alat atau bagian yang akan di analisa.
2.      Uraikan unit atas system-sistem yang saling terkait satu dengan lainnya.
3.      Analisa masing-masing system dengan menguraikannya atas sub system.
4.      Lakukan analisa untuk masing-masing sub system.
5.      Untuk masing-masing factor kegagalan tersebut tentukan apa dampak atau akibat yang dapat ditimbulkan dan system pengaman yang ada.
6.      Tentukan tingkat risiko untuk masing-masing kegagalan.]
7.      Tentukan rekomendasi untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut.

7. Analisa pohon kegagalan
Proses melakukan kajian analisa pohon kegagalan/FTA (fault tree analysis) secara garis besar adalah sebagai berikut:
·      Identifikasi, inventarisasi data atau informasi yang diperlukan.
·      Melakukan analisa awal terhadap system yang akan di analisa.
·      Susun pohon kegagalan yang dimulai dengan kejadian puncak

8. Task Risk Assessment
TRA wajib dilakukan untuk pekerjaan sebagai berikut;
·   Mengandung potensi bahaya tinggi.
·   Pekeerjaan yang sebelumnya pernah mengalami kecelakaan.
·   Pekerjaan yang bersifat baru atau jarang/belum pernah dilakukan sebelumnya.

Teknik melakukan TRA.
Tentukan jebis pekerjaan yang akan dianalisa.
1.   Identifikasi apa saja aktifitas, material, peralatan atau prosedur yang digunakan.
2.   Analisa semua potensi bahaya.
3.   Tentukan tingkat risiko.
4.   Tentukan langkah pengamanan yang diperlukan.
5.   Tentukan sisa risiko yang ada setelah dilakukan langkah pengamanan.
6.   Jika risiko dapat diterima pekerjaan dapat dilangsungkan, tetapi jika risiko di atas batas yang dapat diterima perlu dipertimbangkan langkah pengamanan lainnya.

9. Job Safety Analysis (JSA)

JSA perlu dilakukan pada pekerjaan seperti berikut:
  • Pekerjaan yang sering mengalami kecelakaan.
  • Pekerjaan berisiko tinggi.
  • Pekerjaan yang jarang dilakukan.
  • Pekerjaan yang rumit atau komplek

Kajian JSA terdiri atas lima langkah sebagai berikut:
1.      Pilih pekerjaan yang akan dianalisa.
2.      Pecah pekerjaan menjadi langkah-langkah aktifitas
3.      Identifikasi poensi bahaya pada setiap langkah.
4.      Tentukan langkah pengamanan untuk mengendalikan bahaya. Komunikasikan pada semua pihak yang berkepentingan.

Sumber :
Pedoman Praktis Manajemen Risiko dalam Perspektif K3, Soehatman Ramli, BE, SKM, MBA, Editor Husjain Djajaningrat, AMAK, SKM, M.Kes, Risa Praptono, Dian Rakyat, Jakarta, 2010.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...