Apakah
Karakter itu?
Didalam rumah, ia adalah kebaikan
Didalam bisnis, Ia adalah kejujuran
Didalam masyarakat, ia adalah
kesopanan
Didalam pekerjaan, ia adalah
kecermatan
Didalam permainan, ia adalah
sportivitas
Terhadap yang beruntung, ia memberi selamat
Terhadap yang lemah, ia menolong
Terhadap yang jahat, ia bertahan
Terhadap yang kuat, ia percaya
Terhadap yang menyesal, ia memaafkan
Dan terhadap Tuhan, ia menghormati
dan mengasihi.
THE
HEART OF A LEADER
Karakter
Seorang Pemimpin
Tujuh
Hati Yang Membentuk Karakter Kepemimpinan
Pertama, pemimpin yang memiliki hati
sebagai PENJAJAH akan memosisikan karyawan sebagai budak tanpa nilai dan hak.
Memberi pekerjaan kepada mereka dianggap sebagai kebaikan hati yang tak
terbalaskan.dia menganggap dirinya sebagai penyelamat dan raja besar sehingga
pantas untuk menerima loyalitas absolute dari karywan, termasuk kehidupan
pribadi mereka. Dalam kontek karyawan sebagai sumber daya manusia, ia
menganggap karyawan adalah daya, bukan sumber daya apalagi manusia
Kedua, pemimpin yang memiliki hati
sebagai PENYAMUN akan memosisikan kayawan sebagai buruh yang hanya memiliki
sedikit hak tapi menanggung segudang kewajiban. Hak karyawan diberikan dalam
konteks normatif minimal. Kewajiban dituntut scara posesif maksimal. Karyawan
dianggap sebagai daya dengan memiliki sedikit sumber yang mudah dcari
penggantinya.
Ketiga, pemimpin yang memiliki hati
sebagai PENGAWAS. Sudah memosisikan karyawan sbagai sumber daya selain modal
dan mesin yang cukup penting untuk merealisasi hasil prouksi barang dan jasa. Ia
harus dikelola secara cermat dan di beri program pelatihan dan pengembangan
agar menjadi sumber daya dengan kulitas tinggi.
Keempat, pemimpin yang memiliki hati
sebagai PETANI. Ia sudah memosisikan karyawan sebangai sumber daya manusia. Ia
sudah mnyeimbngkan antara kebutuhan karyawan sebagai sumber daya dan sebagai
manusia. Ia sudah mulai memikirkan aspek kebutuhan manusia yang amat berbeda
dengan sumber daya lainnya.
Kelima, pemimpin yang memilik hati
sebgai PENGEMBALA. Tipe hati ke lima ini sudah memiliki kecenderungan pada
keseimbangan sisi manusia bukan pada sumber daya Ia menganggap karyawan sebagai
manusia sebagai makhluk hidu sesame ciptaan Tuhan yang patut diberdayakan ssuai
dengan kodrat Ilahinya.
Keenam, pemimpin yang memiliki hati
sebagai PELAYAN yang justru melihat karyawan sebagai subjek yang harus melayani
pemimpinnya.Ia melihat struktur organisasi sebagai piramida terbalik yang
menggangap pimpinan harus mendukung karyawan agar mampu berprestasi sebaiknya
untuk melayani untuk melayani pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya.
Prinsip segitiga terbalik inilah yang membuat sisi kemanusiaan karyawan menjadi
lebih bermakna, Ia sebagai pekerja,anggota keuarga dan masyarakat yang harus
dipenuhi kebutuhannya secara simultan.
Ketujuh, pemimpin yang memiliki hati
sebagai PARENT atau memilik hati sebagai Ayah. Kondisi hati seperti ini akan
menggap karyawan sebagai anak yang harus
dibesarkan, dididik dan dikembangkan agar dapat mewarisi kepiawaian yang
dimilikinnya dan kursi kepemimpinan yang didudukinya saat ini. Karyawan tidak
diperlakukan sebagai orang lain tapi sebagai anggota keluarga yang harus dibina
secara harmonis.
Diantara ketujuh hati tersebut, ada
unsur antagonis dan paradox yang tidak dapat dipertemukan. Petani ada pada
titik netral. Bagi yang memiliki hati sebagai penjajah maka ia akan selalu
bertentangan dengan pemimpin berhati parent (ayah). Pemimpin yang berhati
penyamun akan selalu bersitegang denagn pemimpin berhati nelayan. Pemimpin yang
berhati pengawas akan bertolak belakang dengan pemimpin berhati penggembala.
Demikian pula dengan dengan karyawan. Kalau karyawan memiliki hati pada sisi
kutub negative akan selalu berkonfrontasi dengan pemimpin yang berhati disisi
kutub positif demikian pula sebaliknya. Ada pertanyaan yang sering dilontarkan
(frequently asked questions) oleh para pekerja yang sering bingung
The heart of A Leader itu talenta atau pilihan.
Karakter yang merupakan refresentasi
dari the heart of the leader adalah suatu pilihan. Ketika sorang timbul
kesadaran diri akan adanya hokum resiprokal dan hokum tabor tunai, maka ia akan
senantiasa waspada dan akan mengembangkan suatu karakter yang bukan hanya baik
bagi dirinya sendiri tapi baik bagi orang lain. Ketika ia memberikan hati bagi
orang lain, maka lambat laun seluruh manusia yang diberi hatinya akan memberi
hatinya kepadanya. Satu hati akan diganjar dengan beribu hati.
Demikian juga dalam pengelolaan
perusahaan, pemimpin yang menutup hatinya bagi manusia lain akan mendapat
balasan setimpal, ia tidak mendapat penghormatan sebagai manusia bermartabat
tetapi hanya sebagai manusia yang member materi.
THE
HEAD OF A LEADER
Talenta
Sebagai Pondasi Kompetensi
Setiap manusia dikaruniai Tuhan
dengan talenta. Ada yang diaruniai lima talenta, artinya memiliki banyak bakat
dan kemampuan untuk berkarya diberbagai bidang dan berperan di banyak peran.
Ada yang dikarunia dengan tiga talenta, jumlah rata-rata untuk bisa bertahan
dipersaingan dan mendaki puncak dalam suatu jajaran organisasi. Ada pula yang
hanya dikaruniai satu talenta, satu kemampuan khusus yang kalau dikembangkan
bisa menjadi spesialis yang tak ada bandingannya.
Talenta yang diberikan kepada setiap
manusia sangatlah unik dan tak ada yang bisa mereplikasikan atau meniru dengan
sempurna. Demikian uniknya sehingga manusia yang satu dengan yang lain perlu
berkolaborasi untuk menghasilkan sinergi yang luar biasa.
Dalam konteks kepemimpinan, konsep
tersebut dapat diaplikasikan dengan tujuh peran yang berbeda yang sebenarnya
satu dengan yang lain saling melengkapi. Ketujuh tipe peran ini menunjukkan
tujuh talenta dasar yang dikaruniakan Tuhan kepada setiap orang untuk
berkontribusi dalam sebuah organisasi.
Tidak ada tipe yang bisa bertahan di
setiap waktu, setiap tipe peran sangat pas untuk kondisi tertentu dan kalau
dipaksakan untuk bertahan walau kondisi keadaan sudah menuntut perubahan maka
gerak organisasi menjadi amat lambat.
Tujuh Jawara bisnis Mejikuhibiniu
Banyak terkejut ketika keluarga sampoerna,
dimotori oleh Putra dan Michael Sampoerna, melepas saham yang selama ini
menjadi ikon dan identitas mereka, yakni PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
(HMSP). Tak ada rumor yang mampu dibaca oleh analis, pemegang saham, dan
karyawan. Sebuah transkasi menurut banyak pihak nyaris tak terdengar. Ketika
rahasia itu terungkap, banyak kalangan yang kaget dan bertanya, mengapa dan ada
apa?
Padahal dalam konteks lain yang tak
sebesar HMSP, banyak pengusaha yang melakukan terobosan nyaris sama. T.P
Rahmat, mantan petinggi Astra, melepas ikon Adira Finance ke group Danamon dan
Adira mobil ke partner eksekutifnya, Stanley Setia Atmadja.
Mengamati kiprah dua tokoh bisnis di
Indonesia tersebut saya membuat rumusan talenta dan bakat pemimpin bisnis
dengan gaya dan triknya yang sangat berbeda, yang akan membawa perusahaannya
searah dengan talentanya.
Pertama,
saya sebut sebagai tokoh bertalenta PEMIMPI (The Dreamer), Pemimpi ini bukan pengkhayal. Pemimpi ini adalah
pemimpin yang bertalenta kuat mencari visi dan misi yag baru, mencoba
menghidupi misi dan visi yang dipikirkanya, dan berusaha sekuat tenaga
mewujudkanya. Dalam bahasa warna, saya simbolkan sebagai pemimpin yang berdarah
MERAH, yang berani bertualang dalam dunia id dan konsep untuk menelurkan
gagasan baru yang belum dipikirkan sebelumnya.
Kedua,
tipe jawara kelas PERANCANG (The Architect).
Kelas ini merupakan pemimpin yang
bertalenta yang bisa menerjemahkan mimpi menjadi cetak biru yang solid dan
lengkap. Mampu merangakai sistem dan infrastruktur serta tahapan pembangunan
kampium bisnis yang akan dikerjakan
Ketiga, tipe
pemimpin yang mampu membangun acara kokoh apa yang telah dirancang dengan
teliti (The builder)
Kadang menggunakan pendekatan preman
atau buldoser, dan kadang harus keras mengangkat batu karang dengan gaya
excavator dan sering pula dengan sentuhan lembut tangan malaikatnya tangan
maradona.Ini jenis pekerja keras, tipe ketiga ini disebut sebagai pembangun
(The Bulder)
Keempat, saat perusahaan sudah
melaju pesat dan persaingan mulai ketat, diperlukan pemimpin yang mau
mempertajam business model dan business process agar tetap unggul dalam
persaingan (The Shoper).
Pemimpin yang mampu melakukan
penajaman sisi operasional dan structural bisnis ini dipanggil sebagai The
Shaper (Penajam) bukan penujum yang mengandalkan hoki untuk menenagkan
persaingan.
KeLima, ini yang paling menyenangkan
setelah pohon mulai tumbuh subur, berbunga, dan berbah lebat diperlukan seorang
penuai (The Harvester) yang cakap,yang tahu mana yang harus di tuai, mana yang
harus dibuang dan mana yang harus dibuang, dan mana yang harus ditunggu.
Keenam, setelah masa berbuah yang
sangat lebat, timbul paradok yang harus dihadapi (The Reinventer). Ini Talenta
seorang Reinventer (Pembaru).ini tipe yang sangat langka, kurang dari
2%pemimpin mempunyai keberanian seperti itu.
Ketujuh,kalau tidak berani melakukan
rombakan mendasar tetapi memilih S kedua dengan kaizen, maka yang diperlukan
adalah pemimpin yang berfungsi sebagai the operator (Pelaksana), yang menjaga
agar pohon bisnis tetap berbuah walau pohon sudah pada tahap matang matang
(mature) dan mengarah ke penurunan (declicing Phase)
THE LEFT HAND OF A LEADER (THE WORKING HAND)
The Hand of a
Leader menunjukan bagaimana ia berkiprah secara langsung untuk membuktikan
bahwa ia dibawah kepemimpinannya perusahaan dan karyawan akan menggapai sukses.
Sukses buat Lead to Bless Leader adalah sukses dua tujuan utama bagai dua sisi
mata uang yang tak dapat dipisahkan :
·
Perusahaan yang
Sejahtera (Fit and Prosper)
·
Karyawan yang Bahagia (Happy).
Setidaknya ada
10 key performance Indicator (KPI) yang harus senantiasa dicermati pemimpin
agar perusahaannya mampu mewujudkan misi dan visi yang diinginkannya yang
disebut dengan Fit And Prosper
a)
Financial
Saundness.Rasio keuangan perusahaan yang baik.
b)
Innovation Initiatives: inisiatif inovasi yang
menghasilkan produk unggulan.
c)
Talent Management: Pengelolaan kade pemimpin mendatang
d)
Profitability :Kemampuan menghasilkan laba.
e)
Revenue: kemampuan penetrasi pasar dengan pangsa pasar
yang tinggi.
f)
Organization Productivity: Produktivitas karyawan
secara langsung
g)
Satisfaction of customers: kepuasan pelanggan atas
produk dan perusahaan
h)
Proses Excellence.Efisiensidan proses bisnis yang
terbaik
i)
Employee satisfaction: Kepuasan karyawan atas
perusahaan
j)
Return To shareholders: dividend an kenaikan harga
saham.
Kesepuluh KPI
tadi harus menjadi focus pimpinan dalam mengelola perusahaan.. Strategi untuk
mewujudkan hal tersebut dapat di rangkum dalam The 10 C of Leader’s Focus.
Pertama,
Cutomer atau pelanggan. Pelanggan adalah subjek utama yang harus
dilayani oleh seluruh jajaran perusahaan.Pemimpin harus sadar dari pelangganlah
mengalir uang untuk membayar gaji, membuat produk baru dan ide baru untuk
mengembangkan produk selanjutnya.
Kedua,Compotitiveness
atau daya saing. Pemimpin
harus senantiasa memeperhatikan daya saing perusahaannya. Apa yang membuat
perusahaan tetap dapat mempertahankan daya saing lima tahun kedepan?
Ketiga,
Chanel of Distribution atau mitra kerja.mereka adalah kepanjangan
tangan untuk mengjangkau pelanggan dan pemasokagar produk yang dihasilkan
sampai ketangan pelanggan.
Keempat,
Core Competence atau kompetensi esensial. Pemimpin harus terus
memperhatikan apa yang harus menjadi kompetensi utama perusahaan. Sampai
seberapa jauh tingkat kompetensi ini selangkah lebih baik dari pesaing.
Kelima,
Culture and Character – Budaya dan Karakter. Budaya kerja apa yang
ingin dikembangkan agar menjadi identitas prusahaan dan kebanggaan karyawan?
Samapi seberapa jauh budaya ini menjadi
keunggulan perusahaan dibanding pesaing?
Keenam,
Collaboration – Kolaborasi. Perusahaan tidak akan mempunyai kekuatan
untuk mengembangkan segalanya secara sendiri. Membutuhkan kolaborasi dengan
pihak lain sehingga terjadi percepatan peluncuran produk dan perkembangan
teknologi yang lebih baik.
Ketujuh,
Commercial – komersial jangka panjang. Perusahaan harus “on going “
karenanya focus pada keuntungan jangka pendek sangat membahayakan. Bagaimana
menyiasati keseimbangan antara jangka pendek dan jangka panjang? Apa yang harus
diinvestasikan untuk meningkatkan keuntungan jangka panjang?
Kedelapan,
Community Development – pengembangan komunitas. Masyarakat disekitar
dan masyarakat luas harus menikmati kesejahteraan yang dicapai oleh perusahaan,
Kesembilan,
Capital – Struktur Permodalan. Siapa yang berutang menjadi budak yang
mengutanginya. Ini adalah prinsip yang masih sohih dalam kondisi saat ini.
Modal yang kuat bak rumah dengan pondasi yang kokoh diatas batu karang bukan
pasir.
Kesepuluh,
Control – Kemandirian. Kalau kesembilan aspek tersebut mampu dikelola
dengan baik maka perusahaan akan mampu mengontrol arah dan tujuannya, bukan
pihak lembaga keuangan dan principal.
THE RIGHT HAND OF A LEADER (THE LOVING HAND)
Membuat
pekerja yang berbahagia membutuhkan sentuhan bukan hanya pada aspek financial,
emosional, dan spiritual pekerja itu sendiri tapi juga mencakup seluruh
keluarganya. Itu sebabnya bisa disebut juga sebagai bagian dari tangan kanan
right hand) dan seorang pemimpin yang melambangkan ; a. Kepercayaan dari
pemimpin bukan pada sumber daya Lin tapi manusia sebagai harta yang paling
berharga dalam pengembangan usaha. b. Kedekatan dar pribadi pemimpin dan yang
dipimpin. Tangan kanan adalah tangan yang sering digunakan untuk memeluk
mengayomi dan mengasihi. c. Kepemimpinan yang efektif karena dengan tangan
kanan dapat digunakan untuk menunjukjalan, menjabat tangan,member peringatan,
dan umpan balik.
Ada
Lima Peran Pemimpin dalam The Loving Hand
Peran kesatu, sebagai Commander. Pemimpin
yang mampu menentukan arah dan tujuan organisasi dan mampu menggerakan seluruh
karyawan berjalan pada arah dan tujuan yang sama.
Peran kedua sebagai Communicator.Pemimpin
yang mampu berkomunikasi secara terbuka dan tulus dengan karyawannya untuk
menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan.
Peran ketiga sebagai Conductor. Pemimpin
yang mampu menghasilkan sinergi antarindiidu untuk menjadi “superteam “ yang
paling kuat dan solid.
Peran keempat sebagai Converter.Pemimpin
yang mampu mambuat karyawan biasa menjadi karyawan yang luar biasa dan karyawan
yang luar biasa menjadi jawara.
Peran kelima sebagai Comporter
Pemimpin
yang menjadi pribadi yang menyenangkan untuk dijadikan sahabat didalam dan di
luar kerja. Ayah yang baik selalu memberikan kesempatan kedua ketika anaknya
gagal melakukan sesuatu yang diperintahkannya.
Kalau
sudah begitu pemimpin menjadi seperti angin. Kadang tidk kelihatan secara fisik
tapi keberadaannya tetap dapat dirasakan. Memberikan kesejukan dan kesegaran.
Kalau pemimpin yang buruk ia adalah angin kotor, tidak kelihatan tapi meninggalkan
bau yang membuat muak karyawannya, kalaupun da yang bertahan, ingin segera
pergi karena tak kuat menahan baunya.
Ada Lima Tanggung Jawab Pemimpin
Tanggung
jawab kesatu member comprehension. Pemimpin yang mengenal pribadi dan memiliki
perhatian yang tulus dan sungguh-sungguh kepada karyawan dan keluarganya secara
menyeluruh.
Tanggung
jawab kedua member correction.Pemimpin yang mengupayakan karyawan berada pada
jalan yang benar dengan melakukan langkah koreksi untuk pengembangan dan
pertumbuhan potensi karyawan.
Tanggung
jawab ke tiga membangun connection.Pemimpin yang mampu menciptakan hubungan
yang baik antar sesame pribadi, pekerjaan baik didalam dan diluar lingkungan
organisasi.
Tanggung
jawab keempatmengupayakan Celebration. Pemimpin yang menghargai kinerja
karyawan mulai dari hal yang kecil dan berupaya untuk merayakan sebagai
kemenangan bersama.
Tanggung
Jawab kelima member Compensation. Pemimpin yang mengupayakan agar karyawan
tidak merasa kekurangan terhadap imbalan dan penghargaan yang diterimanya.
THE ACTION PLAN OF A LEADER
Rencana Perbaikan Menuju Lead To Bless Leader
Perubahan selalu
dimulai dari adanya keinginan untuk berubah. Keinginan yang kuat akan membentuk
kemauan yang kuat, kemauan yang kuat akan melahirkan program perubahan yang
kuat dan akhirnya menghasilkan perubahan yang kuat juga.
Membentuk
keinginan dan kemauan sehingga melahirkan sesuatu keunggulan yang mendalam akan
melewati tiga tahap penting yakni :
1.
Change of Action. Adanya paradigma
atau pemikiran baru yang diperoleh dari ineraksi dengan orang lain atau bacaan
atau kebutuhan orang lain akan membuat perubahan apa yang selam ini telah
dilakukan. Perubahan Paradigma membentuk keinginan untuk melakukan sesuatu yang
baru pada dirinya sendiri atau organisasi yang dipimpinnya.
2.
Change of Mind, ketiaka perubahan
itu menghasilkan keluaran yang lebih besar dari yang diharapkan maka terjadi
perubahan pikiran secara tetap.perubahan bukan sekedar lama atau baru tapi
sudah masuk ke daerah baik atau buruk. Perubahan sudah membentuk pola piker
baru bukan hnaya pola prilaku yang baru.
3.
Change of Heart, Perubahan yang
sudah membentuk karakter organisasi secara keseluruhan yang mengakibatkan
pemimpin berubah pada karakternya pula.
Empat langkah
menuju ke perbaikan yang berarti
Tahap Acquire, kesadaran
bahwa ada sesuatu yang harus diribah. Ada sesuatu yang harus diperbaiki. Ada
target dan sasaran baru yang harus dicapai. Ada sesuatu yang baik yang harus
dihasilkan
Tahap Apply,
kesadaran yang kuat akan membentuk keinginan yang kuat dan melahirkan program
untuk melaksanakan apa yang telah dicanangkan.
Tahap Appraise,
melakukan evaluasi implikasi dari perubahan itu terhadap pemangku kepentingan
yang dijadikan sumber perubahan.
Tahap Align,
ketika hasil sudah sesuai dengan target dilakukan dengan aligment secara
terstruktur dan sistematik agar perubahan itu menjadi standar baru. Lalu
kembali lagi proses berikutnya denagn timbulnya new Awareness.
BAB
6
CASE
STUDY FOR GROUP DISCUSSION
BELAJAR
BERSAMA MENUJU LEAD TO BLESS LEADER
Belajar membuat orang mengerti
Berlatih membuat orang mendalami
Berpraktik membuat orang menguasai
Berkreasi dari praktik membuat
orang menjadi ahli
Lima langkah yang dapat dilakukan
adalah :
1.
Bentuk kelompok kerja bersama untuk saling memperkaya
konsep ini dalam lingkup kerja perusahaan masing-masing ini dapat dilakukan
dalam satu perusahaan denagn peserta manager dari bidang berbeda atau pimpinan
tertinggi perusahaan yang ingin berbagi bersama dalam ‘executive sharing
session’.
2.
Baclah seluruh buku secara lengkap terleih dahulu, lalu
buat catatan kecil untuk didiskusikan guna memperdalam pengertian dan applikasi
di tempat masing-masing.y
3.
Diskusikan Bab V dan sharing-kan apa yang dapat
diapplikasikan secara langsung dan apa yang perlu waktu dan apa yang tidak
mungkin dilakukan di perusahaan karena berbagai factor.
4.
Diskusikan studi kasus pada bab ini dengan mengacu pada
konsep yang ada dalam Bab 1 sampai dengan bab VI serta pengalaman pribadi
5.
Lakukan langkah konkret secara pribadi dan pertajam action
plan anda.
STUDY KASUS
AT THE TOP POINT
Ketika sampai
dipuncak yang paling tinggi, tidak ada lagi pemandangan diatas, yang ada dalah
panorama dibawah, disanalah tempat yang paling baik untuk berpikir, apa yan
akan diperbuat untuk yang ada dibawah?
Mencapai puncak
adalah impian semua orang. Entah itu puncak kekayaan, prestasi, posisi atau
puncak gunung dalam arti harafiah. Semua berlomba mencapai puncak. Dipuncaklah
orang sering berpikir tentang kehormtan, kesuksesan, kekayaan, dan kekuasaan
yang tak ada bandingannya.
Impian tentang
berada diatas puncak membuat banyak orang menghalalkan segala cara untuk
mencapainya. Keinginan hanya satu, dipuncak ia bisa melampiaskan segala
keinginan tanpa ada orang yang melawannya. Disanalah perkiraan banyak orang
tempat bertakhtanya ‘absolut power ‘ dan ‘absolut pleasure yang tak mungkin
dirasakan ketika ada di lembah atau lereng. Tunggu, kalau saya jadi presiden,
bupati walikota atau presiden direktur, “begitu impian banyak orang.
Motivasi untuk meraih
kekuasaan, kekayaan, dan kehormatan bagi dirinya menyebabkan seseorang yang
sudah berada dipuncak enggan turun. Jangankan ‘transfer of knowledge’ kalau ada
pesaing yang akan muncul yang berpotensi menggesernya akan segera dilakukan
politik bumi hangus. Ketakutan lengser membuat membangun berikade tembok yang
sebenarnya makin mengucilkan dirinya sendiri. Ia makin tersendiri disana. Ia
berada dipuncak kesepian walau bergelimangan segala yang dibutuhkannya. Ini
adalah manusia yang terjangkit penyakit At The Top Sickness (ATPS).
Penyakit kronis yang
walaupun sudah dipuncak, matanya tetap menengadah keatas. “diatas puncak taysan
masih ada puncak Himalaya”. Begitu filosofinya. Jangankan kata puas, ia makin
merasa haus seperti meminum air laut.
Kalau pemimpin
terjangkit penyakit ini, Ia tak akan pernah memikirkan bawahannya. Pikirannya
hanya diri sendiri dan kolega
disekeliling yang terbiasa menjilatnya dan membuatnya terbuai dengan angin
puncak. Tak pernah terbayangkan betapa sulitnya para bawahan untuk mendukungnya
agar sampai dipuncak Buatnya ‘itu sudah seharusnya’ atau’ mereka sudah dibayar
untuk itu. Ia merasa dipuncak karena kompetensi dan kinerjanya sendiri, yang
lain hanya disebutnya sebagai ‘suporting unit’
Kalau penyakit
ini sudah berubah jadi akut, maka ia akan mudah kalut ketika badai besar melada
di puncak. Ia tidak sadar bahwa semakin tinggi, angin juga bertiup semakin
kencang. Kalau topan sudah melanda, maka seluruh pendukung dan bawahannya akan
berusaha menyelamatkan diri sendiri. “kan Cuma segini bayarannya” atau “ itu
tidak termasuk dalam job description”. Senjata makan tuan. Dia menuai apa yang
ditanamnya.
Beruntung banyak
pemimpin yang tak terkena penyakit ATPS ini. Salah satu tokoh yang melegenda
adalag Sir Edmund Hillary dan sekondannya Sherpa Tenzing Norgay. 29 Mei 1953
membuktikan kualitas manusia yang mencapai puncak bukan untuk dirinya sendiri.
Bertahun-tahun tertutup rapat siapa yang pertama kali menginjakan kaki ke
puncak, agar tidak menimbulkan polemic, sejarah mencatat keduanya sebagai dwi
tunggal penakluk Everest yang pertama.
Petinggi yang
terjangkiti ‘Sir Edmund Hillary Spirit (SEHS), akan mengubah komunitas dan
bahkan negara secara dramatisdan revolusioner. Ia ingin berada di puncak untuk
menyejahterakan yang ada di lereng atau
lembah. Ia mampu melihat peluang untuk tampil dan berkonribusi buat
pendukungnya. Tidak terpikirkan konsep “return on investment” atas biaya
pilkada yang mencekik lehernya.
Kalau ini ang
dipikirkan, pilkada menjadi semakin asyik. Bukan adu janji tapi adu bukti.
Bukan pamer promosi tapi pamer prestasi. Semoga SEHS ini menjangkiti
organisasi, bahkan komunitas dan negara kita. Hanya waktu kita akan merasakan
negara yang ‘adil dan makmur serta’gemah ripah loh jinawi’. Ini bukan mimpi.
Selamat dating “Sir”.
Sumber
: Paulus Bambang WS, ed.Reyandra L.Toruan, Lead
To Bless” Leader: Kepemimpinan yang
Menjamin Perusahaan Sejahtera dan Karyawan Bahagia, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2012.