PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Good
Corporate Governance (CG) merupakan isu yang relatif baru dalam dunia manajemen
bisnis. Secara umum, Corporate Governance terkait dengan sistem mekanisme
hubungan yang mengatur dan menciptakan insentif yang pas diantara para pihak
yang mempunyai kepentingan pada suatu perusahaan agar perusahaan dimaksud dapat
mencapai tujuan-tujuan usahanya secara optimal.
Corporate
Governance itu adalah suatu sistem yang dibangun untuk mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan sehingga tercipta tata hubungan yang baik, adil dan
transparan di antara berbagai pihak yang terkait dan memiliki kepentingan (stakeholder)
dalam perusahaan.
Good
Corporate Governance (GCG) juga berarti suatu proses dan struktur yang
digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan akuntabilitas perusahaan
dengan tujuan utama mempertinggi nilai saham dalam jangka panjang dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholder lain.
Good
Corporate Governance (GCG) mendapatkan perhatian
luas setelah terjadinya berbagai /krisis seperti
krisis moneter di Indonesia ataupun skandal
Enron di Amerika Serikat. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
pentingnya CGC maka kami melakukan studi mengenai pelanggaran CGC yang terjadi
pada Enron dan PT Katarina Utama Tbk.
1.2 Rumusan
Masalah
Dalam menyusun makalah ini, kami menggunakan skema 5W+1H dalam merumuskan masalah mengenai
- Apa yang terjadi pada skandal Enron
- Siapa pihak-pihak yang terlibat dan terkena dampak dari skandal Enron
- Kapan terjadinya runtutan skandal Enron
- Mengapa skandal Enron dapat terjadi
- Prinsip GCG apa saja yang telah dilukai oleh Enron
- Bagaimana dampak skandal Enron terhadap tata kelola dan profesi akuntan
1.3 Tujuan
Penulisan
Memahami
isu-isu, prinsip-prinsip, dan praktik-praktik yang terlibat dalam
harapan-harapan baru ini merupakan hal yang penting untuk mengantisipasi dan
mempertimbangakan hal apa saja yang sesuai untuk tata kelola dan perilaku yang
tepat bagi perusahaan dan para akuntan profesional di masa depan. Dihadapkan
dengan pilihan menerapkan suatu aliran pedoman dan peraturan baru, para
pebisnis dan akuntan profesional akan menemukan bahwa tugas mereka difasilitasi
oleh pemahaman akan esensi etika yang berdasarkan apda inisiatif-inisiatif yang
baru.
PEMBAHASAN
Studi Kasus 1:
Skandal Enron dalam Runtutan Reformasi Tata Kelola
Sekilas Tentang
Enron Corporation dan KAP Anderson Enron
Corporation
Pada
tahun 1985, Enron didirikan oleh Kenneth Lay melalui merger antara Houston
Natural Gas dan InterNorth. Perusahaan yang bergerak di bidang energi
tersebut melakukan penjualan listrik dengan menggunakan harga pasar pada awal
tahun 1990. Adanya hasil Kongres Amerika Serikat yang memutuskan untuk
melakukan deregulasi penjualan gas alam telah menyebabkan Enron mengalami
peningkatan pendapatan yang signifikan. Enron merupakan penjual gas alam
terbesar pada tahun 1992 di Amerika Utara, kontrak penjualan gas Enron
menghasilkan laba sebelum pajak sebesar $122 juta, dan merupakan penyumbang
kedua terbesar dalam laba usaha perusahaan.
Dalam
upaya untuk memperluas pertumbuhan bisnis perusahaan, Enron menerapkan strategi
bisnis diversifikasi. Perusahaan tersebut memiliki dan mengoperasikan berbagai
aset meliputi gas pipelines, electricity plants, pulp and paper plants, water
plants, dan broadband services. Perkembangan pesat Enron telah menyebabkan
harga saham perusahaan tersebut mengalami kenaikan sebesar 311% dari awal tahun
1990 sampai akhir tahun 1998. Pada tahun 1999 harga saham mengalami kenaikan
sebesar 56% dan pada tahun 2000 sebesar 87%. Harga saham per lembar
perusahaan adalah sebesar $83.13.
Dari
hasil survey majalah Fortune tentang “Most Admired Company”, Enron dinobatkan
sebagai “the Most Innovative Company” di Amerika.
Pada
tahun 2001, Enron telah menjadi konglomerat yang memiliki dan
mengoperasikan gas pipelines, electricity plants, pulp and paper
plants, water plants, dan broadband services berskala
internasional, dan sahamnya diperdagangkan secara luas di pasar modal.
Sepanjang
akhir periode 1990-an, saham Enron naikks ecara perlahan-lahan di NYSE, dengan
rentang perdagangan $20-$40. Dalam beberapa bulan awal tahun 2000 harga saham
Enron melonjak menjadi $70 dan mencapai puncaknya pada Agustus 2000 pada harga
$90,56 dan menutup tahun dengan harga saham mendekati $80. Pada tahun 2001,
tren tersebut menurut secara drastis hingga suatu titik dimana saham Enron
sebenarnya sudah tidak berharga lagi. Pada tanggal 2 April 2002, saham Enron
hanya bernilai 24 sen pada pasar over-the-counter.
KAP
Arthur Andersen
KAP
Arthur Andersen didirikan pada tahun 1913 oleh Arthur Andersen dan Clarence
Delany sebagai Anderse Delany & Co. Perusahaan tersebut berubah nama
menjadi Arthur Andersen & Co. pada tahun 1918.
Andersen
memimpin perusahaan sampai kematiannya pada tahun 1947, beliau adalah aktivis
pembentukan standar dalam industri akuntansi. Ketika munculnya opsi saham dalam
bentuk kompensasi, Arthur Andersen adalah KAP pertama yang mengusulkan ke FASB
bahwa opsi saham harus disertakan pada laporan biaya sehingga berdampak pada
laba bersih seperti kompensasi dalam bentuk tunai.
Setelah
konsultasi IT ditetapkan pada tahun 1980, Arthun Andersen pun mengembangkan
praktek konsultasi di bidang IT tersebut, sementara KAP lain masih berfokus
pada konsultasi jasa audit. Pada akhir tahun 1990-an, Arthur Andersen telah
berhasil mengali-tigakan pendapatan per saham para partnernya.
Sesuai
perkiraan, Arthur Andersen berjuang untuk menyeimbangkan antara “faithfulness
to accouting standards” dengan “its clients’ desire to maximize profits”,
khususnya di laporan laba rugi kuartalan. Arthur Andersen telah diduga terlibat
dalam penipuan akuntansi dan audit pada Sunbeam Products, Waste Management
Inc., Asia Pulp & Paper, Baptist Foundation of Arizona, WorldCom, dan
Enron.
Kronologis Kasus
§ 1985 — Perusahaan gas
alam Houston Natural Gas dan perusahaan sistem perpipaan,InterNorth melakukan
merger dan membentuk enron. Kenneth Lay,
ekonom dan mantan Departemen Interior US yang
sebelumnya menjabat sebagai CEO Houston Natural Gas terpilih sebagai CEO.
§ 1987 —
Enron memiliki hutang sampai dengan 75% dari nilai
pasar saham.
§ 1989 — Enron mulai
melebarkan sayap bisnisnya dalam perdagangan gas alam dan komuditas lainnya.
§ 1990 — Lay mempekerjakan Jeffrey
Skilling, seorang lulusan muda MBA Harvard
untuk menjadi kepala departemen keuangan Enron yang bertugas untuk
memimpin usaha perusahaan untuk fokus pada perdagangan komoditi lainnya.
§ 1991 — Richard
Causey berhenti dari Arthur Andersen dan bergabung dengan Enron
sebagai Assistant Controller.
§ 1993 — Sheron
Wattkins mulai bekerja di Enron. Pada kasus Enron ini ia sebagai wakil
presiden. Diamenyadari bahwa meskipun harga saham
cukup tinggi sehingga nilai lebih dapat
digunakan untuk menutupi hutang entitas khusus,
namun ia tahu bahwa ketika harga saham turun akan memicu tak
solvabelnya entitas dan mengembalikan hutang pada
laporan keuangan Enron.
§ 1997 — Skilling diangkat
menjadi President and Chief Operating Officer of Enron. Di tahun
iniFastow menciptakan Chewco, sebuah partnership, untuk membeli
saham pensiun University of California di perusahaan jount venture yang
dijuluki JEDI, tetapi Chewco tidak memenuhi persyaratan untuk dapat disimpan di
balance sheet Enron. Akhirnya, tahap pertama yang memicu kejatuhan Enron
dimulai, yaitu: menyembunyikan utang dan menggelembungkan laba
§ 1998 — Fastow diangkat
menjadi Chief Finance Officer.
§ 1999 — Causey diangkat
menjadi Chief Accounting Office. Fastow menciptakan SPE pertama, LJM, yang
konon dibuat untuk “membeli” “kinerja buruk aset Enron dan lindung nilai
(hedge) investasi-investasi beresiko. SPE LJM ini membantu Enron dalam
menyembunyikan utang perusahaan dan menggelembungkan laba. Direksi Enron
menyetujui rencana Fastow untuk menjalankan SPE yang melakukan penawaran dengan
Enron, sekaligus terus menjabat sebagai Chief Financial Officer Enron. Causey dan
mantan Chief Risk Officer, Rick Buy, dtugaskan untuk mengawasi
kesepakatan tersebut untuk melindungi kepentingan Enron..
§ Agustus 2000 — Harga
saham Enron mencapai titik tertinggi yaitu $90.
§ Desember 2000 — Enron
mengumumkan bahwa Skiling yang pada saat itu menjabat sebagai
President and Chief Operating Officer akan meneruskan posisi Lay,
yaitu sebagai CEO Enron DI Februari 2001 nanti. Lay tetap
sebagai Chairman of the Board of Directors.
§ 2001 — Sherron
Watkins yang pada saat itu sebagai wakil presiden di bawah Fastow,
mulai curiga dengan praktek akuntansi yang dilakukan Fastow. Sepanjang harga
saham Enron cukup tinggi, nilainya akan mencukupi untuk menutupi saldo hutang
SPE dan hutang tersebut tetap di luar pembukuan Enron. Tetapi, jika harga saham
jatuh, maka akan memicu aturan yang memaksa perusahaan untuk membubarkan SPE
dan memasukkan hutang dan aset yang terlalu tinggi pada laporan keuangan
Enron.Namun, di semester ke dua tahun 2001, saham Enron mulai jatuh dari angka
$80 per saham. Karena harga sahamnya jatuh, akuntan Enron berjuang untuk
menghimpun hutang dan aset pada Spesial Purpose Entities sehingga dapat menghindari
pencatatan tersebut di laporan keuangan perusahaan.
§ 14 Agustus
2001 —
Karena para investor mulai curiga dan harga saham Enron jatuh sampai $ 47 per
saham, Skilling tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatan presiden dan CEO
dengan alasan pribadi. Lay kembali menjadi CEO.
§ 22 Agustus
2001 —
Setelah semakin yakin bahwa Enron dalam keadaan mengkhawatirkan, Sherron
Watikins secara pribadi menemui Ken Lay dan Legal
Departement dengan membawa enam halaman surat yang
menjelaskan pelanggaran akuntansi yang berhubungan dengan Special Purpose
Entities dan memperingatkan mereka tentang kecurangan yang dilakukan,
yang kemudian ia sebut kecurangan akuntansi “the worst accounting
fraud I had ever seen”.Namun demikian
Lay dan pengacaranya hanya diam saja, Lay berpendapat
bahwa tidak ada yang salah dengan apa yang telah dilakukannya meskipun Special
Purpose Entities harus dibongkar karena harga saham Enron yang terus
menurun. Lay malah mengumumkan pada pekerja dan
investor bahwa pertumbuhan Enron di masa
mendatang baik, dan menganjurkan pada investor
untuk terus menanamkan saham di Enron.
Ironisnya, Lay dan eksekutif lainnya menjual secara diam-diam saham
mereka. Watkins juga mengontak temannya di
Arthur Anderson untuk mendiskusikan permasalahannya pada
kepala auditor, namun tidak dilakukan oleh temannya itu.
§ 16 Oktober 2001 —
Enron mengumumkan kerugian sebesar $638 pada kuartal III. Enron juga
mengambil alih hutang dan aset entitas khusus, hal ini menurunkan
$544 juta atas laba dan mengurangi nilai
ekuitas pemegang saham sebesar $1.2 milyar yang berasal dari:
write-off terkait gagalnya usaha perdagangan broadband dan air, transaks SPE
LJM2, kemitraan yang awalnya dibuat oleh Fastow untuk hedging nilai aset dan
menjaga ratusan juta dollar utang dari rekening perusahaan.
§ 19 Oktober 2001 — Securities
and Exchange Commission mengeluarkan perintah penyelidikan atas keuangan Enron.
§ 22 Oktober 2001 — SEC
mengumumkan bahwa mereka sedang menyelidiki Special Purpose Entities yang
dimiliki Enron. Lay mengatakan, “We will cooperate fully with the SEC and look
forward to the opportunity to put any concern about these transactions to
rest.”
§ 24 Oktober 2001 — Fastow
dipecat dari Enron.
§ 5 November 2001 —
Bendahara Enron, Ben Glisan Jr. dan pengacara Enron, Kristina Mordaunt, dipecat
karena berinvestasi di SPE bentukan Fastow. Masing-masing menginvestasikan
$5,800 di 2001 dan menerima pengembalian $1,000,000 hanya dalam beberapa minggu
kemudian.
§ 8 November 2001 — SEC
memerintahkan Enron untuk menyajikan kembali seluruh laporan keuangannya selama
5 tahun, dari tahun 1997-2001, untuk menggabungkan SPEnya ke dalam laporan
keuangan perusahaan. Penyajian kembali dibuat untuk mengurangi ekuitas pemegang
saham sebesar 1,2 milyar dolar AS dan untuk menambah hutang perusahaan sebesar
2,6 milyar dolar AS. Penyajian kembali ini, mencakup transaksi dengan kemitraan
Fastow yang lain: LJM Cayman, LJM1, Chewco dan Chewco Investment. Chewco
dikelola oleh karyawan Enron Global Finance, Kopper yang dilaporkan kepada
Fastow.Penyajian kembali terkait LJM1 dan Chewco, seperti yang sebelumnya
dibebankan pada laba dan pengurangan ekuitas pemegang saham, jumlahnya sangat
besar. Hal ini mengurangi mengurangi laporan laba rugi Enron sebesar $28juta
pada tahun 1997 (dari total $105juta); $133 juta pada tahun 1998 (dari total
$703); $248juta pada tahun 1999 (dari total $893); dan $99juta pada tahun 2000
(dari total $979).Penyajian kembali tersebut mengurangi ekuitas pemegang saham
yang dilaporkan sebesar $258 juga pada tahun 1997; $391juta pada tahun 1998;
$710 juta pada tahun 1999; dan $754juta pada tahun 2000.Penyajian kembali
tersebut juga meningkatkan laporan utang sebesar $711 juta pada tahun 1997;
$561 juta pada tahun 1998; $685 juta pada tahun 1999; dan $628 juta pada tahun
2000.Enron juga mengungkapkan untuk pertama kalinya bahwa mereka telah
mengetahui juga Fastow menerima lebih dari $30 juta dari LJM1 dan LJM2.
Pengumuman ini menghancurkan kepercayaan pasar dan para investor terhadap
Enron.
§ 9 November 2001 — Dynegy
Inc., rival Enron, menyatakan perjanjian untuk membeli lebih dari $8 miliar
dalam bentuk saham
§ 19 November 2001 — Enron
merevisi laba kuartal III dan menyatakan utang sebesar $690 juta yang jatuh
tempo pada 27 November 2001
§ 28 November 2001 —
Saham Enron terjun bebas dibawah $1 yaitu 24 sen membuat Dynegy membatalkan
rencana pembelian saham Enron.
§ 2 Desember 2001 — Enron
menyatakan kebangkrutan / palit, ribuat pekerja diberhentikan
§ 9 Januari 2002 — Departemen
Kehakiman menegaskan bahwa investigasi kriminal terhadap Enron telah dimulai
§ 10 Januari 2002
— White
House mengungkapkan bahwa Lay meminta bantuan dari dua orang anggota kabinet
sesaat sebelum Enron runtuh, tetapi tidak mendapat respon. Auditor Enron,
Arthur Anderson terbukti menghancurkan dokumen-dokumen Enron
§ 23 Januari 2002
— Lay
mengundurkan diri dari jabatan Chairman of Board of Directors dan CEO Enron
§ 25 Januari 2002
— Cliff
Baxter, mantan kepala unit perdagangan yang kemudian sempat menjadi wakil
presiden (sebelum mengundurkan diri pada Mei 2001) ditemukan tewas bunuh diri
dengan luka tembak.
§ Februari 2002
— Sherron
Watkins hadir sebelum kongress komite dan membuka
pada publik apa yang ia ketahui seputar
praktik akuntansi perusahaan. Ia dilabeli
“whistlebower pemberani” oleh pers
§ 4 Februari 2002
— Lay
mengundurkan diri dari Board of Directors
§ 7 Februari 2002
— Skiling,
Fastow, dan mantan ajudan Fastow, Michael Kopper muncul dalam KOngres dengan
McMahon dan pengancara Enron, Jordan MIntz. Skiling bersaksi sedangkan Fastow
dan Kopper meminta Hak Amandemen Kelima
§ 12 Februari 2002
— Lay
meminta Hak Amandemen Kelima pada sidang Senat setelah menyatakan “kesedihan
yang mendalam” atas keruntuhan Enron.
§ 28 Februari 2002
— KAP
Andersen menawarkan ganti rugi $750 jutar untuk menyelesaikan berbagai gugatan
hukum yang diajukan kepada KAP Andersen. Pemerintahan Amerika (The US General
Services Administration) melarang Enron dan KAP Andersen untuk melakukan
kontrak pekerjaan dengan lembaga pemerintahan di Amerika.
§ 14 Maret 2002 — Mantan
Auditor Arthur Anderson untuk Enron, David Dunchan, didakwa karena telah menghancurkan
dokumen Enron terkait usaha penggagalan investigasi. KAP Andersen terus
menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan klien,
pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan yang
meningakat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.
§ 22 Maret 2002
— Mantan
ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut untuk melakukan revisi
terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP Andersen mengusulkan
agar manajeman KAP Andersen yang ada diberhentikan dan membentuk suatu komite
yang diketuai oleh Paul sendiri untuk menyusun manajemen baru.
§ 26 Maret
2002 — CEO
Andersen Joseph Berandino mengundurkan diri dari jabatannya
§ 9 April 2002 — David
Duncan, mantan auditor Andersen untuk Enron, mengaku bersalah karena telah
mengintruksikan stafnya untuk menghancurkan dokumen sesuai kebijakan
perusahaan. Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri sebagai presiden dan
Chief Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1 Juni 2002.
§ 15 Juni 2002 — Andersen
dihukum. Juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen bersalah telah
melakukan hambatan terhadap proses peradilan,KAP Andersen diberhentikan sebagai
auditor Enron pada pertengahan Juni 2002. sementara KAP Andersen menyatakan
bahwa penugasan Audit oleh Enron telah berakhir pada saat Enron mengajukan
proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
§ 21 Agustus 2002
— Kopper
mengaku bersaalah atas pencucian uang dan konspirasi, mantan eksekutif Enron
pertama yang mencapai kesepakatan dengan Jaksa. Ia mengidentifikasikan
serangkaian SPE yang dirancang untuk membentuk imej palsu Enron yang sehat
secara finansial, sementara ia memperkaya dirinya, Fastow, dan lainnya.
§ 12 September
2002 — Tiga
mantan bankir National Westminster Bank didakwa atas penipuan kawat untuk
menyedot jutaan dollar dalam pendapatan yang ditujukan untuk atasan mereka
melalui investasi dalam SPE Fastow. Mereka berjuang untuk mendapatkan
ekstradisi
§ 16 Oktober 2002
— Andersen
dihukum dengan masa percobaan dan denda $500,000, Arthur Andersen telah
diblokir dan dilarang beroperasi sebagai KAP, dan hanya beberapa ratus karyawan
yang tersisa setelah hukuman ini.
§ 17 Oktober 2002
— Manten
trader terbaik Enron, Timothy Belden, mengaku bersalah atas wire-fraud dan
partisipasinya dalam skema untuk memainkan pasar energi selama krisis energi di
California pada tahun 2000-2001
§ 31 Oktober 2002
— Fastow
didakwa dengan 78 tuduhan konspirasi, penipuan, pencucian uang, dan lainnya
§ 26 November 2002
— Mantan
eksekutif tingkat menengah Enron, Larry Lawyer, mengaku bersalah karena telah
mengajukan formulir pajak palsu sehingga $80,000 pendapatan Enron disalurkan
kepadanya sebagai “hadiah” atas manipulasi pajak yang dilakukannya.
§ 4 Februari 2003
— Mantan
trader Enron, Jeffrey Richted, mengaku bersalah atas tindakan konspirasi dan
tidak jujur terhadap FBI dengan tujuan untuk membantu memanipulasi pasar
listrik di California pada tahun 2000.
§ 12 Maret 2003 — Dakwaan
atas tuduhan memalsukan $111juta pendapatan dari gagalnya kesepakatan
video-on-the-mand dengan Blockbuster dijatuhkan terhadap 2 mantan eksekutif
akuntan dan keuangan: Kevin Howard dan Michael Krautz
§ 30 April 2003 — Dakwaan
terhadap Fastow meningkat dari yang awalnya 78 dakwaan (31/10/2009) menjadi 98
dakwaan, sementara istrinya Lea Fastow, didakwa atas kejahatan dan konspirasi
pajak dan berpartisipasa dalam beberapa kegiatan suaminya. Lima mantan board
eksekutif lainnya dituduh berbohong pada Wall Street dan investor mengenai
kemampuan jaringan Enron untuk menggelembungkan Saham Enron. Mantan bendahara Enron,
Glisan, didakwa atas konspirasi dan pencucian uang dalam penawaran SPE yang
dilakukan Fastow. Mantan eksekutif keuangan, Dan Boyle, didakwa atas konspirasi
dalam penjualan pembangkit listrik palsu di dekat Nigeria ke Merrill Lynch,
untuk memenuhi target pendapatan Enron
§ 10 September
2003 —
Glisan mengaku bersalah atas perilaku konspirasi dan langsung dijebloskan di
penjara selama 5 tahun, menjadikannya mentan eksekutif pertama yang berada di
balk jeruji besu. Kemudian Glisan mulai bekerja sama dengan Jaksa.
§ 17 September
2003 —
Dakwaan terbuka atas 3 mantan bankir Merrril Lynch atas peran mereka dalam
kesepakatan pembangkit listrik palsu di Neigeria. Mantan eksekutif Merril Lynch
keempat dan mantan akuntan Enron kemudian dibebankan atas dakwaan yang sama.
§ 30 Oktober 2003 — David
Delainey, mantan chief executife di unit trading Enron, mengaku bersalah atas
tuduhan insider tradng, ia mengakui bahwa ia berada dalam skema “manajemen
senior” untuk memanipulasi pendapatan perusahaan dan melampaui ekspektasi
Wallstreet dengan menjual $4,2 juta dalam bentuk saham.
§ 14 Januari 2004 — Andrew
Fastow mengaku bersalah atas 2 tuduhan konspirasi dan setuju untuk mendekam di
penjara selama 10 tahun
§ 22 Januari 2004 — Mantan
akuntan top Enron, Causey, mengaku tidak tahu menahu tentang konspirasi dan
tuduhan sebagai “arsitek utama” dalam skema penipuan yang menyesatkan
investor
§ 19 Februari 2004 — Skiling
menambahkan dakwaan Causey dan mengaku tidak bersalah agar lepas dari 30
tuduhan termasuk: konspirasi, penipuan, dan insider trading.
§ 6 Mei 2004 — Lea
Fastow, mengaku bersalah atas tuduhan formulir pajak palsu, karena termasuk
kejahatan ringan LEa dihukum maksimal 1 tahun penjara.
§ 19 Mei 2004 — Mantan
sekretaris Enron, Paula Rieker, mengaku bersalah atas satu tuduhan insider
trading untuk menjua saham pada tanggal 5 July, mengetahui bahwa Enron
kehilangan uang lebih banyak daripada yang diklaim oleh publik
§ 7 Juli 2004 — Dakwaan
penyegelan terhadap Lay diserahkan
§ 8 Juli 2004 —
Lay menyerah kepada FBI. Dakwaan terbuka atas tuduhan berpartisipasi dalam
konspirasi untuk memanipulasi hasil keuagan Kuartalan; membuat pernyataan
publik palsu dan menyesatkan mengenai kinerja keuangan perusahaan; mengabaikan
fakta—fakta yang diperlukan untuk membuat laporan keuangan yang akuran dan adil.
Lay mengaku tidak tahu (plead innocent).
§ 15 Juli 2004 — Hakim US
Bankruptcy, Judge Arthur Gonzalez, menegaskan rencana reorganisasi Enron dimana
sebagian besar kreditur akan menerima sekitar seperlima dari $63 juta yang
mereka miliki dalam bentuk tunai atau saham.
§ 30 Juli 2004 — Mantan
CEO Broadband Enron, Kenneth Rice, mengaku bersalah atas penipuan sekuritas dan
menggelapkan $13,7 juta dalam bentuk tunai dan properti yang meliputi perhiasan
dan sepasang mobil sport.
§ 5 Agustus 2004 — Mantan
trader top Enron, John Forney, mengaku bersalah di San Francisco atas
manipulasi harga listrik selama krisis listrik di California pada tahun
2000—2001
§ 25 Agustus 2004 —
Mantan kepala investor relations, Mark Koenig, mengaku bersalah karena telah
membantu dan bersengkokol dalam penipuan sekuritas. Koenig membantu menyajikan
laporan keuangan palsu kepada investor
§ 31 Agustur 2004 — Mantan
COO Enron, Kevin Hannon, mengaku bersalah atas 1 tuduhan konspirasi.
§ 20 September
2004 —
Sidang atas penipuan dan konspirasi 4 mantan eksekutif Merril Lynch Bank dan 2
mantan eksekutif mengah Enron dimulai
§ 7 Oktober 2004 — Mantan
asisten bendahara Enron, Timothy Despain, mengaku bersalah atas konspirasi dan
bersedia untuk bekerjasama dengan Jaksa
§ 15 Oktober 2004 — Seorang
hakim Inggris mendakwa 3 bankir Inggris dari Merril Lynch di Amerika Serikat
atas tuduhan penipuan yang berkaitan dengan Enron dapat diekstradisi untuk
diadili di Texas. Mereka masih berjuang melawan putusan tersebut
§ 19 Oktober 2004 — Seorang
hakim federal memberikan tuntutan terpisah dari Skiling dan Causey atas tuduhan
penipuan bank dan berbohong kepada bank mengenai penggunaan pinjaman untuk
membeli saham Enron, tetapi tetap memberikan hukuman yang sama untuk ketiganya
dalam tuntutan yang lain.
§ 3 November 2004 — Juri
memvonis 4 mantan eksekutif Merril Lynch Bank, termasuk mantan kepala investasi
perbankan, Daniel Bayly, dan mantan eksekutif menengah Enron, atas penipuan
dalam kasus pembangkit listrik palsu di Niagara. Seorang mantan akuntan Enron
dibebaskan.
§ 24 Februari 2005 —
Seorang hakim federal menjadwalkan sidang peradilan untuk Lay, Skiling, dan
Causey pada 17 Januari 2006.
§ 18 April 2005 — Sidang
peradilan Enron dimulai
§ 31 Mei 2005 — US
Supreme Courte (Mahkamah Agung US) memutuskan hukuman mantan auditor Andersen
yang menghancurkan dokumen secara massal tanpa harus menemukan maksud kriminal
dibalik tindakan tersebut.
§ 15 Juli 2005 — Mantan
akuntan eksekutif Enron, Christopher Calger, mengaku bersalah atas tuduhan
konspirasi yaitu berpartisipasi dalam skema pengakuan pendapatan prematur yang
tidak benar
§ 20 Juli 2005 —
Juri dalam persidangan Enron membebaskan 3 dari 5 terdakwa pada beberapa
tuduhan, namun mengalami deadlock pada 164 dakwaan. Kelima terdakwa tersebut
akan diadili dalam 3 sidang terpisah, Mai, Juni, dan September 2006.
§ 12 Desember 2005 —
Seorang hakim menyetujui penarikan pengakuan bersalah dari mantan auditor
Anderson yang mengaudit Enron, Duncan.
§ 28 Desember 2005 —
Causey mengaku beralah atas penipuan sekuritas dan bersedia mendekam di penjara
selama 7 tahun dan melayani pemerintah. Hakim US District, Judge Sim Lake,
menjadwalakn ulang sidang Lay dan Skiling menjadi 30 Januari 2006
§ 25 Mei
2006 —
Dalam jejak juri, Lay dan Skiling terbukti melakukan kecurangan
§ Juli 2006 — Kenneth
Lay meninggal karena serangan jantung sebelum ia dihukum
§ September
2006 — Fastow
menerima hukuman 10 tahun penjara
§ Oktober
2006 — Skiling
dihukum 24 tahun penjara atas penipuan
§ November
2006 — Causey
dijatuhi hukuman 5 tahun penjara
Who: Pihak-Pihak
yang Terlibat dalam Skandal Enron-Andersen
Pihak dari Enron
Corporation
a.
Kenneth Lay (Founder, Chairman dan CEO)
Enron ini dibangun dengan hutang dan
dalam kegiatan operasionalnya dia juga berhutang lagi kepada pihak lain.
Sehingga hutangnya semakin bertambah banyak. Ken Lay adalah seseorang yang
telah mendirikan Enron, tetapi dia membangun Enron dengan banyak hutang kepada
pihak lain. Ketika Enron mengalami keadaan yang sulit, dalam hal ini dalam
keadaan hampir bangkut, Ken Lay mengatakan perusahaannya dalam keadaan yang
baik-baik saja. Ken Lay ini adalah orang yang licik. Dia secara diam-diam mulai
menjual saham yang dia miliki. Para investor yang lainnya tidak mengetahui
bahwa perusahaan tesebut mengalami sebuah masalah, sehingga banyak orang yang
masih mau membeli saham yang dijual oleh Ken Lay tersebut.
b.
Jeffrey Skiing (Mantan
Presiden, dan COO)
Jeffrey Skilling ini adalah seorang yang
sangat pintar. Dia berhasil membuat Enron menjadi sebuah perusahaan perdagangan
yang sangat besar dan ekspansif. Namun, karena ambisinya mengesampingkan
rambu-rambu aturan yang berlaku baik aturan SEC maupun prinsip akuntansi yang
berterima umum.
Ia bersama Andrew Fastow memanipulasi
laporan keuangan Enron. Skilling merekrut Andrew Fastow, seorang ahli keuangan,
untuk membantu menjalankan bisnis perdagangan gas alam, dan keduanya telah
datang dengan gagasan yang pandai dalam melaporkan nilai dari kontrak jangka
panjang yang mereka beli atau jual.
Mereka membujuk Komisi Bursa Saham dan Surat
Berharga (SEC) AS untuk membolehkan mereka memakai metode “menilai pada harga
pasar” (mark to market) untuk diberlakukan pada kontrak mereka. Dengan metode
tersebut akan membuat tingkat diskonto yang rendah pada kontrak mereka,
sehingga membuat Enron melaporkan nilai aset (kontrak) dan laba yang tinggi
pada investor. Padahal kenyataannya nilai asset dan laba mereka lebih rendah
dari yang mereka laporkan.
c.
Andrew Fastow (Mantan CFO)
Dia memanipulasi untuk membentuk anak
perusahaan yang hanya dipakai oleh Enron untuk mendapatkan pinjaman dana dari bank.
Sehingga dalam laporan keuangan yang dimiliki oleh Enron tidak mengalami
penambahan hutang. dia bersama dengan orang-orang lainnya di Enron, memperkaya
dirinya sendiri dengan mendapatkan gaji yang tinggi dan pendapatan saham dari
SPE yang dibentuk olehnya itu.
Dia mencoba memecat Sherron Watkins yang
menghadap anggota kongres dan di hadapan umum mengutarakan apapun yang ia tahu
tentang praktek akuntansi perusahaan. Dia juga merampas komputer Sherron
Watkins ketika dia mengetahui bahwa dia mencoba memperingatkan atasannya
tentang masalah yang akan terjadi jika Enron terus melakukan manipulasi data
tersebut.
d.
Board of Directors
Dewan Direksi Enron gagal melidungi
pemegam saham Enron dan memberikan konstribusi pada kejatuhan perusahaan publik
terbesar ketujuh di AS, dengan membiarkan Enront terlibat dalam praktik
akuntansi beresiko tinggi, konflik transaksi kepentingan yang tidak pantas,
pengungkapan kegiatan penghancuran dokumen penting, dan kompensasi eksekutif
yang berlebihan. Dewan mengetahui hal ini tetapi lebih memilih untuk menutup
mata dan merugikan pemegang saham, karyawan, dan rekan bisnis.
e.
Karyawan Enron
Enron memaksa karyawan dalam hal
pengelolaan dana pensiun, dimana diharuskanpembelian saham perusahaan sebagai
dana pensiun, karyawan percaya atas reputasiperusahaan. Tujuan Enron adalah
menaikan harga saham perusahaan dengan cara ini. Dan pada saat masa jatuhnya
enron, para ekskutif yang terlebih dahulu tahu telah menjualsahamnya, sedangkan
karyawan hanya dapat menjual saham sampai pada harga 26 sen. Sangat banyak
terjadi kerugian pada karyawan. Baik financial maupun moral. Karyawan Enron
banyak yang tidak diterima di perusahaan lain.
f.
Sheron Wattkins
Sherron adalah seorang akuntan
profesional yang kompeten dan telah bekerja untuk Arthur Andersen selama
bertahun-tahun sebelum bergabung dengan Enron. Dia mengeluhkan praktik
akuntansi agresif yang dilakukan oleh Enron. Ketika Lay tidak merespon surat
yang ia tulis, Sharron pun memberikan kesaksian di depan komte penyelidikan.
Seandainya ada anggota dewan yang mendengarkan kekhawatirannya mengenai Enron,
mungkin tindakan pencegahand dapat dilakukan.
Pihak dari KAP
Arthur Andersen
Arthur Andersen memberikan sedikitnya 5
jasa atestasi dan non atestasi sekaligus. Peran Arhur Andersen dalam
skandal Enron adalah sebagai berikut:
- Sebagai Eksternal Auditor Enron
- Sebagai Konsultan akuntansi dan manajemen berkaitan dengan pengakuan SPE
- Sebagai Internal Auditor Enron
- Sebagai konsultan perpajakan Enron
- Sebagai penasihat, pengkasi dari pengungkapan masalah keuangan.
Budaya internal AA didorong oleh keinginan untuk mendapatkan penghasilan, sehingga Enron adalah salah satu sumber kekayaan AA. Mengingat fakta ini, AA dan personelnya dihadapkan pada beberapa konflik kepentingan, yang mungkin telah dilanggar dan melemahkan tekad mereka untuk bertindak dalam hubungan fidusia mereka sebagai auditor, termasuk:
1)
Mengaudit
kerja mereka sendiri sebagai konsultan SPE, menyebabkan kurangnya objektivitas
2) Kepentingan
diri sendiri berperang melawan kepentingan umum yang mengarah ke keingininan
untuk membuat manajemen Enron puas, yaitu:
- Kehilangan honor audit yang sangat besar
- Mitra yang tidak disukai Enron telah dihapus dari audit
- Ketidakpatuhan dengan kebijakan perusahaan dan kode etik, dan tidak memberitaukan hal ini kepada Board of Directors
- Perdebatan internal AA atas praktik akuntansi enrosn tidak disampaikan ke Komite Audit Internal Enron
- Pengungkapan publik tidak memuaskan investor
3). Staf auditor
AA banyak yang meninggalkan AA dan kemudian bergabung dengan Enron.Kekurangan AA diatas sebagian disebabkan
oleh:
- Kurangnya kompetensi, seperti yang ditampilkan dalam keputusan Ryhtmhs NetConnections
- Kegagalan pengendalian intern AA mengenai kepedulian terhadap “Kendali Mutu atau Standar Praktik” yang telah ditolak oleh personel audit yang bertanggung jawab terhadap Enron.
- Kurangnya informasi yang disebabkan oleh: staf Enron tidak memberikan informasi pentin, atau kegagalan sebagian personel AA dalam menemukan informasi.
- Kesalahpahhaman tentang peran fidusia yang perlu dilakukan auditor
g.
David B. Duncan
David menjadi karyawan Andersen selama
20 tahun, ia bertanggung jawab atas Enron sejak 1997, ia dibayar lebih dari $1
juta. David dipecat dari Andersen pada Januari 2002 dan dibebankan hukuman
karena telah memerintahkan staff Andersen untuk menghancurkan lebih dari 1 ton
dokumen yang berkaitan dengan Enron. Pada 9 April 2002, David mengaku bersalah
dengan hukuman maksimum 10 tahun, tetapi karena ia mengaku bersalah dan
bersedia menjadi saksi kemungkinan hukuman tsb dapat diringankan.
Pihak Lain
a.
Securities and Exchange Commission (US SEC)
SEC juga harus bertanggungjawab pada
kasus ini karena mereka memberikan persetujuan kepada Skilling dan Andrew
Fastow untuk menggunakan metode akuntansi yang menguntungkan bagi mereka.
Dalam hal ini seharusnya SEC tidak
menyetujui hal tersebut, karena hanya akan menguntungkan beberapa pihak saja,
dan pihak lainnya akan dirugikan dengan diperbolehkannya penggunaan metode
tersebut.
Jika SEC tidak memperbolehkan mereka
menggunakan metode tersebut, mungkin saja kasus ini tidak akan menjadi separah
ini. Dan banyak pihak yang bisa diselamatkan atau dihindarkan dari kasus ini.
b.
Mitra Kerja
Mitra kerja dan konsumen Enron dirugikan
dalam hal ini, sebut saja Blockbuster. Begitupun dengan pemasok dan kreditor
yang bekerja sama dengan Enron.
c.
Investor
Sebagai hasil dari skandal Enron, investor
baik pribadi maupun kelompok, kehilangan jutaan dollar karena mereka
mendapatkan informasi yang salah mengani kinerja keuangan perusahaan, semua
pemegang saham kehilangan uang yang telah mereka investasikan setelah Enron
jatuh bangkrut. Pemegang saham kehilangan hampir $11miiliar ketika harga saham
Enron yang tadinya mencapai $90 menjadi anjlok ke angka 24 sen. Investor yang
trauma sulit untuk kembali berinvestasi setelah skandal ini.
d.
White House
Skandal ini semakin rumit dengan
ditengarainya keterlibatan banyak pejabat tinggi gedung putih dan politisi di
Senat Amerika Serikat yang pernah menerima kucuran dana politik dari perusahaan
ini. Bahkan, tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W. Bush merupakan
pemegang saham Enron.
Dalam daftar perusahaan penyumbang dana
politik, Enron tercatat menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat
ke-12 dalam penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam itu,
banyak orang curiga pemerintahan Bush dan para politisi telah dan akan
memberikan perlakuan istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini maupun dalam
proses penyelamatan perusahaan itu.
e.
Jaksa Penuntut Enron dan Departement of Justice
Penuntutan terhadap Enron (yang
seringkali diprakarsai oleh SEC) telah menyebabkan peningkatan ekspektasi
kinerja dan agresivitas kejaksaan, di mana penjahat kelas eksekutif dicurigai.
Eliot Spitzer (Attoney General for The Northen District of Illinnois) dan
Patrick J. Fitzgerald (US Attorney for the Nothern District of Illinois) muncul
sebagai jaksa umum dengan ikon “anjing penyerang” yang mengejar setiap
eksekutif Enron dengan penuh semangat. Spitzer lebih mengutamakan penjahat
selebriti dan eksekutif senior sebagai contoh bagi orang lain, terutamaa saat
SEC lambat untuk bertindak.
Spitzer dan Fitgerald menggunakan
praktik penawaran-penawaran saksi yang lebih rendah bagi eksekutif yang tidak
terlalu senior, terutama CFO, untuk ditukar dengan informasi dan kesaksian yang
dapat digunakan terhadap eksekutif yang lebih senior.
Penyebab
Terjadinya Skandal Enron
Begitu
kompleksnya model usaha yang dimiliki oleh Enron, yang terdiri dari beragam
produk, termasuk aset tetap dan perdagangan yang melampaui skala nasional telah
menyebabkan adanya keterbatasan akuntansi. Enron mengambil keuntungan penuh
dari keterbatasan akuntansi tersebut untuk menyusun dan memoles laporan
keuangan perusahaan.
Dua
hal utama yang mendasari permasalahan pada laporan keuangan Enron adalah
perdagangan yang meliputi kontrak jangka panjang yang kompleks dan struktur
transaksi finansial perusahaan yang berupa konsolidasi entitas bertujuan khusus
(special purpose entities).
Trading Business
dan Market-to-Market Accounting
Pada
bisnis gas alam Enron, perlakuan akuntansinya sangatlah mudah, yaitu pada
setiap periode tertentu, perusahaan akan membuat daftar biaya supply gas dan
pendapatan aktual yang diterima dari penjualan tersebut.
Namun
pada bisnis perdagangan, Enron mengadopsi mark-to-market accounting, yakni
begitu sebuah kontrak jangka panjang ditandatangani, present value dari future
inflows dari kontrak tersebut diakui sebagai pendapatan dan present value dari
biaya kontrak tersebut dianggap sebagai biaya. Dalam hal ini, keberlangsungan
kontrak jangka panjang tersebut seringkali dipertanyakan. Dengan adanya
kesulitan untuk penerapan matching principle antara profit dan cash, telah
memberikan laporan yang menyesatkan bagi investor. Unrealized gains and losses
pada market value dari kontrak jangka panjang (yang tidak di-hedging) kemudian
dilaporkan sebagai bagian dari pendapatan tahunan pada saat terjadinya. Sebagai
contoh, Enron melakukan kontrak kerjasama dengan Blockbuster Video pada tahun
2000. Pilot Project tersebut terdapat di Portland, Seattle dan Salt Lake City.
Berdasarkan proyek tersebut Enron kemudian mengakui estimasi profit sebesar $
110 juta walaupun berbagai kalangan mempertanyakan keberlangsungan teknis dari
proyek tersebut dan permintaan pasar. Ketika jaringan tersebut gagal,
Blockbuster menarik kerjasamanya dan Enron tetap meneruskan untuk mengakui
future profit walaupun kontrak tersebut berakhir dengan kerugian.
Special Purpose
Entities
Enron telah menggunakan ratusan special
purpose entities sampai dengan tahun 2001 dimana kebanyakan SPE tersebut
digunakan untuk mendanai pembelian forward contract dengan produsen gas untuk
menyuplai gas dalam sebuah kontrak jangka panjang. Namun beberapa SPE
kontroversial didesain secara khusus untuk mendapatkan tujuan pelaporan
keuangan yaitu memenuhi ekspektasi investor.
Sebagai contohnya, pada tahun 1997,
Enron berkeinginan untuk membeli kepemilikan dari beberapa joint venture, namun
Enron tidak mau memperlihatkan hutang miliknya yang digunakan untuk membiayai
akuisisi tersebut pada neraca perusahaan. Maka Enron menggunakan Chewco, sebuah
SPE yang dikontrol oleh Enron untuk menerbitkan hutang dengan Enron sebagai
penjamin untuk medapatkan kepemilikan pada joint venture seharga $ 383 juta.
Transaksi tersebut telah diatur
sedemikian rupa sehingga Enron tidak harus mengkonsolidasi Chewco ataupun joint
venture tersebut pada laporan keuangannya, sehingga Enron tidak perlu mengakui
hutang pada pembukuannya.
Seperti yang telah diakui Enron pada
bulan Oktober 2001, bahwa mereka telah melanggar standar akuntasi yang
mengharuskan sedikitnya 3% dari aset dimiliki oleh investor ekuitas independen.
Dengan mengabaikan persyaratan tersebut, Enron dapat menghindari konsolidasi
dari SPE tersebut. Sebagai akibatnya, neraca perusahaan tersebut mengalami
understated pada liabilitas dan overstated pada ekuitas dan pendapatan.
Selain itu, Enron hanya melakukan pengungkapan minim mengenai hubungannya
dengan SPE. Perusahaan tersebut hanya mengungkapkan bahwa mereka telah
melakukan hedging untuk menurunkan resiko pada investasinya melalui transaksi
dengan SPE. Sehingga investor tidak menyadari bahwa SPE tersebut telah
menggunakan saham dan jaminan finansial dari Enron, sehingga Enron tidak
terproteksi dari resiko. Di samping itu, Enron juga memperbolehkan beberapa
karyawan kunci di perusahaan untuk menjadi partner di SPE tersebut.
Secara garis besar, SPE dapat digunakan secara tidak
etis dan ilegal untuk:
- Melebih-lebihkan pendapatan dan laba
- Meningkatkan kas dan menyembunyikan utang ata kewajiban
- Menutupi kerugian terhadap investasi saham Enron pada perusahaan lain
- Menghindari-aturan-aturan akuntansi untuk penilaian saham Enron
- Secara tidak benar memperkaya beberapa eksekutif Enron
- Memanipulasi harga saham Enron sehingga menyesatkan investor dan memperkaya eksekutif Enron yang memegang opsi saham.
Penghindaran Pajak
Beberapa
Bank, KAP, bankir investasi, dan kantor pengacara bahkan politisi diduga
memberikan konsultasi mengenai penyembunyian pajak terstruktur pada 12
transaksi besar yang mencapai $2 miliar dari tahun 1995-2001. Manajemen Enron
menemukan bahwa transaksi pajak tidak hanya bisa menghemat pajak, tetapi dapat
digunakan untuk menciptakan laba dalam lapora keuangan. Setelah itu, departemen
pajak Enron tampak sebagai pusat “revenue center”.
Secara
umum, empat strategi yang digunakan Enron dalam transaksi terstruktur tersebut
adalah:
- Duplikasi kerugian ekonomi tunggal (mengurangi kerugian yang sama sebanyak dua kali)
- Pergeseran dari DPP aset tak tersusutkan (tidak kena pajak) menjadi suatu aset terususutkan (kena pajak)
- Timbulnya biaya pemotongan pajak untuk pembayaran pokok
- Timbulnya biaya jasa bagi pihak yang memberikan bantuan untuk WP lain.
Enron
mencatat kredit yang timbul dari 2 strategi pertama sebagai pendapatan
keuangan. Enron sengaja terlibat dalam transaksi yang sedikit atau tanpa tujuan
bisnis untuk mendapatkan perlakuan pajak dan akuntansi yang menguntungkan.
Sedangkan transaksi-transaksi rumit, kompleksitasknya direkayasa dengan saran
dari penasihat luar yang canggih. Para penasihat ini adalah:
Arthur
Andersen, Banker Trust, Vinson Elkins, Deloitte Touche, Akun-Gump-Straus, Chase
Manhattan, Deutsche Bank, dan Ernst Young.
Pada
kasus ini, Lea Fastow, istri Andrew Fastow yang pernah menjabat sebagai asisten
bendaharan mengaku bersalah atas tuduhan penipuan pajak, ia mengajukan formulir
pajak palsu. Lea dihukum 1 tahun penjara.
Budaya Perusahaan, Konflik Kepentingan,
Whistle-Blower
Banyak karyawan Enron mengetahui tentang
kurangnya integritas dalam transaksi SPE, tetapi hanya sedikit karyawan yang
berani maju untuk melaporkannya, dan Dewan Direksi Enron tidak mendengar
keluhan mereka.
Kekurangan integritas pada budaya Enron
berada dalam taraf yang cukup menyedihkan. Salah –satu teka-teki Enron yang
tidak dijelaskan adalah “mengapa orang-orang yang memiliki interaksi
berkelanjutan dengan anggota dewan ternyata tidak maju untuk mengungkapkan
kejanggalan tsb?”, seperti:
- Richard Causey, Chief Accounting Officer
- Richard Buy, Chief Risk Officer
- Ben Glisan, Bendahara dan akuntan senior
Jika mereka memiliki loyalitas kepada
perusahaan, seharusnya mereka melaporkan kejanggal SPE kepada anggota dewan. Kurangnya
loyalitas ini ada hubungannya dengan keinginan untuk memuaskan Fastow dan Lay
yang memberikan pengaruh signifikasn terhadap rencana insentif opsi saham
enron.
Kegagalan Fungsi
Dewan Direksi
Dewan
Direksi beroperasi di bawah undang-undang yang membebankan tugas fidusia kepada
mereka untuk bertindak dengan itikad baik, sewajarnya, dan dalam kepentingan
terbaik dari perusahaan an pemegang sahamnya.
Dalam
kerangka kerja tata kelola, Dewan Direksi Enron bertanggung jawab untuk
mengawasi lini bisnis Enron dan strategi untuk membiayainya. Salah satu bidang
usaha Enron, yaitu: bisnis perdagangan energi secara online, memerlukan akses
ke lini kredit yang luas.
Pada
saat yang sama, sifat dari bisnis ini menyebabkan fluktuasi laba yang besar
dari triwulan ke triwuan, sehingga mengarah pada pendanaan berbiaya rendah.
Lini bisnis lainnya, yaitu: jaringan serat optik (yang sebagian besar tidak
berguna) juga kekurangan kas.
Semua
anggota Dewasn Dieksi sangat menyadari dan mendukung fokus Enron di peringkat
kredit, arus kas dan beban utang. Semua orang akrab dengan strategi “asset
light”. Disinilah titik dimana Dewan Direksi Enron tidak menjalankan tugas
fidusia, mereka hanya bertindak demi kepentingan perusahaan bukan pemegang
saham.
Dampak dan
Keberlanjutan Skandal Enron
Meskipun
sebelumnya telah ada upaya untuk memperkuat tata kelola dan praktik akuntansi
sebelum terjadinya skandal Enron, gaung reformasi atas tata kelola baru
terdengar keras setelah terjadi kemarahan publik atas skandal Enron pada bulan
Desember 2001. Presiden Bush berjanji untuk melakukan reformasi lebih lanjut
untuk memperlambat dorongan pasar. Namun, gagal karena tak lama setelah skandal
Enron, datang berita mengejutkan bahwa perusahaan raksasa WorldCom juga
mengalami kesulitas keuangan.
Munculnya
WorldCom
Pada tahun 1990 terjadi masalah
fundamental ekonomi pada WorldCom yaitu terlalu besarnya kapasitas
telekomunikasi. Masalah ini terjadi karena pada tahun 1998 Amerika mengalami
resesi ekonomi sehingga permintaan terhadap infrastruktur internet berkurang
drastis. Hal ini berimbas pada pendapatan WorldCom yang menurun drastis
sehingga pendpatan ini jauh dari yang diharapkan. Padahal untuk biaya akuisisi
dan untuk membiayai investasi infrastruktur WorldCom menggunakan sumber
pendanaan dari luar atau utang.
Nilai pasar saham perusahaan WorldCom
turun dari sekitar 150 milyar dollar (januari 2000) menjadi hanya sekitar $150
juta (1 juli 2002). Keadaan ini membuatan pihak manajemen berusaha melakukan
praktek-praktek akuntansi untuk menghindari berita buruk tersebut.
Dalam laporannya pada 25 Juni WorldCom
mengakui bahwa perusahan mengklasifikasikan lebih dari $ 3,8 milyar untuk beban
jaringan sebagai pengeluaran modal. Beben jaringan adalah beban yang dibayar
oleh WorldCom kepda perusahaan lain untuk jaringan telekomunikasi, seperti
biaya akses dan biaya pengiriman pesan bagi WorldCom. Dilaporkan sekitar $
3,005 milyar telah salah diklasifiksi pada tahun 2001, sementara sisanya
sekitar $ 797 juta pada triwulan pertama tahun 2002.berdasarkan data WorldCom
$14,7 milyar pad tahun 2001 disajikan sebagai biaya.
Dengan memindahkan akun beban kepada
akun modal, WorldCommampu menaikkan pendapatan atau laba. WorldCom mampu
menaikan laba karena akun beban dicatat lebih rendah, sedangkan akun aset
dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi disajikan sebagai beban
investasi.
Pada 25 Juni 2002, saham WorldCom dari
$64,5 pada pertengahan 1999 menjadi kurang dari $2 per saham. Dan turun lagi
hingga kurang dari $1 yang akhirnya nilai sahamnya kurang dari 1 sen. Para
pegawai WorldCom yang mempunyai saham perusahaan sebagai bagian dari dana
pensiun mereka juga mengalami kerugian. Pada akhir tahun 2000 sekitar 32 % atau
$642,3 juta dana pensiun mereka berupa saham.Dan mengumumkan akan
memberhentikan 17.000 karyawan dari total 85 ribu karyawan.
Pada 21 Juli 2002, WorldCom mengikuti
program proteksi kebangkrutan sementara dari departemen kehakiman Amerika
serikat. WorldCom melaporkan aset sebesar $103 milyar dengan total utang $41
milyar. Kebangkrutan WorldCom merupakan kebangkrutan yang paling besar di
Amerika Serikat
Pada tahun 2004 WorldCom berubah nama
mnjadi MCI, dan CEO WorldCom diganti dari Ebbers menjadi John Sidgemore. Scott
D. Sullivan didakwa dengan hukuman penjara maksimum 25 tahun penjara sedangkan
Ebbers didakwa dengan hukuman penjara lebih dari 25 tahun.
Disahkannya
SOX
Pengumuman oleh WorldCom tentang
manipulasi laba akuntansi secara besar-besaran telah memukul pasar modal, media
dan juga politisi. Maka pada 30 juli 2002 disahkanlah Sarbanes-oxley act, yaitu
undang-undang baru yang mengatur reformasi tata kelola. Nama Sarbanes-oxley
sendiri diambil dari dua orang politisi yang menjadi inisitor undang-undang
tersebut.
SOX adalah hukum keamanan AS yang paling
jauh jangakauannya, yang berlaku semenjak US security Act of 1933 dan
Securities Exchange Act of 1934, yang mendorong SEC pada tahun 1934 untuk
menjalankan undang-undang tersebut. Banyak ketentuan SOX memerlukan
implementasi tindakan SEC, dan studi lebih lanjut untuk memperoleh jalan yang
terbaik sebagai pedoman masa depan.
SOX telah menciptakan sebuah kerangka
kerja peraturan internasional bagi perusahaan dalam mencari akses ke pasar
modal AS dan auditornya. SOX menetapkan standar baru pada tata kelola yang akan
diterapkan pada semua perusahaan perusahaan yang telah terdaftar di SEC, yaitu
yang terdaftar dibursa saham AS termasuk perusahaan-perusahaan asing besar yang
terdaftar di bursa AS. Lebih dari 200 perusahaan terbesar di Kanada, dan banyak
perusahaan internasional besar lainnya, harus mematuhi peraturan ini.
Demikian juga SOX menetapkan kerangka
kerja baru untuk profesi akuntansi AS yang menggantikan pengaturan diri oleh
profesi dengan Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB). PCAOB akan
mengawasi semua KAP yang mengaudit perusahaan yang terlah terdaftar di SEC,
seperti halnya perturan akuntansi dan pengungkapan perusahaan-perusahaan
tersebut.
Bencana keuangan sebelumnya, termasuk
kegagalan tata kelola Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom, meningkatkan
kesadaran di AS, Kanada, Australia dan Inggris bahwa kerangka tata kelola harus
diperbaiki. Secara khusus, dalam rangka menghadapi krisis kredibilitas tata
kelola dan mengembalikan kepercayaan dalam system pasar modal
Perusahaan saat ini, tindakan yang
dibutuhkan untuk memenuhi harapan masyarakat mencakup hal-hal sebagai berikut
- Klarifikasi peran, tanggung jawab dan akuntabilitas dari dewa direksi, subkomitenya, diri para direktur pribadi dan auditor.
- Memastikan bahwa para direktur memiliki informasi yang cukup mengenai rencana dan kegiatan perusahaan, kecukupan kebijakan dan pengendalian internal untuk memastikan kepatuhan, dan kepatuhan actual, termasuk keprihatinan para whistle-blower.
- Memastikan bahwa para direktur memiliki kompetensi keuangan yang memadai dan keahlian lainnya yang diperlukan.
- Memastikan bahwa laporan keuangan akurat, lengkap, dapat dpahamidan transparan.
- Memastikan bahwa standar akuntansi memadai untuk melindungi kepentingan para investor.
Dampak
SOX Terhadap Tata Kelola, Akuntabilitas dan Manajemen
Kerangka tata kelola SOX akan
memfokuskan perhatian pada direktud dan manajemen pada isu-isu yang sangat
penting mengenai tata kelola dan proses pelaporan yang baik. Secara khusu,
perkembangan berikut akan membawa perubahan positif dan perubahan jangka
panjang yang:
- Fokus spesifik pada peningkatan akuntabilitas dan pelaporan kepada pemegam saham publik; pengendalian intern terkait dan sitem whistle-blower; serta atas sertifikasi CEO dan CFO, sertifikasi palsu akan dianggap sebagai tindak pidana.
- Penguatan peran komite audit, independensi penuh para direktur yang menjabat, arus informasi, serta kemampuan auditor untuk melaporkan dan terlibat dengan komite dalam diskusi yang bermakna.
- Klasifikasi peran, tanggun jawab, dan kompetensi dari para direktud dan komite dewan.
- Definis konflik kepentingan dan pentingnya menghindari situasi tersebut, serta kode etik bagi CFO dan lainnya
- Peningkatan denda yang dijatuhkan atas kesalahan.
Namun, sulitnya menemukan pakar keuangan
untuk menjabat sebagai direktur dan komite menjadi suatu tantangan tersendiri.
Persyaratan waktu dan risiko hukum telah meningkat, memaksa pengurangan jumlah
anggota dewan direksi, serta honor dewan dan komite audit menjadi lebih tinggi.
Pelatihan kompetensi direktur sedang tumbuh dan akan menjadi suatu norma.
Kecil kemungkinannya bahwa
perusahaan-perusahaan kecil dan perusahaan asing secara sukarela akan
mengadopsi sepenuhnya rezim tata kelola baru ini karena memakan waktu dan
biaya. Hal ini mungkin menciptakan sistem tata kelola 2 tingkat yang mungkin
tidak mendukung beberapa investor. Beberapa perusahaan akan mengundurkan diri
dari SEC dan Pasar Modal AS, seperti yang sudah dilakukan oleh Porsche.
Pada akhirnya, jika sistem tata kelola
SOX telah dilaksanakan, akankah kasus kegagalan Enron, WorldCom, dan bencana
keuangan lainnya dapat dihindari? Tentu saja tidak, contohnya Lehman Brothers,
paling tidak kini upaya untuk menghindarinya menjadi lebih tinggi.
Dampak
Terhadap Profesi Akuntan dan Praktik Audit
Menurut SOX salah satu penyebab
terjadinya kekacauan / fraud terhadap laporan keuangan adalah kondisi
hiruk-pikuknya jasa yang diberikan kantor akuntan publik, atau dikenal dengan
multi-disciplinary practice. Untuk menghindari conflict of interest dalam kode
etik akuntan; independent in appearance, sehingga dalam SOX Section 201
membatasi jasa-jasa non-audit. jasa-jasa berikut apabila diberikan bersamaan
dengan jasa audit akan bertentangan dengan hukum (unlawful):
- Pembukuan, atau jasa lain berkaitan dengan jasa pencataran akuntansi dan penyusunan laporan keuangan dari klien yang diaudit.
- Desain dan implementasi dari system informasi keuangan.
- Jasa appraisal atau valuation service, pendapat mengenai kewajaran (fairness opinions), atau laporan mengenai sumbangan dalam bentuk jasa (contribution-in-kind reports)
- Jasa aktuarial.
- Jasa-jasa audit internal (internal audit outsourcing services)
Selain itu, agar auditor tidak terlalu
dekat dengan klien sehingga dapat kehilangan objektivitasnya, SOX juga mengatur
rotasi atau pertukaran auditor. hal ini diatur dalam SOX Section 203,
menetapkan rotasi dari lead audit partner dan concurring audit partner setiap 5
(lima) tahun.
Profesi akuntansi AS kehilangan
kebebasannya untuk menawarkan layanan non-audit kepada klien. Layanan non-audit
yang ditawarkan telah dipangkas, dan karena layanan tersebut biasanya harus
disediakan oleh perusahaan yang tidak melakukan audit perusahaan sehingga
menjadi kurang efisien atau lebih mahal untuk melakukan audit kepada klien.
Margin upah layanan audit meningkat
secara dramatis sebagai akibat dari tuntutan yang sangat besar terhadap
kepatuhan pengerjaan Section 404 bersama dengan tinjauan atas integritas
pengendalian intern perusahaan dan keakuratan laporan keuangan. LOnjakan
permintaan jasa audit menimbulkan kurangnya tenaga audit yang memenuhi syarat.
Ada semacam protes terhadap biaya kepatuhan pengerjaan sesuai Section 404, diperkirakan
sebesar $7,8 juta pada tahun 2004 untuk masing-masing perusahaan. SEC berdalih
mereka tidak pernah mengatakan bahwa pekerjaan audit harus benar-benar lengkap,
tetapi berdasarkan penilaian. Hal ini sedikit melegakan ketakutan dari beberapa
CEO dan CFO yang khawatir akan hukuman penjara, serta pengacara dan auditor
yang menyarankan pendekatan ultrakonservatif.
Meskipun demikian biaya pengerjaan
Section 404 sangatlah besar. Namun jumlah biaya seluruh perusahaan terdaftar US
jika digabungkan ($5miliar) hasilnya masih lebih kecil dari padajumlah
uang yang lenyap pada skandal Enron ($90 miliar). Hubungan cost-benefir bahkan
lebih menguntungkan jika kerugian dari skandal perusahaan lainnya di masa depan
dapat dihindari. Biaya ini pun seharusnya semkin mengecil dari waktu ke waktu.
Sistem pengendalian intern yang lebih baik juga meningkatkan biaya audt tahunan
secara moderat.
Di AS dan yuridiksi asing, beberapa
kantor akuntan profesional kecil telah mendahului audit SEC atau pendaftar
pasar saham karena mereka tetap ingin memelihara margin praktik yang
terintegrasi. Hal ini berarti bahwa sistem auditor dua tingkat dikembangkan di
seluruh dunia. Satu untuk perusahaan besar dan satu untuk perusahaan kecil.
Dampak penuh SOX terus berkembang,
tetapi penguatan akuntabilitas, serta penguatan standar independensi dan
hubungan auditor ke subkomite audit, akan membantu auditor melayani kepentingan
publik.
Dampak Terhadap Profesi Akuntan dan
Praktik Audit di Indonesia
Pembentukan Sarbanes-Oxley Act berdampak
terhadap profesi akuntansi di Indonesia ada beberapa peraturan yang keluarkan
di Indonesia terkait dengan pembentukan Sarbanes-Oxley Act diantaranya:
- Keputusan Mentri Keuangan (KMK) Tgl 30 Sept 2002, No. 423/KMK.06/2002 Tentang Jasa Akuntan Publik. Selanjutnya Menteri Keuangan RI pada tanggal 5 Pebruari 2008 menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik yang merupakan penyempurnaan Keputusan Menteri Keuangan No. 423/KMK.06/2002 dan No. 359/KMK.06/2003 Tentang Jasa Akuntan Publik yang dianggap sudah tidak memadai).
- Keputusan Menteri BUMN Tgl 31 Juli 2002, Nomor: KEP-117/M-MBU/2002 Tetang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada BUMN
- Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Tgl 12 Nov 2002, Nomor: KEP-20/PM/2002. Tentang Independensi Akuntan yang memberikan jasa audit di Pasar Modal
- Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Tgl 22 Des 2003, Nomor: KEP- 40/PM/2003. Tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan
- Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Tgl24 Sept 2004, Nomor : KEP – 29/PM/2004, Tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit
Perusahaan yang telah menerapkan SOX di
Indonesia contohnya adalah PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Sebagai perusahaan
yang telah tercatat di bursa saham dalam negeri dan luar negeri berkomitmen
penuh untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan serta praktek tata kelola
perusahaan dengan pembenahan internal dan pemenuhan standard
internasional. Standard internasional khususnya aturan yang ditetapkan oleh US
Securities and Exchange Commission (US SEC) yang harus diadopsi oleh PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk, sebagai salah satu perusahaan yang telah
listing di New York Stock Exchange (NYSE), adalah Sarbanes Oxley Act (SOA).
Sistem pengendalian internal yang tercantum dalam Sarbanes Oxley Act merupakan
unsur penting dalam praktek Good Corporate Governance. PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk saat ini menerapkan tiga section Sarbanes Oxley Act, yaitu
section 302, section 404, dan section 906. Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan tiga section tersebut dapat diterapkan sebagai langkah awal
implementasi Sarbanes Oxley Act. Sedangkan untuk section lainnya, kemungkinan
di masa mendatang juga akan diterapkan secara bertahap bila perusahaan telah
mampu menjalankan tiga section tersebut dengan lengkap dan benar, serta adanya
pertimbangan manajemen terhadap benefit yang diperoleh.
Dampak
Terhadap Trend Etika Bisnis
Kasus Enron, Arthur andersen, dan
WorldCom memberikan kesadaran yang jah lebih besar dari masalah-masalah dan
tren etika yang sedang berjalan, termasuk konflik kepentingan dan kontrol
kepentingan pribadi, tugas fidusia direksi kepada pemegang saham, tugas
perusahaan dan auditor terhadap kepentingan umum, serta mkana sebuah bisnis
yang baik dalam mengembangkan suatu etika budaya.
Etika budaya tersebut harus didasarkan
pada kejujuran, keadilan, elas kasihan, integritas, kemampuan meramalkan dan
tanggung jawab, serta terfokus pada pengembangan kepercayaan dan respek untuk
kepentingan stakeholders. Pada kenyataannya, perusahaan-perusahaan AS dan asing
yang memiliki tata kelola yang baik telah melakukannya, hal ini mengindikasikan
bahwa mereka sudah melakukan apa yang direkomendasikan oleh SOX.
Etika dan reputasi menjadi lebih dikatikan
secara langsung daripada sebelumnya. Sebagai contoh, Arthur Andersen dijatuhkan
denda $500,000. Denda ini tidak signifikan dibandingkan dengan kehilagan
pendapatan di masa mendatang.
Sebuah perusahaan dengan reputasi tinggi
dan memiliki 85,000 karyawan hancur dalam waktu kurang dari 1 tahun. Manajemen
risiko yang komprehensif harus mencakup risiko etika dan perkiraan yang lebih
tinggi.
Strategi modern, pendekatan-pendekatan
audit berbasis risiko harus memasukan risiko etika. Sistem pengendalian intern
harus mencakup pemantauan risiko etika, dan sistem baru harus terus
dikembangkan untuk mendukungnya. Akhirnya, kebutuhan untuk bisnis dan
pendidikan etika profesional menunjukkan betapa pentingnnya etika untuk
perusahaan dan budaya perusahaan, serta kinerja para akuntan profesional kini
semakin jelas.
Dampak
Skandal Enron Terhadap AS
Dari segi politik, pemerintahan Bush,
yang menerima kontribusi dari Enron, menemukan diri mereka berada pada posisi
antar mengembalikan dana untuk Enron atau menymbangkannya untuk amal. Enron
juga mempengaruhi Amerika Serikat dalam beberapa hal penting. Jika ada satu hal
positif yang dapat diceritakan mengenai skandal Enron, satu hal itu adalah
bahwa skandal itu sendiri meningkatkan kesadaran akan pentingnya integritas dalam
Akuntansi dan bisnis, dan menyebabkan terciptanya pengamanan baru untuk
memastikan bahwa skandal seperti ini tidak akan terjadi lagi, setidaknya tidak
separah Enron.
Enron dengan sengaja menciptakan krisis
listrik palsu di California pada tahun 2000-2001. Antara 30%-50% perusahaan di
industri energi di Califfornia gulung tikar, bahkan mencapai 76% saat Enron
mendorong harga listrik lebih tinggi sampai 9 kali lipat.
Analisis
Kasus
Pelanggaran
5 Prinsip Tata Kelola pada kasus Enron-Anderson
National Committee on Governance (NCG,2006)
memublikasikan Indonesia’s Core of Good Corporate Governance pada
17 Oktober 2006.
Dalam kode GCG ini, NCG mengemukakan
lima prinsip GCG, yaitu:
1.
Transparansi (transparency)
Berkaitan dengan kewajiban bagi para
pengelola untuk menjalankan prinsip keterbukaan dalam proses keputusan dan
penyampaian informasi. Keterbukaan dalam menyampaikan informasi juga mengandung
arti bahwa informasi yang disampaikan harus lengkap, benar dan tepat waktu
kepada semua pemangku kepentingan.
Dalam Skandal Enron dimensi Transparasi
jelas dilanggar, hal ini dapat dilihat pada:
- Pembentukan SPE dengan tujuan melebih-lebihkan laba, meningkatkan kas dan menyembunyikan utang, menutup-nutupi kerugian terhadap investasi saham Enron pada perusahaan lain
- Memberikan informasi kinerja perusahaan yang menyesatkan kepada investor dan karyawan sehingga investor dan karyawan membeli saham Enron dalam jumlah besar pada saat harga saham Enron tinggi, sebelum anjloknya harga saham.
- Tidak memasukan transaksi SPE dalam Laporan Konsolidasi Enron, sehingga angka yang ada dalam neraca tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
- Penghancuran dokumen terkait SPE sebanyak lebih dari 1 ton kertas dengan tujuan menutup-nutupi kebenaran dan menghambat penyidikan
2.
Akuntabilitas (accountability)
Prinsip akuntabilitas adalah prinsip
dimana para pengelola berkewajiban untuk membina system akuntansi yang efektif
untuk menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya. Untuk itu, diperlukan
kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertangungjawaban setiap organ sehingga
pengelolaan berjalan efektif.
Dalam skandal Enron, pihak manajemen
tidak mengelola sistem akuntansi yang efektif sehingga menghasilkan laporan
keuangan yang tidak dapat dipercaya, hal ini dapat dicermati pada:
- SEC membolehkan buah perusahaan untuk mengeluarkan pencatatan SPE dari laporan keuangannya. Hal ini diperbolehkan jika terdapat pihak independen yang mempunyai control atas entitas tujuan tersebut dan apabila pihak independen tersebut memiliki setidaknya 3% dari seluruh SPE tersebut. Peraturan tersebut kurang tepat, karena seharusnya perusahaan tidak boleh mengeluarkan pencatatan SPE dari laporan keuangannya. Hal tersebut seharusnya dilaporkan dalam laporan keuangan konsilidasi yang dimiliki oleh perusahaan induk. Dalam kasus Enron ini, hal tersebut tidak dicatat dan tidak dilaporkan dalam laporan keuangan konsilidasi perusahaan induk, ditambah lagi pihak yang memiliki SPE adalah pihak internal Enron.
- Melakukan skema prabayar, yakni mencatat transaksi prabayar dalam pengiriman energi masa depan sebagai laba operasi dan arus kas saat ini, bukan sebagai arus kas dari operasi pembiayaan.
- Perhitungan pajak yang salah yaitu mengakui kerugian yang sama sebanyak dua kali dan mencatatnya sebagai pendapatan; dan merubah dpp aset tak tersusutkan (tidak kena pajak) menjadi aset tersusutkan (kena pajak)
- Melakukan praktik asset light, yaitu menjual aset pembangkin listrik secara langsung atau menjual kepentingan di dalamnya kepada investor secara lansung, dan mencatat pendapatan tersebut sebagai laba dari hasil “monetizing” dan “syndicating”
3.
Responsibilitas (responsibility)
Prinsip responsibilitas adalah prinsip
di mana para pengelola wajib memberikan pertanggungjawaban atas semua tindakan
dalam mengelola perusahaan kepada para pemangku kepentingan sebagai wujud
kepercayaan yang diberikan kepadanya. Prinsip tanggung jawab ada sebagai
konsekuensi logis dari kepercayaan dan wewenang yang diberikan oleh para
pemangku kepentingan kepada para pengelola perusahaan.
Skandal Enron memberikan contoh
pelanggaran tanggung jawab ini mempunyai dalam berbagai dimensi, yaitu:
1) Dimensi
ekonomi, Enron tidak bertanggungjawab untuk memberian keuntungan ekonomis bagi
para pemangku kepentingan. Dimensi ini juga melanggar prinsip fairness dimana
tidak semua pemangku kepentingan mendapatakan keuntungan ekonomis yang sama
bahkan ada yang dirugikan.
2) Dimensi
hukum, tanggung jawab manajemen Enron tidak diwujudkan dalam bentuk ketaatan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Enron melakukan ratusan transaksi
yang melanggar hukum, mulai dari konspirasi, penipuan, pemalsuan laporan, insider
trading, penipuan pajak, pencucian uang, dan penipuan sekuritas.
Vinson dan Elkins, pengacara eksternal
Enron sudah sudah menyadari adanya risiko tak terkendali dalam transaksi yang
dilakukan Enron, mereka juga telah mengajukan laporan penjabaran risiko kepada
Lay, namun akibat loyalitasnya kepada Lay mereka tetap menyetujui SPE yang
dikelola oleh Faslow dan SPE lain. Padahal dalam etika hukum, pengacara
eksternal memiliki kewajiban etis yang jelas untuk menarik diri dari transaksi
di mana klien jelas melanggar hukum.
3)
Dimensi moral, artinya sejauh mana wujud tanggung jawab tindakan manajemen
tersebut telah dirasakan keadilannya bagi semua pemangku kepantingan. Selama
prinsip fairness tidak terpenuhi, dimensi moral sulit untuk
dipertanggunjawabkan. Selain itu kegiatan perusahaan Enron tidak menghormati
nilai-nilai dasar yang mendasari ketertarikan pemangku kepentingan (hypernorms)
sehingga saat mendekati detik-detik keterpurukan, Enron tidak mendapat dukungan
dari pemangku kepentingan selain dengan cara curang.
4) Dimensi
spiritual, artinya sejauh mana tindakan manajemen telah mampu mewujudkan
akuntabilitas diri atau telah dirasakan sebagai bagian dari ibadah sesuai
dengan ajaran agama yang diyakininya. Eksekutif Enron hanya mengejar tujuan
lahirian dengan mengabaikan tujuan spiritual, dengan ini tahap yang dicapai
hanya PQ dan IQ saja.
4.
Independensi (independency)
Independensi adalah keadaan di mana para
pengelola dalam mengambil suatu keputusan bersifat professional, mandiri, bebas
dari konflik kepentingan, dan bebas dari tekanan/pengaruh dari mana pun yang
bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
pengelolaan yang sehat.
Pelanggaran prinsip ini terjadi pada,
sebagai perikut:
- Arthur Ardensen menyediakan setidaknya 5 layanan kepada Enron yaitu: (1) sebagai auditor eksternal yang mengaudit kewajaran laporan keuangan Enron; (2) sebagai Konsultan akuntansi dan manajemen, termasuk saat transaksi SPE; (3) sebagai penasihat perpajakan; (4) sebagai internal auditor Enron; (5) sebagai penasihat masalah keuangan. Kelima layanan tersebut memiliki fungsi yang saling bertabrakan bahkan tumpang tindih hingga menyebabkan hilangnya objektivitas Arthur Andersen.
- Banyaknya auditor Arthur Andersen yang kemudian pindah dan menjabat sebagai eksekutif Enron, seperti: Richard Causey, Sheron Wattkins, dan staff lainnya
- SPE seharusnya dimiliki oleh pihak independen, tetapi SPE yang bertransaksi dengan Enron adalah bentukan Fastow yang merupakan CFO Enron
5.
Kesetaraan (fairness)
Perlakuan yang setara merupakan prinsip
agar para pengelola memperlakukan semua pemangku kepentingan secara adil dan
merata, baik pemangku kepentingan primer (pemasok, pelanggan, karyawan,
pemodal) maupun pemangku kepentingan sekunder (pemerintah, masyarakat dan yang
lainnya). Prinsip ini juga sangat erat dan tumpang tindih dengan prinsip
akuntabilitas dan tanggung jawab.
Enron memperlakukan pemangku
kepentingannya dengan tidak adil, yaitu:
- Karyawan memperkaya diri mereka sendiri tanpa persetujuan Dewan Direksi (Kompensasi berlebihan).
- Konflik kepentingan yang tidak pantas, yaitu adanya Insider Trading dimana Dewan Direksi menyetujui CFO untuk mengoperasikan dana ekuitas swasta SPE LJM yang melakukan transaksi bisnis dengan Enron dan meperoleh keuntungan dari biaya Enron.
- Kegagalan tugas fidusida Dewan Direksi yaitu: gagal melindungi pemegang saham Enron dari kegiatan yang tidak adil sehingga merugikan pemegang saham, karyawan, dan rekan bisnis.
- Memanipulas krisis listrik di California dan menerapkan skema prabayar dan menetapkan harga listrik sangat tinggi sampai 9kali lipat demi keuntungan eksekutif Enron. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan di industri sejenis gulung tikar, pengangguran di California bertambah, masyarakan kesulitan mendapatkan listrik dan harus membayar mahal untuk itu.
- Karyawan diperlakukan tidak adil. Enron mengharuskan dana pensiun karyawannya diubah dalam bentuk saham. Tujuan Enron adalah menaikan harga saham perusahaan dengan cara ini. Dan pada saat masa jatuhnya enron, para ekskutif yang terlebih dahulu tahu telah menjuals ahamnya, sedangkan karyawan hanya dapat menjual saham sampai pada harga 26 sen. Sangat banyak terjadi kerugian pada karyawan. Baik financial maupun moral. Karyawan Enron banyak yang tidak diterima di perusahaan lain.
Pelanggaran
Etika dari Sudut Pandang Agency Theory
Jika dilihat dari Agency Theory,
Andersen sebagai KAP telah menciderai kepercayaan dari pihak stock holder atau
principal untuk memberikan suatu fairrness information mengenai
pertanggungjawaban dari pihak agent dalam mengemban amanah dari principal.
Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk
kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika
bisnis yang sehat.
Lalu apa yang dituai oleh Enron dan KAP Andersen
dari sebuah ketidak jujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak
etis adalah hutang dan sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi
banyak pihak disamping proses peradilan dan tuntutan hukum. Artinya secara
kasat mata kasus Enron (baik manajemen Enron maupun KAP Andersen) telah
melakukan malpraktik jika dilihat dari etika bisnis dan profesi akuntan antara
lain :
- Adanya praktik discrimination of information/unfair discrimination, melalui suburnya praktik insider trading, dimana hal ini sangat diketahui oleh Board of Director Enron, dengan demikian dalam praktik bisnis di Enron sarat dengan collusion. Kondisi ini diperkuat oleh Bussines Round Table (BRT), pada tanggal 16 Pebruari 2002 menyatakan bahwa : (a). Tindakan dan perilaku yang tidak sehat dari manajemen Enron berperan besar dari kebangkrutan perusahaan; (b). Telah terjadi pelanggaran terhadap norma etika corporate governance dan corporate responsibility oleh manajemen perusahaan; (c). Perilaku manajemen Enron merupakan pelanggaran besar-besaran terhadap kepercayaan yang diberikan kepada perusahaan.
- Adanya Deception Information, yang dilakukan pihak manajemen Enron maupun KAP Arthur Andersen, mereka mengetahui tentang praktek akuntansi dan bisnis yang tidak sehat. Tetapi demi trust dari investor dan publik kedua belah pihak merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron menjadi hancur berantakan.Bahkan CEO Enron saat menjelang kebangkrutannya masih tetap melakukan Deception dengan menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. KAP Andersen tidak mau mengungkapkan apa sebenarnya terjadi dengan Enron, bahkan awal tahun 2001 berdasarkan hasil evaluasi Enron tetap dipertahankan, hal ini dimungkinkan adanya coercion atau bribery, karena pihak Gedung Putih termasuk Wakil Presiden Amerika Serikat juga di indikasikan terlibat dalam kasus Enron ini.
- Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik- The big six- yang melakukan Audit terhadap laporan keuangan Enron Corp. tidak hanya melakukan manipulasi laporan keuangan Enron, KAP Andersen telah melakuklan tindakan yang tidak etis dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan kasus Enron. Arthur Andersen memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Disini Andersen telah ingkar dari sikap profesionallisme sebagai akuntan independen dengan melakukan tindakan knowingly and recklessly yaitu menerbitkan laporan audit yang salah dan meyesatkan (deception of information).
PENUTUP
Kesimpulan
v
Studi Kasus Enron
- Kebohongan yang dilakukan pada sebuah sistem terbuka seperti organisasi Enron cepat atau lambat pasti akan terbongkar dan dapat menyeret segolongan nama yang terkait dengan skandal perusahaan ini ke dalam pengadilan yang berujung pada penjara.
- Kasus – kasus kejahatan ekonomi tingkat tinggi selalu saja mengorbankan kepentingan orang banyak. Telah terjadi pelanggaran terhadap kode etik berbagai profesi seperti akuntan, pengacara dan sebagainya, dimana segelintir profesional tersebut serakah dengan memanfaatkan ketidaktahuan dan keawaman banyak orang. Hal ini mengakibatkan bencana yang mencelakakan banyak pihak seperti ribuan pekerja, pemegang saham, para pemasok, kreditor, dan pihak-pihak lainnya.
- Terbongkarnya praktek persekongkolan tingkat tinggi ini menjadi bukti bahwa praktek bisnis yang bersih dan transparan akan lebih langgeng ( sustainable ). Prinsip – prinsip tata kelola korporasi yang baik ( good corporate governance ) harus dijaga dan dipelihara. Pengelolaan haruslah dilakukan secara transparan, fair, akuntabel, serta menjaga keseimbangan lingkungan.
- Bagi pihak hukum, baik pengadilan maupun pengacara harus dengan tegas dan bijak untuk menangani kasus seperti ini agar tidak terjadi kejanggalan dan kerancuan dalam penyelesaian kasus – kasus seperti ini di kemudian hari. Segala bentuk kejahatan tidak boleh ditoleransi.
3.2
Saran
Studi
Kasus Enron
Kasus Enron menjadi sebuah pelajaran
bagi dunia bisnis di seluruh dunia. Apabila suatu praktik atau perilaku yang
dilandasi dengan ketidak-baikan akhirnya akan menuai ketidak-baikan pula. Saran
dari kelompok kami untuk entitas bisnis agar tidak jatuh seperti yang
dialami Enron :
- Menjunjung tinggi nilai-nilai spiritualitas dan etika agar setiap perilaku senantiasa berpijak untuk kebaikan semua.
- Jangan melakukan hal yang dapat merugikan orang banyak untuk memperkaya diri sendiri.
- Saran bagi KAP Arthur Anderson :
- Menjunjung tinggi kejujuran dan profesionalitas
- Mematuhi kode etik menggunakan prinsip Akuntansi Berterima Umum
- Menjaga integritas profesi dan tidak merangkap jabatan sekaligu
DAFTAR
PUSTAKA
Timeline: A chronology of Enron Corp. (2006,
January 18). Dipetik March 19, 2014, darihttp://www.nytimes.com/2006/01/18/business/worldbusiness/18iht-web.0117enron.time.html?pagewanted=all&_r=0
(2010). Laporan Keuangan dan
Laporan Internal. Jakarta: PT. Katarina Utama Tbk.
Sarbanes Oxley Act and Impact To
Accounting Profesion in Indonesia. (2010, November 26). Dipetik March 19,
2014, dari http://princesdavinaquu.blogspot.com/2010/11/sarbanes-oxley-act-and-impact-to.html
(2-3 Oktober 2012). Dalam Majalah
Bisnis Indonesia. Jakarta.
BAPEPAM. (2003, Agustus 10). Press
Release. Dipetik Maret 19, 2014, darihttp://www.bapepam.go.id/old/old/news/agt2003/Penegakan%20Hukum.PDF
Benston, G. J., & Hartgraves, A. L.
(2002). Enron: what happened and what we can earn from it.Elsavier Journal
of Accounting and Public Policy 21, 105-127.
Berenson, A., & Oppel Jr., R. A.
(2001, October 28). OncepMighty Enron Strains Under Scrutiny.
Dipetik March 19, 2014, dari http://www.nytimes.com/2001/10/28/business/once-mighty-enron-strains-under-scrutiny.html
Brooks, L. J., & Dunn, P.
(2011). Etika Bisnis & Profesi untuk Direktur, Eksekutif, dan
Akuntan.Jakarta: Salemba Empat.
Darmadji, T., & Fakhrudin, H. M.
(2001). Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba Emban
Patria.
Healy, M. P., & Palepu, G. K.
(Spring 2003). The Fall of Enron. Journal of Economic Perspectives Vol.
17 No.2, 3-26.
59
Hendarto, B. R. (2010, October
27). Pelanggaran Etika Bisnis dengan Menggunakan Studi Kasus Pada
Perusahaan. Dipetik March 18, 2014, dari Scribd:http://www.scribd.com/doc/40228705/KASUS-ENRON
J., W., & A. Tannebaum. (April 10,
2000). Big Companies Pay Audit Firms More for Other Services.The Wall Street
Journal, C1-C2.
KAP Akhyadi Wibisono. (2011). Laporan
Keuangan (audited) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. Jakarta:
PT Katarina Utama Tbk.
Moore, M. V., & Crampton, J.
(November 2003). Arthur Anderson: Challengin the Status Quo. The
Journal of Business Leadership (America National Business Hall of Fame),
71-89.
Penerapan Srbanes Oxley di
Indonesia .
(t.thn.). Dipetik March 19, 2014, darihttp://asdarmunandar.blogspot.com/2012/02/penerapan-sarbanes-oxley-di-indonesia.html
Santosa, M. B. (2005, 01 28). Menkeu
Bekukan Izin Dua Akuntan Publik. Dipetik 03 19, 2014, darihttp://finance.detik.com/read/2005/01/28/172324/281069/5/menkeu-bekukan-izin-dua-akuntan-publik
Senate Permanent Subcommittee on
Investigations. (2002, July 08). Report on the Role of the Board of
Directors in the Collapse of Enron. Dipetik March 14, 2014, dari U.S.
Government Printing Office: http://www.gpo.gov/fdsys/pkg/CPRT-107SPRT80393/pdf/CPRT-107SPRT80393.pdf
Septiani, W. (2013, December 7). Enron
Fall. Dipetik March 19, 2014, darihttp://buatbercerita.blogspot.com/2013/12/tugaskelompok-pengauditan-i-enron-fall.htmldiakses Maret 19
The Economist Magazine. (2001, 12 08).
Enron: The Amazing disintegrating firm. Adieu Arafat?
The Enron Scandal and Ethical Issues. (t.thn.).
Dipetik March 19, 2014, darihttp://www.ukessays.com/essays/accounting/the-enron-scandal-and-ethical-issues-accounting-essay.php.
Tuanakotta, T. M. (2007). Setengah
Abad Profesi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
[1] Paul
M. Healy dan Krishna G. Palepu, “The Fall of Enron”, Journal of Economic
Perspectives Volume 17, Number 2, (Massachushetts:Harvard Business
Scchoolm,Spring 2003), h.
[2] Leonard J. Brooks dan Paul Dunn,Etika
Bisnis & Profesi untuk Direktur, Eksekutif, dan Akuntan, terj. Kanti
Pertiwi, (Jakarta:Salemba Empat, 2011), h.86
[3] __,”Enron: The amazing disintegrated
firm”, The Economist Magazine (Dec 08, 2001)http://www.economist.com/node/896844 diakses
Maret 19, 2014
[4] Moore, Mary Virginia; Crampton, John (2000).
“Arthur Andersen: Challenging the Status Quo” (.PDF). The Journal of Business
Leadership (American National Business Hall of Fame) 11 (3): 71–89. http://www.anbhf.org/pdf/moore_crampton.pdf, diakses pada
Maret 18, 2014.
[5] J. Well and J.A. Tannenbaum, “Big Companies
Pay Audit Firms More for Other Services,” The Wall Street Journal (April
10, 2000), pp. C1-C2,http://online.wsj.com/news/articles/SB986848130788136961 (diakses
Maret 18, 2014)
[6] Redaksi NYTimes, “Timeline: A chronology of
Enron Corp.”,http://www.nytimes.com/2006/01/18/business/worldbusiness/18iht-web.0117enron.time.html?pagewanted=all&_r=0 diakses
Maret 19,2014
[7] Widya Septiani, Enron Fall, http://buatbercerita.blogspot.com/2013/12/tugaskelompok-pengauditan-i-enron-fall.html
diakses Maret 19,
2014
[8] Bambang Ruly Hendarto, Pembahasan Pelanggaran
Etika Bisnis dengan Menggukan Studi Kasus Pada Perusahaan, http://www.scribd.com/doc/40228705/KASUS-ENRON h. 1-3
diakses Maret 19,2014
[10] Senate Permanent Subcommite on
Investigation, “Report on the Role of the Board of Directors in the
Collapse of Enron”, http://www.gpo.gov/fdsys/pkg/CPRT-107SPRT80393/pdf/CPRT-107SPRT80393.pdf
[12] George J. Benston and Al L. Hartgraves,
“Enron: what happened and what we can earn from it”,Journal of Accounting
and Publiv Policy 21, (Elsavier, 2002), p. 105-127,http://bbs.cenet.org.cn/uploadimages/200311294124115529.pdf diakses
pada Maret 19, 2014
[13] The Enron Scandal and Ethical Issues, http://www.ukessays.com/essays/accounting/the-enron-scandal-and-ethical-issues-accounting-essay.php diakses
pada Maret 19, 2014
[14]ALEX BERENSON and RICHARD A. OPPEL Jr., Once-Mighty
Enron Strains Under Scrutiny, Published: October 28, 2001 http://www.nytimes.com/2001/10/28/business/once-mighty-enron-strains-under-scrutiny.html
[21] Theodorus M. Tuanakotta, Setengah Abad
Profesi Akuntansi, (Jakarta: Salemba Empat, 2007), h. 265- 271
[22] __, Sarbanes Oxley Act and Impact To
Accounting Profesion in Indonesia, dipublikasikan 26 November 2010, http://princesdavinaquu.blogspot.com/2010/11/sarbanes-oxley-act-and-impact-to.html
diakses Maret 19,
2014
[23] Asdar Munandar, Penerapan Srbanes Oxley di
Indonesia , dipublikasikan Februari 2012,http://asdarmunandar.blogspot.com/2012/02/penerapan-sarbanes-oxley-di-indonesia.html, diakses Maret
19, 2014
[24] The Enron Scandal and Ethical Issues, http://www.ukessays.com/essays/accounting/the-enron-scandal-and-ethical-issues-accounting-essay.php diakses
pada Maret 19, 2014
[28] BAPEPAM,Press Release Badan Pengawas Pasar
Modal, 10 Agustus 2003,http://www.bapepam.go.id/old/old/news/agt2003/Penegakan%20Hukum.PDF diakses
Maret 19, 2014
[29]M. Budi Santosa, Menkeu Bekukan Izin Dua
Akuntan Publik, 28/01/2005,http://finance.detik.com/read/2005/01/28/172324/281069/5/menkeu-bekukan-izin-dua-akuntan-publik diakses
Maret 19,2014
[30] Darmadji, Tjiptono; Fakhruddin, Hendy M. Pasar
Modal Di Indonesia. 2001. Jakarta: PT Salemba Emban Patria
[31] Laporan Keuangan (audited) PT Katarina Utama
Tbk untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010
Are you looking for best dissertation editing, writing and proofreading services? Our Dissertation Editors provide the highest standard of editing available
BalasHapusGenerally, a worthy essay title grabs the attention of the readers which makes to read the whole thing to further find out what you wrote and how you develop an argument within your essay or how much it is stated in an effective manner.. This is why giving a title to an essay is crucial – how effectively you are using words to start an essay and how creatively you are crafting your essay title.
BalasHapusI have gone through this article, and I found it really worthy. The in-depth content mentioned is really amazing and it really helped in gaining some insight in this topic. I would request you to have a look on the roadrunner email login , Bellsouth email login , Windstream Email Login , Bellsouth.Net Email Login , Www.Windstream.Net Email Login
BalasHapusmr pedro baru-baru ini membantu kami dengan pinjaman yang kami gunakan untuk mengembangkan bisnis kami. prosesnya luar biasa! dia sering menghubungi kami untuk check-in dan memberi tahu kami tentang apa yang terjadi selama pembayaran pinjaman kami. dia ramah dan mudah didekati dan selalu bisa menjernihkan pertanyaan yang kami miliki. kami memiliki pengalaman yang luar biasa bekerja dengan pedro!! hubungi petugas pinjaman email pedro: pedroloanss@gmail.com whatsapp: +18632310632
BalasHapusI commend the effort put towards developing this site, it contains such a nice content tansian university postgraduate admission 2023
BalasHapus