FEELING IS BELIEVING. JIKA tak mengenal pesaing dan perusahaan sendiri, maka akan kalah dalam setiap persaingan. Jika mengenal perusahaan sendiri tanpa mengenal pesaing, maka setiap keunggulan yang diperoleh juga akan menderita. Tetapi, jika mengenal pesaing dan perusahaan sendiri maka akan menang diseluruh persaingan (Sun Tzu – Qinimain Zain)
“(KALAU) operator lain menawarkan hadiah menarik bagi pelanggan, kami pun (mampu) melakukan hal sama,” jawab Johan Johari, Promotion & Communication Dept. PT Indosat Cabang Banjarmasin, sebagai salah satu strategi persaingan ketat bisnis seluler meraih jumlah pelanggan dan mempertahankannya. Ini serangan balasan serupa awal Mei 2005 Program Beli Perdana/Pulsa Kebanjiran Bonus dengan hadiah utama juga Honda Jazz, terhadap tantangan perang Telkomsel yang lebih dahulu awal Februari meluncurkan Program Hoki Borneo dengan grand prize 1 unit Honda Jazz untuk pelanggan baru area Kalimantan. Sebelumnya, terbalik, Indosat menggalang outlet dengan program Front Mentari Club, diikuti Telkomsel dengan nama Outlet Community bagi pembelian kartu perdana dan pengisian pulsa dengan berbagai hadiah.
Saling intai dan serang seperti ini, mungkin belum terjadi pada usaha skala kecil seperti Es Cendol Elizabeth dari Acep Supriadi dengan Es Dawet Ayu Banjarnegara dari Taryono di Banjarmasin. Tetapi saling lirik produk, mungkin saja, contoh Supardi dari Tahu Guntung Payung dengan produk tahu mentah (putih dan kuning), goreng, bacem, Sumedang dan tahu isi dengan Manap dari Maju Lestari Landasan Ulin, sama-sama di Banjarbaru, sehingga Maju Lestari melakukan varian produk berupa kembang tahu, kripik tahu dan susu kedelai. Sikap waspada sama ditunjukkan oleh Basuki, Manager Hero, Swalayan Banjarmasin, “Masuknya kompetitor baru tak bisa dihindari. Begitulah dunia bisnis. Bisnis swalayan persaingan paling ketat mungkin dari segi harga dan pelayanan.”
Saling amati, tiru dan modifikasi produk terjadi bila persaingan ketat terutama usaha baru dengan produk sulit (tak menemukan) diferensiasi. Strategi ini mudah jangka pendek, tetapi berisiko jangka panjang karena harus bertempur tak berkesudahan, jika tak meningkatkan (r)evolusi level inovasi meninggalkan pesaing (TQZ Product Innovation: TQO IN(fant)-imitation, TQC NO(viate)-addition, TQS VA(riation)-modification, TQI TI(ssue)-unification, dan TQT ON(ward)-Creation). Meniru praktek terbaik ini dikenal dengan benchmarking atau patok duga. Jepang bangkit setelah Perang Dunia II dengan strategi ini. Perusahaan mobil Jepang diam-diam membeli mobil Amerika, dengan rekayasa balik membongkar menjadi bagian-bagian kecil komponen ditiru dan diperbaiki proses produksi melalui Total Quality Control (TQC) membuat produk lebih baik, dan sukses. Jika persaingan demikian ketat, patok duga meluas tidak terbatas pada produk, tetapi juga proses kerja, fungsi staf dan kinerja organisasi, tetapi alat manajemen TQC untuk produk tak memadai memata-matai organisasi pesaing atau merekayasa organisasi berkualitas. Adakah alat strategi mata-mata organisasi tingkat lebih tinggi ini?
PENGETAHUAN itu adalah kekuasaan (Heinrich Himmler)
Sebelum membicarakan alat mata-mata bagi organisasi, pertanyaan yang mendasar adalah pentingkah mata-mata bisnis sekarang? Dalam kompetisi ketat tak ada cara lain kecuali harus unggul dalam informasi. Tidak mudah mendapatkan gagasan dan informasi pesaing, di mana masing-masing menutup rapat dan tahu pasti pesaing memasang mata-mata mengintai. Beberapa negara dan perusahaan bahkan harus menanam agen khusus di negara atau di perusahaan pesaing. Pegawai atau karyawan pesaing yang sudi membocorkan rahasia dibayar mahal, di bina dan dijalin terus-menerus. Kadang spionase bisnis terselubung halus dalam bentuk kunjungan dalih misi dagang atau pertukaran teknik dalam bentuk kerjasama. Sia-sia berharap alih teknologi dan ilmu pengetahuan suatu negara atau perusahaan dengan sukarela dan riset terbuka. Semua harus direbut dengan kerja keras dan strategi terarah.
Di negara industri maju marak muncul detektif perusahaan (corporate detective), penguasa baru era informasi. Kerja detektif bisnis ini tak hanya mematai kejahatan bisnis, tetapi juga organisasi pesaing lebih teliti, misal eksekutif dapat promosi, calon mitra bisnis, dan sumber pinjaman potensial, perusahaan sasaran akuisi atau bukti pesaing peniru paten produk untuk diajukan kepengadilan bila perlu. Cara mendapat informasi sangat serius melibatkan agen rahasia profesional, dari menyadap telepon, menganalisa kredit bank, menganalisa sampah industri, sampai menggunakan wanita perayu. Perang detektif pun terjadi, misal General Motor dan Volkswagen.
Ada contoh ambisi gigih untuk menang suatu negara dan perusahaan dalam hal ini. Tahun 1980-an, pertempuran bisnis Jepang paling tajam dibidang komputer sehingga banyak menyisihkan sumber daya agar dapat menghadapi produsen terbesar dan termaju, IBM. Jepang tertangkap skandal mencuri beberapa rahasia IBM. Lalu banyak terkejut mengetahui dua raksasa elektronik Hitachi dan Mitsubishi melakukan spionase industri di Amerika Serikat. Semua hanya merupakan sebuah puncak gunung es kegiatan yang telah berjalan lama. Intel Coporation yang dijaga ketat pun, kebobolan.
Bentuk aktivitas terorganisasi, Jepang kembali menyajikan contoh yang baik, yang begitu berpengaruh lewat aktivitas para ahli mereka. Tahun 1957, Masaaki Imai, mendapat tugas belajar lima tahun di Japan Productivity Center, Washington DC, dengan tugas utama mengantar kelompok pengusaha Jepang mengunjungi perusahaan Amerika mempelajari rahasia produktivitas industri. Naoto Sasaki, lebih sepuluh tahun selaku kordinator akademis menyertai tim puluhan manajer Jepang mengikuti seminar di Graduate School of Industrial Administration di Carnegie – Mellon University, Pittsburg. Sejak tahun 1958, Kauro Ishikawa, mengunjungi lebih dari 30 negara dengan tujuan mengamati segi positif industri luar negeri guna menerapkannya di Jepang. Jika demikian unggul dalam bisnis, wajar saja.
KUMPULKAN informasi dari seluruh sumber yang mungkin. Jangan biarkan ada satu batu pun yang tidak dibalik (Mushashi)
Untuk mengenal dan mengetahui keberagaman usaha dalam penggolongannya memerlukan penetapan ciri struktur dasar organisasi. Setelah terpenuhi TQZ Scientific System of Science dalam (r)evolusi paradigma TOTAL QINIMAIN ZAIN: The Strategic-Tactic-Tecnicque Millennium III Concetual Framework for Sustainable Superiority, sistem klasifikasi organisasi seksama dengan Kingdom – Class – Ordo – Family – Genus – Species yang tercermin dalam sebuah TQZ Scientific Name of Organization, dapat digunakan sebagai Kunci Dikotomi Identifikasi atau Idented Dichotomous Key bernomor. Kini, tata nama organisasi ini menjadi salah satu cabang ilmu aplikasi paradigma TQZ yaitu TQZ Systemanagement, yang dasarnya satu syarat TQZ Scientific System yaitu TQZ Mathematical Order: Code, International Code of Nomenclature, di mana TQO Employee fungsinya Operation dengan kode O, TQC Supervisor (Control-C), TQS Manager (Service-S), TQI Senior Manager (Information-I), dan TQT Director (Touch-T). Dengan sistem kode ini sebuah organisasi dapat dirumuskan dalam kode TQZ Methazain Series, TQZ Organization Diagram, TQZ Organization Pattern, TQZ Binomium System, dan lain-lain. Di sini contoh lebih mudah dan rumit dipahami TQZ Organization Pattern dan TQZ Binomium System (Lihat Kotak).
Dengan kode organisasi membuat siapa pun mudah menjadi detektif kawakan mampu mengidentifikasi bagian-bagian hal vital suatu usaha. Contoh penerapan, bagi distro seperti Rafi’i dengan Skool Girl, Wawan Three Star, dan Rizal Jauhari dari Frozen, saat berburu barang dagangan di Bandung, Jakarta, Surabaya, atau Malang, jangan hanya mengamati trend anak muda di sana, tetapi juga struktur organisasi distro yang maju. Identifikasi kelebihan personel tiap jenjang organisasi dengan TQZ Code of Organization Nomenclature, kalau perlu bagian-bagian itu beri catatan kaki biodata atau ketrampilan khususnya. Tahap skala usaha ini, tidak perlu menyewa mantan agen intelijen profesional atau menyewa agen Kroll Assocites perusahaan detektif atau Investigate Group Inc. terkenal spesialis bidang ini di industri dunia.
Hal sama bisa dilakukan perusahaan apa pun, baik pembiayaan, main dealer otomotif, bank, rumah laundry, galeri, rumah makan, gerai seluler, dan usaha bisnis lainnya terhadap pesaing, cukup memberdayakan staf dari divisi research & development saja. Dan, selain itu penerapan kode organisasi yang lebih penting mengamati struktur organisasi usaha sendiri, sehingga bentuk kekuatan dan kelemahan yang dulu kabur bahkan gelap, diketahui.
DALAM pengelolaan perusahaan kalimat tidak cukup mampu memberi pengertian, karenanya harus diganti dengan tanda dan gambar. Dengan demikian perusahaan dapat dikelola menjadi satu kesatuan gerakan (Sun Tzu – Qinimain Zain)
BAGAIMANA strategi Anda?
Catatan: Tulisan dibawah ini sengaja ditampilkan lebih dahulu untuk menggambarkan bagaimana komentar mereka terhadap terhadap (R)Evolusi Ilmu Pengetahuan Sosial (tercakup pula Administrasi dan Manajemen) setelah kuliah umum, simposium, seminar, pelatihan dan lain-lain. Selain itu, merupakan tanggapan atas beberapa email yang menanyakan betapa sulitnya strategi memasarkan produk atau inovasi baru.
Sumber :http://elqorni.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan masukan komentar Anda